PART 13

34 4 0
                                    

Dunia itu luas namun juga sempit seperti pikiran kita yang tak selalu sama
------

Baru hari pertama aku bekerja rasanya cukup menguras energi dan otak. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 04.00 wib, aku sudah punya rencana lain bersama kak Niken di cafe. Sebelumnya aku sudah izin sama agung untuk pulang sendiri saja karena ada janji dengan kak Niken.

Drtttt...
Dek, jadikan traktir makan? Hehehehe...

Iya, bawel. Aku tunggu di cafe anggrek.

Sip😍

Berkas-berkas sudah tersusun rapi dimeja kerja. Sekarang giliran penampilanku, aku berputar-putar di kaca toilet. Kupoleskan makeup dan lipstik di wajah hingga wajah lelah seharian tadi bisa terlihat lebih fresh. Setelah sudah oke aku menuju halte yang tidak jauh dari lestoran. Setelah menunggu 1 jam akhirnya ada juga angkot yang lewat, dengan segera aku naik takut direbut oleh penumpang lain seperti beberapa angkot yang tadi berlalu. Akhirnya aku sampai di cafe anggrek, Kulihat dari jauh sudah ada kak Niken yang duduk dengan tatapan masam ke arahku.

"Gladis, kok lama kali sih datangnya?." Rengeknya sebelum aku duduk di bangku

"Iya, bawel. Gue tadi lama nunggu angkot."

"Gue udah lapar nih, cepetan pesen makanan." Sambil menunjuk kearah kertas orderan

"Ya udah pesan aja!" Perintahku

"Ish... Sombongnya mentang udah kerja" godanya dan membuatku semakin tinggi hati

"Iya donk"

"Oke gue pesan ya" ucapnya sambil menulis orderan untuk diserahkan ke waiters

Setelah kak Niken dan aku memesan beberapa makanan dan minuman. Kami mulai membuka obrolan sebelum orderan kami datang.

"Dis, kok kamu gak dianter agung ke sini?."

"Aku yang gak mau, soalnya aku kan janji mau makan berdua sama kak Niken aja. Kalau bawa agung berarti bertiga dong dan yang ketiga itu setan hahaha.." tawaku pecah seketika

"Jangan ketawa gitu kalau dis. Iya aku tau aku jomblo." Ucap kak Niken sambil memonyongkan bibirnya

"Ihh...apaan sih. siapa juga yang bilang dia jomblo. Lagian tadi bercanda, Selo  dong bro." Ejekku dengan lidah dijulurkan ke arahnya

Setelah itu kami tertawa lepas tanpa peduli pada pengunjung yang lain sampai akhirnya makanan datang ke meja. Kali ini kami membuat kesunyian yang cukup panjang dengan melahap semua makanan yang tersedia sampai kering tanpa sisa. Setelah kenyang kami membayar makanan  di kasir lalu pulang dengan perut yang terisi penuh.

Sesampainya di rumah, kulihat mbok  sudah berdiri tegap di depan garasi mobil. Kami heran kenapa mbok menunggu kami pulang di depan garasi mobil karena biasanya mbok pasti menunggu di depan pintu rumah untuk membawa tas laptop kak Niken ke kamarnya. Biasalah kak Niken adalah pekerja yang paling aktif dikantornya karena dia sering membawa pulang pekerjaan kantornya ke rumah. Kadang-kadang puluhan berkas yang harus di angkut ke dalam kamarnya sehingga bantuan mbok sangat diperlukan. Mungkin bosnya adalah satu-satunya orang yang percaya akan niat tulusnya tapi tidak dengan ku karena aku percaya dia punya maksud untuk itu, karena kak Niken pernah bercerita bahwa itu semua dilakukan hanya untuk mendapatkan bonus atau kenaikan gaji. Kak Niken memang wanita matre dibalik topeng cantik.

"Non Niken" panggilnya saat melihat kak Niken menatapnya dari dalam mobil

"Kenapa mbok?" Ucap kak Niken sambil membuka kaca mobil

"Itu, tuan besar bilang non disuruh ke ruang tamu ada yang mau dibicarakan katanya." Mbok menghampiri kak Niken

"Ada apa ya?" Kak Niken mengernyitkan dahinya sambil menginjak pedal gas.

"Aduh saya nggak tau non, sebaiknya non tanya sama tuan besar saja."

"Iya kak, lebih baik lo temuin papa sana. Penting kali mungkin."

"Ya udah deh, gue turun dulu dis. Lo masukin mobil ke garasi." Ucapnya sambil menunggu persetujuan dari ku

Setelah kak Niken masuk ke dalam rumah, kemudi mobil ku ambil alih. Kuputarkan mobil masuk ke arah garasi mobil sambil mentok pada posisi seharusnya. Lalu aku menyuruh mbok membantu ku membawa barang-barang kak Niken. Saat kaki ku hampir melangkah ketangga, tiba-tiba kak Niken berlari dan menabrakku hampir saja aku kehilangan keseimbangan untung ada mbok yang dengan sigap menahan belakangku.

Tentu saja aku binggung dengan apa yang barusan terjadi, kenapa Niken harus berlari seperti itu. Aku menatap ke arah mami dan papi yang masih duduk dengan santainya di sofa ruang tamu bersama beberapa tamu yang tampak kebingungan. Sebenarnya aku ingin bertanya tapi karena ada tamu aku takut tidak sopan akhirnya ku urungkan niatku. Akhirnya kulanjutkan langkahku menuju arah kamar kak Niken, tapi niatku untuk bertanya padanya juga pupus. Ku suruh mbok meletakan laptop, tas dan berkas kak Niken di perpustakaan pribadinya. Aku melangkah gontai ke kamar lalu ku rebahkan tubuhku di atas kasur. Sore ini pikiran berkecamuk atas kejadian hari ini ntah apa yang terjadi sebenarnya pada keluarga ku. Belum sampai 20 menit, aku sudah larut dalam angan mimpi.

MAAF  TYPO BERTEBARAN jangan lupa vote, komen and folow cerita aku ya guys
Ok enjoy your time
Kecup manja dari author amatir ini... bye😘

Titipan Jantung Untuk GladisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang