4. Cuma Teman

2.8K 501 10
                                    


"Brengsek....mampus anjing" gue mengacak rambut frustasi.

Ya masa aja tiba tiba gue jadi manajer basket? Gue kan gak pernah berpengalaman gituan.

"Ke kantin gak?" Tanya Zara.

"G" jawab gue.

"Kayak orang gila anjing" kata Zara sebelum dia pergi ninggalin gue.

Rambut acak acakan. Buntelan kertas dimana dimana. Gue frustasi mikirin nanti gimana nasib gue.


Tok

Tok

"Hei!"

Tiba tiba seseorang muncul dari jendela. Bangku gue deket jendela soalnya.

Gue liat Eunsang sambil goyang goyangin susu stroberi.

"Gak ke kantin?"

"Ini semua gara gara lo" gue masang muka bete. Tiba tiba dia jalan ke kelas gue nyamperin gue.

Tanpa aba aba, kaki dia dorong kaki gue buat gue pindah ke bangku Zara dia duduk di bangku gue. Dengan terpaksa gue pindah.

"Hehe, lo marah ya" kata dia

"Ya menurut lo?!"

"Sorry sorry deh, abis gue gak mau yang lain jadi menejer. Gue maunya lo"

"Ya kenapa harus gue! Gue kan gatau apa apa tentang basket"

"Tenang aja kali, ntar gue bantu. Gausah difikirin deh" dia ngasih gue susu yang dia beli tadi.

Gue ambil terus gue minum dengan damai.. haus juga cuk.

"Lo gak ke kantin?" Tanya gue ke Eunsang

"Enggak, males banyak orang"

"Terus lo makan siang gimana?"

"Bawa dari rumah"

"Seriusan? Wah anak baik juga ya lo"

"Iya dong! Ntar kapan kapan gue makan disini deh, sama lo"

"Boleh, tapi bawain juga buat gue. Gue gamau mati kelaparan liatin orang makan"

"Iya iya. Gak bakal mati juga"

Gue daripada gabut, mencari kesibukan diri dengan mencoba mengerjakan tugas yang masih anget baru dikasih tadi.

"Eh iya gue belum punya id line lo" kata Eunsang.

"Mana sini" gue nadahin tangan kiri gue sedangkan tangan kanan mencoba buat nulis.

Dia ngasih hpnya ketangan kiri gue.

"Jangan lupa addback" kata dia.

"Iya iya"

Tiba tiba hp dia bergeter. Kayaknya ada notif masuk.

"Eh vi, kita disuruh ke kantor sekarang. Kata bang Yohan"

"Serius? Yaudah barengan"

Abis itu gue beresin meja dulu, terus pergi ke ruang ekskul basket bareng sama Eunsang.

"Witwiw, Vivi jalan ma siapa nih" kata Dongpyo yang kebetulan kita papasan di pintu kelas.

"Diem ya lo. Gausah nebar fitnah ntar di kelas"

"Gapapa Vi, cocok kok sama Eunsang. Hehehe"

"GUE TAMPAR JUGA LO LAMA LAMA"

"Eh eh Vi" Eunsang nahan tangan gue

"Udah yuk cepetan ditunggu bang Yohan"

"Awas lo, abis ntar gue balik"

Dongpyo cuma melet meletin lidah ngeselin.

Abis itu gue dan Eunsang dengan sedikit lari pergi ke ruang basket.











Setelah sampe, Eunsang buka pintu ruang basket, tapi dia mempersilahkan gue buat duluan masuk.



"Hallo" kata gue dengan sedikit awkward.

"Oh udah dateng ya Vivi, ngumpul dulu semuanya" kata kak Yohan.

Abis itu mereka mulai ngumpul satu persatu. Mata gue gak bisa berhenti nyari nyari batang hidung kak Yunseong.




























"Minggir" tiba tiba seseorang ngomong gitu di deket telinga gue. Gue noleh.

EH BUSET TERNYATA KAK YUNSEONG BARU DATENG. DIA TEPAT BERADA DI BELAKANG GUE.

gue otomatis minggir.







"Barudak, ini manajer baru kita ya. Setelah hampir 1 tahun ekskul basket tidak memiliki seorang manajer. Untuk satu tahun ke depan kita akan memiliki manajer baru. Vivi, namanya" kata kak Yohan memperkenalkan gue ke anggota anggota yang lain.

Gue nyapa sambil memperkenalkan diri ke mereka.

"Oh iya Vivi, untuk sekarang tolong rapihkan schedule kami ya" kata kak Yohan sambil ngasih gue beberapa tumpukan kertas dan sebuah buku schedule.

"Tapi kak bentar lagi saya ada kelas"

"Tenang saja, nanti saya izinkan ke wali kelas dan guru yang bersangkutan. Kamu kerjakan ini dulu ya" kata kak Yohan.

"Baik kak", gue mulai duduk di bangku disana, sambil liatin tumpukan kertas jadwal mereka.

Abis itu, mereka mulai sibuk masing masing, lebih tepatnya ngomongin turnamen nanti sih. Gue mau pura pura fokus ngerjain, tapi mata gue gatel pengen ngintip mereka. Gue dengan sengaja liat mereka, terus gue liat cowok ganteng yang waktu itu gue tanyain ke Zara.

Tiba tiba dia lirik gue, gue pura pura gak panik sambil ngerjain kerjaan gue lagi.




Tiba tiba Eunsang datengin gue.

"Bantuin jangan?"

"Gak usah. Udah sana lo atur strategi yang bener biar nanti menang" kata gue.

"Eh eh, ada yang aneh ya. Eunsang sama Vivi kok deket banget. Dateng barengan, ngobrol intens banget. Kalian ada sesuatu ya?" Tanya kak Yohan memecahkan keheningan dan fokus mereka jadi ke gue sama Eunsang.

"Eh enggak kok kak enggak ada apa apa. Cuma temen" kata gue mengelak

"Kemarin juga Eunsang yang ngeiyain buat kamu jadi manajer. Siapa yang gak curiga sih" gue gak bisa fokus kerja gara gara mereka jadi liatin gue ma Eunsang. Terus si cowok ganteng yang itu juga liatin gue, gue jadi salah tingkah kan.

"Engga kok kak gak ada apa apa tenang aja" kata gue.

Tiba tiba gue liat ke ujung sana, ada kak Yunseong yang juga liatin gue. Tapi buru buru ngalihin pandangannya.





"Oh iya, kalo bisa jangan ada hubungan apa apa ya antara manajer dan anggota. Biar kinerja kita tetep stabil tanpa diganggu hal lain" kata kak Yohan, dan yang ini bener bener menohok hati gue.


































[1] Maung || Hwang YunseongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang