prolog

5.7K 568 3
                                    

"Hera ihh, bagi susu coklatnya!"Ucap Yohan sambil narik susu coklatnya Hera, sahabat Yohan.

"Ga! Siapa suruh beli susu stroberi. Lu kan gasuka stroberi!"

"Ya tapi yang jaga cantik! Masa gua bilang kalo gua maunya coklat padahal udah di buatin stroberi?"

"Tapi gua ga mau stroberi!"

"Gua juga gamau stroberi!"

"Bagi raa!"

"Engga!"

"Ra!"

"Ga, beli lagi sana ish."

"Ra pelit—"

Plakk!

Gelas plastik yang berisi susu coklat milik Hera jatuh ke meja yang tepat di sebelah Yohan.

Ya, Yohan baru aja ga sengaja menarik tangan Hera dan membuatnya melepas susu coklatnya dengan tidak sengaja.

Dengan bersamaan, keduanya langsung liat kearah susu coklatnya jatuh.

Disitu, ada seorang mahasiswa berdiri, mencoba untuk tidak mendapatkan susu coklat di bajunya.

Mahasiswa itu Lee Hangyul.

Kating yang dikenal jutek dan galak oleh seluruh fakultas.

Yohan langsung berdiri tegak dan senyum senyum sambil liat ke Hera.

"Hehe, ra, gua duluan ya. Anjing gua belom makan. Dadah!"

"Yohan! Kim Yohan lo ga punya anjing ya bangs—"

"Kamu,"

Hera langsung natap ke arah kak Hangyul dan meminta maaf. Tangannya dengan cepat ngambil tissue dari meja kosong di sebelah.

Untung kantin lagi sepi kata Hera dalem hati.

"Kak, maaf banget. Dia sih gabisa diem. Maaf banget ya kak."Ucap Hera sambil mencoba untuk mengeringkan kertas yang sudah basah oleh susu coklat.

"Lo itu—"

Hera langsung natap kak Hangyul dengan tegang saat denger kata kata tersebut keluar dari mulutnya.

Firasat buruk langsung muncul di dalamnya.

Hangyul menatap Hera dengan tajam sebelum membuang nafasnya kasar.

"Jadi orang hati hati sedikit bisa gak sih?"

"Kamu gatau saya harus begadang tiga hari untuk menyelesaikan ini?"

Mata Hera membelak dengan kaget, kepalanya langsung nunduk, tidak berani untuk natap Hangyul.

"Ma—maaf, kak."

Hangyul lagi lagi buang nafasnya dengan kasar dan mengacak rambutnya sebelum melihat ke tugasnya yang kini sudah tak berwarna putih.

"Ketik ulang."Ucap Hangyul dengan dingin.

"H—hah?"Hera menatap Hangyul, tidak percaya apa yang telah ia dengar.

"Kamu, tulis ulang, tugas saya."Ucap Hangyul, menekan setiap kata. Mata Hera membelak besar.

"Besok harus selesai. Deadline saya hari Jumat. Kalo ga selesai akan berurusan dengan saya."

"Tapi kak aku juga ada—"

"Saya ga peduli. Kamu yang ngerusakin tugas saya, kamu harus tanggung jawab."Dengan itu pun, Hangyul dengan kasar mengambil handphone dan tasnya dari bangku kantin dan langsung pergi meninggalkan Hera sendirian dengan kertas yang sudah berwarna coklat itu.

"Bangsat, Kim Yohan."

kaku - lee hangyulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang