🍋- Fourth

3.8K 495 83
                                    


"Lalu kenapa jika aku menjauhimu?"

Jungkook tertawa, tangannya mencengkram erat pinggang milik Taehyung. Tidak banyak yang dipikirkannya setelah mendengar penuturan Taehyung yang kelewat jujur.

"Kenapa? Apa alasanmu menjauhiku?"

"Apa aku harus mengatakannya?"

"Katakan."

Tawa Taehyung mengalun pelan. "Kenapa aku harus mengatakannya padamu? Kau pikir siapa dirimu berhak meminta sesuatu padaku?"

"Apa maksudmu?"

Jungkook menatap Taehyung tepat dimata, dirinya seratus persen tidak memahami apa yang telah dikatakan Taehyung.

"Kau bukan siapa-siapa bagiku, jadi kau tidak memiliki satupun hak untuk meminta sesuatu padaku." Tangan Jungkook dipinggangnya digenggam. "Terlebih, sadar tidak sadar kau memintanya dengan paksaan." lalu ditarik hingga terlepas, sedikit sakit namun tidak begitu dipedulikan olehnya.

"Kita teman, apa kau lupa?"

Taehyung tertawa ringan namun, sarat akan kekosongan, menimbulkan tanya si pemuda Jeon.

"Ya teman, kita hanya teman." air mata disudut pelupuk matanya diusap, tidak terlalu jelas berasal dari mana air mata itu berasal entah karna sehabis menangis atau sebab tertampar oleh kenyataan.

"Ada apa denganmu?"

"Tidak ada, bisakah kau biarkan aku memakan bekalku sekarang? Kau tahu bukan perutku akan jadi seperti apa jika aku terlambat makan?"

Jungkook mengangguk, membiarkan Taehyung meraih tas dan mengeluarkan kotak makan yang selalu dibawanya setiap hari.

Hening, Taehyung fokus menyuapkan bekal makan siang nya kedalam mulut, sedang Jungkook hanya diam sembari menatap Taehyung dengan berjuta perasaan yang dicampur adukan hingga tidak jadi tidak jelas apa yang dirasakannya saat ini.

"Kau menjauhiku bukan karna perkataanmu tempo hari saat aku tengah mabuk bukan, Kim Taehyung?"

Uhuk

Taehyung tersedak kala telinganya mendengar apa yang dikatakan Jungkook. Maniknya secara cepat menatap Jungkook yang berdiri tepat didepan tempatnya duduk.

"A-apa maksudmu? Perkataan yang mana?"

"Aku tahu kau mengingatnya."

"Banyak yang aku katakan saat itu."

"Saat aku mulai kehilangan kesadaran, Taehyung aku mendengar dengan jelas apa yang kau katakan."

Manik Taehyung ditatap secara langsung, ada pendar keterkejutan disana.

"Apa yang-"

"Kau mengatakan jika kau mencintaiku lalu kenapa kau menjauhiku?"

Diam, Taehyung terdiam dengan rasa takut yang mendera. Tidak tahu harus seperti apa. Jantungnya berdebar begitu kencang, terasa agak menyesakkan.

"Kau tahu aku mengatakan itu padamu dan kau tidak mengatakan apapun setelah kau tahu apa yang kurasakan padamu?"

Jungkook berjongkok, menyamakan diri dengan Taehyung yang tengah terduduk diatas bangku taman. "Kau tahu dengan jelas seperti apa perasaanku sekarang."

"Kau menolakku?"

Suara Taehyung parau, pandangannya mengabur sebab matanya yang sudah dilingkupi air mata.

"Aku yakin jika aku sudah mengatakan jika aku tidak bisa mencintai orang lain selain Eunha."

"Eunha itu seperti candu, aku tidak bisa untuk tidak mencintainya."

Taehyung tertawa, tangannya menangkis tangan Jungkook yang hendak mengusap air mata yang mulai mengalir membanjiri kedua belah pipinya.

"Lalu kenapa? Lalu kenapa kau bertanya alasan mengapa aku menjauhimu?!" suaranya meninggi, sedikit serak sebab sembari diiringi oleh tangisan.

"Aku hanya penasaran sebab mengapa kau harus menjauhiku." tangannya mencoba untuk meraih tangan Taehyung, namun sulit sebab sang empunya menolak untuk disentuh.

"Apa kau bodoh?! Apa kau hanya ingin mempermainkan perasaanku?! Kau jelas-jelas tahu alasan mengapa aku menjauhimu?!" Taehyung tertawa diantara isak tangisnya. "Dan kau masih bertanya penyebab mengapa aku menjauhimu?!"

"Kau tidak harus menjauhi hanya karna kau mencintaiku bukan?"

Bangkit, Taehyung meraih tas punggungnya dengan cepat, memasukan kotak bekalnya setelah ditutup rapat dengan paksa. Surai nya disugar kebelakang, nafasnya ditarik lalu dihembuskan dengan cepat.

"Kau memintaku untuk tidak menjauh? Lalu aku harus bersamamu hingga membuat cintaku semakin besar? Terus bersamamu hingga pada akhirnya aku mengemis sebuah harapan padamu agar kau balik mencintaiku?" kepalanya menggeleng. "Tidak, aku bukan si bodoh yang baru pertama kali mengenal apa itu cinta."

Gerakannya cepat, lengan Taehyung dicengkram kuat begitu akan meninggalkannya. Jungkook tidak akan membiarkan Taehyung pergi sebelum semua yang ingin dikatakannya didengar oleh Taehyung.

"Kumohon, jangan menjauh."

Jungkook memohon, wajahnya memelas begitu maniknya menatap tepat pada manik Taehyunh yang berkilau oleh air mata.

"Atas dasar apa kau memohon agar aku tak menjauhimu?"

"Hanya kau yang mengerti diriku, hanya kau yang paham dengan keadaanku, aku tidak memiliki orang lain yang benar-benar memahami diriku."

Tarhyung menggeleng, lalu tertawa sumbang. "Alasanmu tidak logis sama sekalih." Taehyung bersumpah jika cengkraman Jungkook teramat menyakitkan hingga membuatnya meringis didalam hati. "Kau hanya perlu lebih terbuka dengan orang lain disekitarmu, dan kemudia kau akan melihat siapa orang yang benar-benar paham tentang dirimu."

"Kau tahu aku bukan orang yang seperti itu." Rahangnya mengeras. "Dan jangan coba-coba melepaskan diri dari cengkraman tanganku Kim Taehyung."

Taehyung meringis, rasa-rasanya ingin menangis sekencang-kencangnya yang dia bisa.

"Kumohon, aku perlu menjauhimu."

"Kenapa?" Pinggang Taehyung ditarik mendekat. "Kenapa kau harus menjauhiku?"

"Karna aku mencintaimu, dan aku ingin melupakanmu secepat yang aku bisa."

Jungkook tertawa, tangannya meremat pinggang milik Taehyung dengan pelan.

"Apa tidak ada cara lain selain menjauhiku?"

"Balas perasaanku, maka aku tidak perlu repot-repot menjauhimu."

"Kau tahu itu hal yang tidak mungkin untuk ku lakukan."

"Maka lepaskan aku dan biarkan aku melupakanmu."

Pada akhirnya Jungkook tidak bisa mengatakan sepatah katapun, pegangannya mengendur, memberi sebuah peluang untuk Taehyung pergi.

Manik hitam jelaganya menatap bagaimana punggung Taehyung yang menjauh seiring langkah kaki yang membawa pemuda itu menjauh. Dirinya ditinggalkan seorang diri, tidak ada lagi Jung Eunha yang dirinya cintai, tidak juga dengan Kim Taehyung yang mengerti dirinya. Tidak ada lagi yang bisa dilakukannya selain menatap kepergian orang-orang penting dalam hidupnya. Jeon Jungkook ditinggalkan seorang diri.

Hampa.














End ? Atau ? End aja ya :((

Apa kabar? Sehat terus yaa, aku niatnya mau hiatus cuma gak enak ninggalin utang :(( aku gak sibuk kok belom aja wkwk cuma otak aku lagi gak bisa diajak kerja sama :(( niatnya mau ngelanjut otak malah buntu dan nemu ide baru kan ngacok :(( .gg sudahlah kita akhiri sesi curhat tidak berguna inii, maafkan buat taiponya babaiiii thanks and I LOVE YOUU 💜

ZUFALL [KookV] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang