9

159 21 0
                                    

Halo semua!

Pertama-tama sebelum kalian membaca cerita ini, aku ingin kalian mengingat satu dua hal, bahwa:

1. Jika aku menulis seperti ini berarti tokoh dalam cerita sedang berbicara menggunakan Bahasa Korea.

2. Jika aku menulis seperti ini berarti tokoh dalam cerita sedang berbicara menggunakan Bahasa Inggris.

⚗⚗⚗⚗⚗

Korea, 2014

Sejeong berdiri di depan gerbang sekolah yang bertuliskan Seoul International High School.

Akhirnya hari ini dia memasuki tingkat ke 11-nya. Dia sangat gugup dan takut bagaimana orang-orang akan memandang dia. Dia juga takut tidak bisa beradaptasi dengan benar.

Sejeong segera menggelengkan kepalanya. Tidak boleh berpikir negatif di awal tahun seperti ini, akan berdampak tidak baik.

Sejeong menghembuskan napasnya pelan, dia berusaha membuang jauh rasa gugupnya itu.

Dengan langkah kaki yang mantap, Sejeong memasuki gerbang sekolah itu.

Dia sangat terkesan, sekolahan ini seperti sebuah istana. Benar-benar besar dan luas. Dia bingung harus kearah mana sekarang.

Apa disini tidak ada papan penunjuk jalan ya? Sejeong kemudian menertawakan dirinya sendiri karena berpikir hal yang konyol.

Mana ada papan seperti itu disebuah sekolahan?

Sejeong berhenti karena melihat sesuatu didepan matanya. Terdapat sebuah tiang yang berisi beberapa tulisan.

“Disini benar-benar ada papan penunjuk jalan? Wah benar-benar gila!”

Dia pun berjalan menuju tiang itu dan membaca dimana letak kelas bagian memasak. Setelah itu dia mengikuti arah tunjuk papan itu.

Dia tiba disebuah gedung yang dia yakini adalah gedung kelas memasak, atau paling tidak kelas memasak merupakan salah satu bagian dari gedung ini.

Sekarang dia hanya harus mencari ruang guru, dia berjalan masuk dan menemukan sebuah pintu disebelah kiri bertuliskan Ruang Guru Kelas Bernyanyi.

Bukan ini. Batin Sejeong.
Gedung ini kenapa tidak ada habis-habisnya sih? Dia akan terlambat kalau seperti ini.

Sejeong akhirnya memutuskan untuk naik ke lantai dua, tepat diujung tangga terdapat sebuah pintu bertuliskan Ruang Guru Kelas Memasak.

“Akhirnya aku menemukannya juga.”

Sejeong segera berjalan kearah ruangan itu dan mengetuk pintunya pelan. Tidak ada jawaban, dia pun memutuskan untuk hanya membukanya saja.

Terlihat sangat sepi. Sudah dipastikan Sejeong benar-benar terlambat.

“Permisi.”

Sejeong berjalan lebih dalam lagi.

“Oh siapa kamu?”

Sejeong melihat kearah kirinya, seorang laki-laki muda sedang duduk di mejanya.

“Ah selamat pagi. Saya murid pindahan dari Inggris. Sa--”

“Oh! Kim Sejeong?”

Sejeong menganggukkan kepalanya pelan. Kenapa guru ini tahu namanya?

“Terlalu luas ya? Kamu pasti susah mencari tempat ini.”

Laki-laki muda itu tertawa sendiri.

“Maafkan saya, Ssaem. Saya terlambat di hari pertama.”

“Tidak perlu minta maaf, tempat ini memang sangat luas jadi susah untuk mencari kelas yang benar di hari pertama masuk.”

P O T I O N STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang