Jalanan yang cukup sepi membuat pagi ini Biru sampai lebih awal di rumah Kezia. Biru mengetik pesan, mengabari Kezia bahwa ia telah sampai.
Biru :
Gue udah di depanKezia :
Masuk aja
Gue baru selesai mandiSetelah membaca pesan dari Kezia, Biru keluar dari mobilnya. Ia menekan tombol bel yang terpasang di dekat gerbang rumah Kezia. Tak lama kemudian keluarlah Gio yang lalu mempersilahkan Biru untuk masuk dan duduk menunggu di ruang tamu. Tak ingin meninggalkan Biru sendirian di ruang tamu, Gio ikut duduk di sampingnya.
"Tumben datang lebih awal Bi"
"Jalanan lumayan sepi, Bang"
"Oh ... btw lo sekarang tiap hari ngantar jemput Kezia ya ?"
"Err .. iya"
"Lo di pelet adek gue ya ?" tanya Gio sembari terkekeh. Andai saja Gio tahu alasan Biru mengantar jemput Kezia adalah mereka memiliki hubungan spesial pasti Gio akan terkejut.
"E-enggak. Cuman, kebetulan searah jadi ya ... gitu"
"Oh gue kira lo di pelet. Ya gimana ya, lo kan anak pemilik sekolah, cucu orang terkaya. Mobil lo juga cuma segelintir orang pasti yang punya. Jadi pasti lo cukup pilih-pilih dalam teman. Gue heran aja kalian berdua bisa deket"
Biru hanya menanggapi omongan Gio dengan senyuman kikuk.
"Oh iya, lo udah sarapan ?"
"Udah"
"Kapan-kapan lo mampir ke tempat kerja gue ya. Ntar gue gratisin deh"
Saat mereka berdua lagi ngobrol, datanglah Kezia. "Hayo kalian lagi ngomongin apa ?"
"Kepo lo. Lama amat, kasian Biru nungguin nih"
"Biru aja gak protes, kenapa lo yang sewot ?" Kezia menghampiri Biru kemudian menarik lengannya untuk berdiri, "Gue berangkat dulu ya. Bye Bang Giooo." Kezia mencium pipi Gio kemudian berjalan keluar rumah bersama Biru.
"Diajak ngobrol apa aja sama Bang Gio ?" tanya Kezia dalam perjalanannya dengan Biru menuju ke sekolah.
"Cuma tanya-tanya biasa"
"Pasti kalian ngomongin gue ya ?" Kezia menatap Biru dengan pandangan sedang menginterogasi.
"Sok tau"
Tiba-tiba Kezia mencubit pipi Biru gemas.
"Jangan dicubit mulu," kesal Biru.
"Siapa suruh punya pipi gemesin banget"
"Daripada lo cubit, mending lo cium"
"Ya ya ya"
Biru memilih kembali fokus menyetir sementara Kezia melihat jalanan sambil menikmati lagu yang diputar.
Seketika Kezia teringat seminggu yang lalu saat Biru menyebut nama Bintang, seseorang dari masa lalunya. Kezia sungguh ingin tahu sosok Bintang karena di malam itu, Biru memilih bungkam tak bercerita apapun dan Kezia juga tak ingin memaksanya.
Kini mobil Biru telah terparkir rapi di parkiran sekolah. Bukannya langsung keluar dari mobil, mereka berdua masih betah di dalam.
"Kez" panggil Biru.
"Apa ?"
"Cium dong," pinta Biru sambil menunjuk pipinya.
"Nggak ah. Gamau"
"Oh yaudah" terdengar nada kesal dari Biru.
Ia lalu melepaskan seatbeltnya. Saat akan keluar dari mobil, Kezia menarik lengannya, membuat Biru kembali terduduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Butterfly Effect
Romance[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Sebuah cerita tentang Biru dan Kezia. Biru selalu keras kepala dan meremehkan segalanya tanpa menyadari bahwa setiap perbuatan kecilnya bagaikan kepakan sayap kupu-kupu yang bisa merubah nasib besarny...