9 - Hide & Seek

12.3K 1K 100
                                    

Biru menepati ucapannya untuk mengajak Kezia ke rumahnya. Karena bagi orang lain akan mencurigakan jika Kezia tiba-tiba semobil dengan Biru, maka Kezia memanfaatkan Luna untuk kesekian kalinya.

Saat pagi, Kezia berangkat ke sekolah bersama Luna. Saat pulang, Kezia hanya numpang mobil Luna sampai daerah dekat kompleks rumah Biru. Setelah itu dia pindah masuk ke mobil Biru.

"Mau ke rumah lo aja ribet banget," keluh Kezia ketika sudah di dalam mobil Biru.

"Kan gue udah ngasih ide. Lo langsung semobil sama gue, bilang aja ke mereka kalo motor lo bocor"

Kezia menghela nafas, "Iya iya gue yang salah"

"Jangan ngambek," Biru mencium punggung tangan Kezia.

"Iyaaa, Biru"

Tak sampai 5 menit, kini mereka telah memasuki area kompleks perumahan Biru. Kezia sempat berkata wow karena baru pertama kalinya memasuki area perumahan mewah seperti ini. Rumah-rumah dengan desain mewah dan megah serta luas saling berdampingan satu sama lain. Tiap rumah bahkan memiliki pos penjaga masing-masing.

Biru hanya tersenyum tipis melihat ekspresi wajah Kezia yang lucu baginya.

Mereka berdua akhirnya tiba di sebuah rumah besar dengan desain klasik mediterania layaknya sebuah istana. Saat mobil Biru sampai didepan gerbang, seorang petugas keluar dari pos dan segera membukakan pintu gerbang. Orang tersebut bahkan memberikan hormat kepada Biru.

Biru menghentikan mobilnya ketika sampai didepan pintu utama.

"Ayo keluar"

Kezia keluar dari mobil mengikuti ucapan Biru. Setelah mereka keluar, datanglah seorang laki-laki berumur 20an yang Kezia pernah lihat sebelumnya, Mas Jo.

"Selamat siang, Nona Muda!" Sapa Mas Jo bersemangat pada Biru.

Kezia tertawa kecil mendengar Mas Jo memanggil Biru dengan sebutan Nona Muda sementara Biru memberikan tatapan malas kepada Mas Jo.

"Wah, Nona Muda bawa teman ? Non siapa namanya ?"

Kezia tersenyum tipis lalu memperkenalkan dirinya, "Nama saya Kezia"

"Oh baik Non Kezia. Panggil saya Mas Jo, supir dan teman setia Nona Muda selamanya"

Biru memutar bola matanya malas, "Banyak omong lo Joko. Pindahin mobil gue," Biru melempar kuncinya pada Mas Jo yang dengan mudah langsung ditangkap.

"Siap Nona Muda!" Mas Jo memberi hormat kepada Biru yang dibalas dengan gelengan kepala.

Biru menggandeng tangan Kezia dan mengajaknya masuk ke dalam rumahnya. Baru saja mereka masuk ke dalam rumah, mereka berdua sudah disambut dengan beberapa pelayan yang menghampiri.

"Selamat siang Nona Muda," sapa mereka satu per satu kepada Biru.

Biru menghela nafas, "Kan gue udah bilang, gue udah gede. Jangan panggil gitu"

Kezia tersenyum tipis melihat ekspresi kesal Biru yang menggemaskan untuknya.

Biru lalu memperkenalkan Kezia kepada mereka semua.

"Non Kezia mau dibuatkan minum apa ?" Tanya seorang pelayan kepada Kezia.

"Dia jus melon, gue jeruk," jawab Biru cepat.

"Baik Nona Muda. Silahkan ditunggu di kamar. Nanti saya antar"

"Yayaya," ujar Biru yang makin kesal dengan panggilan Nona Muda untuknya.

Biru lalu mengajak Kezia untuk menuju ke kamarnya yang terletak di lantai atas. Mereka melewati satu per satu pintu hingga akhirnya tiba di pintu paling terakhir, pintu kamar Biru.

The Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang