Sedari tadi Kezia berbaring diatas ranjangnya sambi menatap langit-langit kamarnya. Sebuah senyuman terukir di wajahnya saat kembali mengingat bagaimana tadi ia mengajak Biru jalan berdua bersamanya besok.
Seketika Kezia teringat Luna. Sahabatnya yang selalu mendukungnya bersama Biru. Ia teringat belum bercerita ke sahabatnya itu. Kezia segera menelfon Luna tapi telfon tersebut di reject dan Luna mengirimkan sebuah chat.
Luna :
What what ?Kezia :
Gue mau ceritaLuna :
Pasti tntg BlueKezia :
BenarrrLuna :
Wait.
Gue putusin Aldo duluKezia :
Hah ?
Lo putus sm Aldo ?Luna :
Eh anjir
Maksud gue mutusin telfonKezia :
Gue kira putus wkwkLuna :
TaiTak berapa lama kemudian, Luna menelfon balik Kezia dengan fitur video call.
"Kuy buruan cerita!" Seru Luna bersemangat.
"Hmm cerita nggak yaa," Kezia memasang senyuman jahil di wajahnya.
"Lo jangan ngeselin ya Kejia. Ini gue udah bela-belain nggak telfonan sama Aldo," Luna memanyunkan bibirnya.
"Iya iya sombong amat yang punya pacar"
"Makanya buruan pacaran sama Biru"
"Kampret"
"Buruan cerita"
"Iya iya"
Kezia akhirnya bercerita tentang apa yang terjadi padanya dan Biru tadi di sekolah. Ia bercerita bagaimana ia menggunakan permintaan keduanya untuk mengajak Biru jalan berdua.
"Fix. Permintaan ketiga lo pasti minta dia jadi pacar lo, haha"
"Nggak dong. Kan gue udah bilang, gue nggak mau dia jadian karena terpaksa memenuhi permintaan gue"
"Iye iye tapi kalo Biru juga suka sama lo ya nggak papa kan"
"Iya kalo suka. Kalo nggak ?"
"Ya buat dia suka sama lo"
"Ngomong doang gampang"
"Gue kasih saran nih. Kan lo besok jalan sama dia, gunakan dengan baik. Buat suasana jalan kalian kayak orang ngedate"
"Hmm boleh sih ide lo"
"Gue jamin ini 200% berhasil karena dulu gue dan Aldo juga gitu hahaha" Luna tertawa puas.
Tiba-tiba Kezia mendapatkan notifikasi chat dari Biru. Luna yang melihat perubahan ekspresi wajah Kezia tentu bertanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Butterfly Effect
Roman d'amour[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Sebuah cerita tentang Biru dan Kezia. Biru selalu keras kepala dan meremehkan segalanya tanpa menyadari bahwa setiap perbuatan kecilnya bagaikan kepakan sayap kupu-kupu yang bisa merubah nasib besarny...