"Hah ? Biru tiba-tiba pindah ke kasur lo ?!" Tanya Luna tidak percaya dengan suara keras membuat telinga Kezia berdengung.
Kezia mengusap-usap telinganya itu, "Jangan teriak-teriak! Sakit kuping gue," keluhnya.
"Gils gils. Trus lo diapain Biru ? Lo sama Biru dah gitu-gitu ya ?" Luna menaikturunkan alisnya sambil tersenyum jahil.
Refleks, Kezia segera memukul Luna dengan bantal tepat di wajahnya.
"Anjir lo mesum banget! Gue sama Biru nggak ngapa-ngapain ya. Kita berdua cuma ...."
"Cuma apa hayo ?"
Semburat merah terlihat di kedua pipi Kezia,"C-cuma ciuman doang. Udah"
Luna tertawa puas sementara Kezia menundukkan wajahnya.
"Yaampun Kejia Kejia. Wajah lo sampai merah tuh. Mau lo cuma ciuman kek atau ngapain kek sama Biru, gue ucapin selamat deh! Hahaha"
Kezia yang tak tahan mendengar tawa Luna, berusaha membungkamnya dengan bantal tapi Luna berhasil menghindar. Untuk kesekian kalinya, perang bantal diantara mereka pun dimulai. Luna berlari menghindar sementara Kezia tak henti mengejarnya.
Aksi mereka terhenti ketika mendengar suara mobil berhenti didepan rumah.
"Siapa tuh ? Dek Biru ?" Tanya Luna yang dihadiahi Kezia pukulan dipundaknya.
"Bukan. Biru lagi liburan keluarga"
"Trus ?"
Kezia mengangkat bahunya tanda tidak tahu.
Ia lalu mendengar suara pintu pagar yang dibuka. Ia yakin pasti itu bukan Gio karena jam kerjanya belum selesai. Jika itu bukan Gio, maka hanya ada satu kemungkinan.
Kezia tersenyum tipis lalu segera berjalan keluar dari kamarnya.
"Eh Kejia, lo kemana ?" Tanya Luna segera mengikuti Kezia.
Kezia menuruni anak tangga dengan cepat. Senyumnya melebar ketika mengetahui dua orang yang memasuki ruang tamu sambil membawa koper besar.
"Ayah! Bunda!" Kezia segera memeluk erat kedua orangtua yang ia rindukan itu.
"Oi Kejiaa--eh halo Om, Tante, hehe," Luna tersenyum kikuk lalu segera salim kepada kedua orangtua Kezia.
"Abang kerja ?" Tanya Bunda kepada putrinya itu.
Kezia mengangguk. "Ayah sama Bunda pasti capek kan ? Istirahat aja di kamar. Sini barang-barangnya Kezia sama Luna bantu bawain"
"Baik banget sih anak Ayah," sang Ayah mengusap pelan kepala Kezia.
Luna segera membantu Kezia membawakan barang-barang Ayah dan Bundanya.
"Terimakasih loh Luna. Kita berdua jadi ngerepotin," ujar Bunda.
"Gapapa kok Tante, hehe. Cuma bawa barang beginian gampang asalkan jangan suruh saya bersih-bersih rumah ya, hehe"
Ayah dan Bunda tertawa kecil mendengar ucapan Luna.
"Ayah sama Bunda mau Kezia buatin apa ? Teh hangat ?"
Bunda menggeleng pelan, "Nggak usah. Nanti Bunda buat sendiri aja. Kamu lanjut main sama Luna aja gapapa kok"
*
Sementara itu di tempat yang berbeda, Biru bersama keluarganya sedang liburan bersama menikmati indahnya pantai dengan pasir putih yang lembut, deburan ombak yang menenangkan dan udara yang sangat sejuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Butterfly Effect
Romance[Budayakan membaca deskripsi & tags] -GxG Story- Sebuah cerita tentang Biru dan Kezia. Biru selalu keras kepala dan meremehkan segalanya tanpa menyadari bahwa setiap perbuatan kecilnya bagaikan kepakan sayap kupu-kupu yang bisa merubah nasib besarny...