Chapter 1

619 69 9
                                    

.
..
...
..
.

Drap... Drap... Drap...

Suara derap kaki siswa maupun siswi Konoha Hight School yang mencoba menyelamatkan nyawa mereka di hari senin ini. Hari senin merupakan hari paling panjang dan melelahkan bagi kebanyakan orang. Hari dimana segala aktivitas mulai dijalankan, entah untuk para pelajar maupun para pekerja.

Bagi kebanyakan siswa Konoha Hight School, terlambat di hari senin adalah kesialan yang menakutkan. Tak mengikuti upacara sama saja menantang dewa kematian. Membolos sama saja dengan meregang nyawa. Bagaimana tidak, petugas kedisiplinan pada hari keramat itu adalah salah satu sensei paling dihindari.

Braaak!

"HIIIIII.... MATILAH KAMIII!"

Jerit ketakutan para siswa yang tak mampu mencapai gerbang sekolahan tepat waktu. Padahal tinggal sedikit lagi, naas memang. Mereka hanya telat satu detik saja melewati gerbang sekolah dan telah dinyatakan sebagai kriminal. Kriminal teladan pelanggar peraturan sekolah.

"Kukukukuku... Anak-anak pintar."

Bulu kuduk kelima siswa dan tiga siswi itu berdiri, tubuh mereka kaku dengan suhu panas-dingin serta wajah pucat pasi.

Tap!

"Bagus sekali. Kalian berani terlambat saat upacara rutin dijalankan. Kalian benar-benar tak sayang nyawa rupanya."

Tatapan tajam dan tatapan psikopat dari dua sensei di depan mereka membuat aura semakin mencekam.

"M-m-m-ma-maaf k-kan kami sensei. K-kami tidak berniat u-untuk terlambat hari ini, s-sungguh!"

Salah satu diantara delapan anak itu memberanikan diri menjelaskan. Mereka masih waras untuk melakukan tindak terlambat dengan sengaja.

"Oh yaaa?"

"HIIIII... S-sungguh sensei. K-kami masih sayang nyawa!"

Serempak, mereka berdelapan menjawab bersamaan. Kedelapan anak tersebut duduk bersimpuh dengan kepala mendongak serta wajah pucat dan manik berkaca-kaca.

"Hn. Dengar ini baik-baik!"

Anggukan mereka berikan.

Anko-sensei berdiri di depan mereka dengan tangan menyilang serta dagu terangkat angkuh. Memandang satu-persatu siswanya yang sial kali ini dengan pandangan membunuh.

"Meski kalian telat memasuki gerbang itu satu detik saja, kalian tetap dinyatakan terlambat. Gerbang itu ditutup saat pukul delapan tepat, tidak ada pengecualian. Kalian harus melewati gerbang itu sebelum pukul delapan, mengerti? Sekolah kita bukan sekolah dengan jam karet!"

Anggukan kembali mereka berikan.
Anko-sensei menghirup napas dalam.

"Ini memang hal sepele, tapi dari hal sepele seperti inilah bisa menjadi kebiasaan buruk. Jika kalian tidak menghargai waktu dan berlaku disiplin, kalian akan menjadi orang angkuh yang menganggap segala hal kecil sepele. Ingat ini, hal kecil yang kalian anggap sepele bisa menjadi bumerang besar suatu saat ini. 'Waktu adalah uang' jangan lupakan itu. Waktu muda kalian tidak akan terulang lagi, mulailah berbenah diri agar tidak menyesal suatu saat nanti. Patuhi aturan yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan, biasakan menghargai waktu, biasakan bersikap jujur, dan biasakan bertanggung jawab ketika kalian bersalah. Mengerti? Dengar kalian, HA?"

Destiny The UnthinkableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang