Part 5

100 4 0
                                    

Setelah mengantarkan Kayla ke mobilnya, aku dan Dinda di panggil oleh bu Wati.

" Amira " panggil bu Wati
" ada apa bu ? " tanya aku
" arsip acara kemarin ada gak ? " tanya bu Wati
" ada bu " jawab aku
" ibu mau minta dong " ucap bu Wati
" tapi ada di Yusuf bu, nanti aku mintain deh " jawab aku
" ya udah nanti kasih ke ibu ya " ujar bu Wati
" iya bu " ucap aku

Lalu aku segera ke kelas Yusuf meminta arsip itu.

" Yusuf " panggil aku di depan pintu kelasnya
" ada apa ? " tanya dia sambil menghampiri aku
" arsip yang kemarin ada kamu kan ? " tanya aku
" iya tapi aku taruh diruang rohis " jawab Yusuf
" ambil sekarang sana " ucap aku
" ya udah nanti ya abis sholat jumat " ucap Yusuf
" ya udah tapi jangan lupa ya " ucap aku
" siap " jawab Yusuf

Selesai sholat jumat, aku dan Dinda pun sholat dzuhur, tapi aku gak tau kalau Yusuf mencari aku. Setelah selesai sholat dzuhur aku melihat ke arah jendela masjid seperti ada yang melihat aku, ternyata itu adalah Yusuf. Dia menunjukan arsipnya, aku hanya menganggukkan kepala.

Lalu aku keluar masjid mencari Yusuf, tapi dia tidak ada. Lalu aku chat dia menanyakan dia ada dimana, karena dia belum balas juga aku dan Dinda menyusul dia ke kelas. Ketika sedang jalan, aku melihat Yusuf didepan aku tapi aku malas memanggilnya. Jadi aku ke kelas aku dulu.

Sesampai aku didepan kelasnya, aku memanggil dia dari depan pintu. Aku melihat dia dimejanya sambil memegang hp dan senyum - senyum sendiri. Dia kaget ketika aku panggil dia. Lalu dia menghampiriku di depan kelasnya.

Ketika dia baru keluar dari kelasnya, dia mengatakan " baru aja aku chat " ucap dia. Tapi aku tidak fokus dengan apa yang dia ucapkan, aku hanya menjawab " ha ? ".

Lalu dia memberikan arsipnya. Aku dan Dinda langsung menemui bu Wati. Setelah menemui bu Wati, aku kepikiran dengan yang ucapkan Yusuf, lalu aku buka hp aku. Ternyata dia chat aku ketika aku berada didepan kelasnya yaitu ketika memanggil dia.
Chatnya dia :

Yusuf : di kelas
Yusuf : kalau udah didepan bilang

Seketika aku kaget, karena yang aku lihat ketika aku memanggil dia, dia sedang tersenyum melihat hpnya. Aku senang banget.

Ketika pulang sekolah, aku memutuskan untuk bercerita sama mamah mengenai apa yang aku alami.

" mah, Mira mau cerita dong " ucap aku
" cerita aja nak " jawab mamah
" jadi gini mah... " aku mulai bercerita
" oh gitu ceritanya, ya udah nanti mamah sama ayah ke pak Ustadz ya, biar kamu di cek kenapa " ucap mamah
" siap mah " jawab aku
" ya udah mah aku mau ke kamar dulu " ucap aku

Ketika dikamar hp aku rame banget, lalu aku cek ada chat dari siapa, ternyata dari grup. Mereka sedang membahas acara ke puncak.

Rahma : kalian semua pada ikut ke puncak kan ?
Ira : aduh, aku gak boleh ikut nih sama nenek aku
Aku : aku juga gak boleh
Silvi : kenapa ? Kok pada gak ikut sih, gak seru
Ira : kan lagi musim bencana, jadi gak boleh sama nenek
Silvi : bilangin sama nenek kamu, ada guru pendamping kok
Aku : udah bilang tapi tetap gak boleh
Ahmad : kalau kamu gak boleh Amira, aku grebek rumah kamu
Ahmad : nanti langsung aku temui orang tua kamu
Silvi : heh mau ngapain kamu
Ahmad : temuin ortunya lah biar di izini :v
Dinda : bisa gitu
Aku : udah - udah, aku minta izin lagi sama ayah, katanya boleh
Silvi : yey boleh, kamu gimana Ira ?
Ira : masih gak boleh

Sehabis itu aku membuka whatsapp, banyak teman aku yang buat sw chat digrup mengenai Ahmad. Itu adalah pertama kalinya dia seperti itu sama aku.

Amira NatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang