Part 4

104 5 0
                                    

Adzan subuh berkumandang, aku terbangun menatap jam. Aku segera mandi dan sholat. Setelah itu aku buru - buru ke bawah untuk sarapan agar tidak telat datang ke sekolah.

" nah, ini dia anak - anak mamah yang cantik - cantik baru pada turun " ucap mamah dengan lembut dan manis
" iya dong mah " sahut kakakku
" dari tadi ayah tungguin juga " ucap ayah
" hehe maaf ya yah kita kelamaan " ucap aku dan kakakku
" iya iya gak apa apa " ucap ayah

Kita pun sarapan dengan penuh kehangatan, karena ini sarapan bersama ayah. Semenjak kepergian ayah untuk bekerja, kita gak pernah sarapan bersama ayah kecuali tiap pagi kita video call sama ayah. Pagi ini bagiku pagi yang sangat indah, karena aku dan kakak aku diantar ke sekolah oleh ayah bukan lagi oleh pak supir.

Sesampaiku disekolah..

" dah ayah " ucap aku sambil melambaikan tangan ke arah ayah
" dah sayang, yang semangat ya belajarnya " ucap ayah dengan senyum manisnya
" siap yah " sahut aku sambil memberi hormat kepadanya

Aku pun jalan dilapangan menuju kelas, tiba - tiba Dinda menghampiriku dari belakang. Lalu kita mengobrol sambil menuju kelas.

" assalamu'alaikum Mir ! " salam Dinda dengan mengkagetkan aku
" astagfirullah... Aku kaget tau Din " ucap aku
" hehe maaf, jawab dong salam aku " ucap Dinda
" wa'alaikumsalam, kamu kenapa sih hari ini kayaknya bahagia banget ? " jawab aku
" hmm... Novel yang aku cari selama ini sudah aku dapatkan dong... " ucap Dinda
" wah.. Alhamdulillah " jawab aku
" kalau kamu sendiri kenapa senang begitu mukanya ? " tanya Dinda
" iya nih aku senang banget deh, karena ayahku sudah pulang dari luar negeri " jawab aku
" wah... Alhamdulillah, aku turut senang deh dengernya " ucap Dinda
" iya nih, rasanya aku gak mau sekolah, ingin dirumah aja bersama ayah " ucap aku
" dasar kamu " ucap Dinda
" hehe " jawab aku

Tidak terasa aku dan Dinda sudah sampai dikelas. Pertama kali aku masuk kelas, aku mencari Putri. Aku berharap apa yang dibayangkan aku jadi kenyataan. Tidak lama setelah aku duduk dibangkuku, Putri datang dengan hijab yang menutup dada. Aku senang melihat dia seperi itu. Dinda heran melihat Putri yang berubah.

" itu benaran Putri ? Aku gak salah liat kan ? " tanya Dinda kepada aku
" iya itu Putri " jawab aku dengan wajah penuh senang
" alhamdulillah... Sekarang dia udah berubah " ucap Dinda
" iya alhamdulillah " sahut aku

Lalu Putri menemuiku dan Dinda, dia bilang kalau dia ingin berubah, bahkan dia ingin masuk Rohis. Aku benar - benar senang. Sekarang Putri memilih bergaul sama aku, Dinda, Sofiya, dan Kayla.

" alhamdulillah... Yang aku bayangkan jadi kenyataan " ucapku didalam hati

Aku tidak sadar kalau Sofiya datang menghampiri kita, lalu mengucapkan selamat kepada Putri yang telah berubah.

" selamat ya Put, udah berubah sekarang " ucap Sofiya
" iya makasih Fia " jawab Putri
" Put, gak perlu takut gak ada teman, kan ada kita " ucap Dinda
" iya betul tuh, kita akan selalu dampingin kamu kok Put " ucap aku
" kita tau kok Put hijrah itu berat, makanya kita hijrahnya bareng - bareng biar gak berat " sahut Sofiya
" iya makasih semuanya, kalian memang terbaik. Aku jadi menyesal karena baru sekarang aku dekat dengan kalian " jawab Putri
" iya sama - sama Put " ucap aku, Dinda, dan Sofiya

Ketika kita sedang mengobrol, tiba - tiba datang Kayla. Kita kaget melihat Kayla datang, karena dia belum begitu sembuh, tapi wajah Kayla menunjukan kalau dia bahagia gak sakit.

" Kayla ? " ucap Dinda
" kok kamu masuk sekolah sih ? " tanya aku
" hehe... Aku bosen di rumah sakit, aku kan pengen ketemu kalian, diskusi bareng kalian, pokoknya aku kangen kalian " ujar Kayla
" ya ampun Kayla, kamu kan bisa hubungin kita, biar kita yang datang ke rumah sakit " ucap Sofiya
" udah gak apa apa, lagi pula aku udah di izinin sama dokternya untuk pulang kok " jawab Kayla
" ya sudah, tapi kamu gak boleh terlalu cape ya Kay " ucap aku
" siap " jawab Kayla

Tiba - tiba Kayla pingsan, kita semua panik, lalu Kayla diangkat ke meja sama teman aku yaitu Akbar. Aku dan Dinda memanggil guru biar dihubungi orang tuanya Kayla.

" assalamu'alaikum bu Lely " salam aku dan Dinda
" wa'alaikumsalam, ada apa ? " tanya bu Lely
" Kayla pingsan bu " ucap Dinda dengan nada panik
" apa ? Kayla nya dimana ? " tanya bu Lely
" di kelas bu " ucap aku
" ya udah kita ke kelas " ucap bu Lely

Sesampai dikelas, teman - temanku sedang berusaha menyadarkan Kayla dengan memberikannya minyak hangat, sedangkan bu Lely menghubungi orang tuanya Kayla. Sudah satu jam tapi Kayla belum sadar juga, dan orang tuanya pun belum datang juga. Setelah menunggu lama akhirnya orang tuanya Kayla datang dan langsung membawa Kayla ke rumah sakit. Aku, Dinda, Sofiya dan Putri ikut mengantarkan Kayla dari kelas ke mobilnya.

Amira NatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang