Part 1

453 16 2
                                    

Awal aku duduk dibangku SMA, aku selalu berpikir di masa inilah yang ku tunggu - tunggu. Banyak yang bilang kepadaku di masa ini adalah masa jatuh cinta apabila tidak bisa menjaga pergaulan akan tergeluncur kegelapan. Aku pun mulai berhati - hati di masa ini, aku tidak mau mensia - sia kan masa ini. Oleh karena itu, aku memutuskan untuk bergabung dalam organisasi Rohani Islam. Aku senang bisa bertemu dengan mereka semua, yang selalu mengingatkan aku ketika aku salah. Bagi aku mereka itu seperti keluarga kedua aku setelah keluarga di rumah. Awal aku masuk SMA, aku menjadi anak pendiam dan terbilang jutek dengan teman - teman ku. Aku hanya bergaul dengan teman SMP yaitu Adinda Kahla, Sofiya Mahira, dan Kayla Azahra. Seminggu aku di SMA, aku belum bisa berbaur dengan teman sekelasku.

Ketika sudah se bulan di SMA aku baru bisa berbaur dengan teman sekelasku. Ketika aku sudah bisa berbaur dengan mereka, aku mulai tertarik dengan seseorang. Dia bukan anak kelasku, dia teman se organisasi denganku. Tapi.. Aku punya prinsip untuk tidak pacaran. Di SMA ini adalah awal bagiku untuk berorganisasi dan mewujudkan mimpiku. Aku ingin sekali menjadi seorang penulis. Oleh karena itu, aku memilih ekskul jurnalis. Bagi aku masa SMA yang aku punya berbeda dengan mereka semua, aku berusaha untuk memfokuskan diri agar mimpiku tercapai. Aku memulai dari mengikuti lomba cerpen disekolah, dan alhamdulillah aku menang. Disaat itu aku gugup karena berdiri dihadapan orang banyak. Hal ini membuat aku sangat bangga dengan diriku, dan ditambah teman - teman aku menyemangati aku. Sepulang aku dari sekolah, aku merasa sangat lelah dan tertidur.

Ketika terbangun, entah kenapa aku melihat masa depan teman - teman aku. Aku tidak pernah seperti ini, dan aku bisa melihat apa yang akan terjadi pada besok hari. Besok hari, teman aku Kayla akan mengalami kecelakaan. Aku berusaha tidak percaya itu semua. Tapi... Keesokan harinya apa yang aku bayangkan itu terjadi.

" Amira " ucap Dinda sambil memukul meja aku
" ada apa sih Din ? " tanya aku dengan heran
" Kayla, Mir " ucap Dinda dengan panik
" Kayla kenapa ? " tanya aku
" Kayla kecelakaan pas pulang dari shoping " ujar Dinda
" hah ? " tanya aku dengan wajah kaget
" iya, sekarang dia di rawat di RSCM " ucap Dinda

Aku hanya bisa bengong. Dalam hati aku berbicara " apa iya yang aku bayangkan bisa jadi kenyataan ? "

" Mir ! " kata Dinda
" eh iya, kenapa ? " jawab aku
" kok kamu malah bengong sih, ada apa ? " tanya Dinda
" gak kok, gak ada apa apa " jawab aku
" ya udah nanti pulang sekolah kita jenguk yuk " ajak Dinda
" iya " jawab aku

Aku dan Adinda pergi menjenguk Kayla di RSCM. Aku terkejut melihat kondisi Kayla yang cukup parah. Ingin rasanya saat itu aku bilang kepada Dinda apa yang terjadi sama aku, tapi aku takut dia gak percaya sama aku. Aku simpan semuanya, bahkan orang tuaku gak tau tentang itu.

Sepulang dari rumah sakit, aku hanya membaca Al - Qur'an dan dzikir, karena aku takut sekali jika aku membayangkan sesuatu dan terjadi. Tapi ternyata aku gak bisa menghilangkannya. Aku kembali membayangkan kalau Sofiya berpacaran dengan laki - laki paling ganteng di sekolah.

" apa hal ini akan terjadi juga ? " tanya aku dalam hati
" semoga tidak terjadi, aku takut jika itu terjadi akan menjerumuskan Sofiya " ucap aku

Keesokan harinya disekolah...

" Dinda " panggilku
" iya ada apa Mir ? " tanya Dinda
" kamu liat Sofiya ga ? " tanya aku
" oh iya tadi aku liat Sofiya " jawab Dinda
" dia pergi kemana ? " tanya aku lagi
" tadi sih dia bilang katanya mau ke kantin di panggil sama Reza " ucap Dinda
" aku harus cegah Sofiya agar gak berpacaran dengan Reza " ucap aku di dalam hati
" temenin aku yuk ke kantin " ajak aku kepada Dinda
" mau ngapain ? " tanya Dinda
" udah ikut aja " ucap aku
" ya udah deh " jawab Dinda

Ketika sampai di kantin, Reza sedang menyatakan cintanya kepada Sofiya. Tersontak aku dan Dinda terdiam melihat Sofiya, lalu Sofiya melihat ke arah kita. Aku sangat takut dengan jawaban Sofiya. Ketika aku melihat ke arah mereka, aku kembali membayangkan sesuatu yaitu Sofiya menolak Reza. Dalam hatiku sangat senang jika hal itu terjadi. Jawaban Sofiya adalah menolak Reza

" jadi ini alasan kamu ajak aku ke kantin Mir " ucap Dinda
" iya " jawab aku

Aku dan Dinda kembali ke kelas.

" Mir, kamu tau dari mana kalau Sofiya itu mau ditembak Reza ? Sedangkan dia aja selama ini gak pernah cerita sama kita " ucap Dinda
" hmm... Aku bakal kasih tau kamu nanti " jawab aku
" nanti kapan ? " tanya Dinda
" nanti pas kamu main di rumah aku " jawab aku
" benar yaa " ucap Dinda
" iya Dinda ku sayang " jawab aku

Amira NatasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang