Prolog

6.3K 331 24
                                    

🍃🍃🍃

Aku ingin menemukan toko sulap. Aku ingin menukar sesuatu disana. Jadi aku berjalan menuju ke utara lalu aku bertemu seorang petuah.

Katanya, "jangan kesana wahai anak muda, pergilah menuju ke timur kau akan menemukan bukit yang indah disana, barangkali di balik bukit ada yang kau cari." Petuah itu pergi dalam sekejap saat aku berkedip.

Aku mengikuti yang dia katakan. Aku menuju ke timur. Aku sampai di balik bukit itu. Aku bertemu kembali dengan seorang petuah. Kali ini ia berambut putih gondrong. Seperti yang di katakan petuah pertama. Petuah kedua menyarankanku pergi ke selatan. Katanya ada sungai yang dalamnya melebihi samudra. Barangkali di dasarnya ada yang aku cari. Aku berangkat menuju selatan.

Persediaanku hampir habis. Aku sampai di selatan. Aku kembali bertemu petuah. Dia berambut rapi berwarna hitam legam. Dia mengatakan untuk berjalan ke barat. Aku bimbang. Persediaanku habis tak bersisa. Aku terjebak di selatan. Berhari-hari aku mencari bekal untuk pergi ke barat.

Akhirnya aku dapat persediaan cukup untuk ke barat lantas aku memutuskan menuju ke barat. Sampai di sana hanya ada gurun.

Aku menunduk.

Tak ada apapun yang aku temukan tak ada lagi petuah. Tak ada yang bisa ku temui untuk ku tanya. Aku menjatuhkan diri. Entah berapa lama aku berbaring di gurun itu. Aku mencoba mencari jawaban.

Aku begitu terlarut dengan pikiranku. Tanpa sadar seseorang berbisik padaku. Suaranya sama sepertiku. Aku seperti mendengar diriku sendiri berbicara. "Dirimu adalah milikmu. Toko sulap ada di dalam hatimu. Kebahagiaan ada di depanmu." Katanya. Lantas aku bangkit dan menengok sekitar. Tak ada siapapun.

Aku beranjak. Itu adalah suara hatiku. Aku menghembuskan nafas kasar. Aku berlari. Kemanapun itu yang jelas aku mendengarkan apa yang diriku mau. Mungkin pergi adalah pilihan terbaik.'

🍃🍃🍃

Lost EquanimityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang