Sibuk

2K 187 31
                                    

Ponsel android keluaran terbaru itu Jimin lempar begitu saja diatas meja kerjanya setelah panggilan ia putus. Tidak tau membuat orang di seberang kesal atau tidak. Yang jelas perutnya sudah meronta-ronta.

Kertas-kertas yang separuhnya kosong dan separuh isi itu berantakan sana-sini setelah sejam penuh Jimin berkutat dengannya. Maksud hati ingin membuat jadwal pribadi tentang beberapa hari kedepan tapi jadi berantakan setelah dirinya tanpa sengaja hilang keseimbangan dan membuat semuanya berantakan.

Untung saja Jimin sedang tidak berminat untuk kesal hari ini. Hari ini tugas pertamanya sebagai Music Project Manager. Jimin tidak mau menodai harinya yang ia mulai dengan semangat dengan kekesalan-kekesalan yang menurutnya tidak perlu.

Jadi sebelum kesalnya mengambil alih, Jimin lebih memilih memesan jjajangmyeon dan tteokbokki sabagai makan paginya setelah melewatkan japchae buatan Jin hyung tersayangnya. Sebenarnya salahnya sendiri yang memilih terburu-buru pergi ke gedung agensi daripada menikmati pagi dengan member lain.

"Huft- Jimin-ah jangan kesal! Fighting!" Jimin mengepalkan kedua tangannya kedepan. Lalu dengan sabarnya memungut satu persatu kertas yang ia jatuhkan dan mengurutkannya kembali sesuai tanggal yang ia cantumkan di pojok kanan atas.

Kata Yoongi hyungnya--kemarin saat mau tidur Jimin memilih untuk menghampiri Yoongi lagi, Jimin harus menghampiri Dohyeong untuk bertanya lebih jauh apa yang harus dilakukan. Dan Jimin memulainya dengan membuat jadwal pribadi dulu pagi hari dan menemui Dohyeong di siang hari.

Dan seperti halnya member lain yang sedang bersemangat mempersiapkan album baru mereka, Jiminpun tidak mau kalah apalagi perannya tidak main-main.

Kertas berisi dengan cantuman tanggal terakhir yang Jimin buat berhasil ia sematkan di bagian paling belakang. Dan setelahnya kertas-kertas kosong ia tumpuk kembali.

Tepat setelah tangannya meletakkan kertas itu, pintu ruangan di ketuk dari luar. Jimin dengan semangat menghampiri pintu dan membukanya dengan tangan kanan.

"Waah!! Terima kasih." Jimin meraih kantung kresek dengan tangan kanannya hingga kemudian membungkukkan badannya untuk memberi hormat.

Dan setelahnya Jimin larut dalam makan pagi menjelang siang yang terasa begitu nikmat sebab perutnya benar-benar lapar. Saking laparnya, berapa menitpun makanan sudah ludes.

"Ah.... akhirnya.." Jimin mengelus perutnya dan bersandar pada kursi yang ia duduki. Kemudian atensinya di rebut tumpukan kertas yang tadi ia tumpuk. Jimin teringat perkataan Yoongi tempo lapu yang memintanya belajar menulis untuk musik.

Sebenarnya tidak mudah baginya untuk mengungkapkan segala hal yang ia rasakan. Jimin akui dia terlalu tertutup dengan dirinya sendiri. Jimin akui ia terlalu hebat dengan topeng yang ia gunakan. Bohong bahwa setelah semua yang terjadi, Jimin lupakan semuanya dan hidup normal. Nyatanya kejadian-kejadian masa itu masih terekam jelas di otaknya dan sekali-duakali selalu terputar dengan sendirinya yang bahkan tanpa Jimin duga, tanpa Jimin minta. Dan sesak ketika tidak bisa mengungkapkan perasaan itu. Begitu pula dengan musik, sulit baginya memberitahu apa yang ia rasakan untuk di tuangkan dalam lirik-lirik yang indah. Tidak seperti Yoongi yang selalu menuangkan segala emosinya untuk di buat Musik, meskipun dalam kehidupan sehari-hari Yoongi juga termasuk tipe orang yang tertutup. Jimin memilih alternatif paling menyakitkan untuk mengatasi masalahnya, dengan selalu diam dan tak pernah berujar keberatan dengan yang ia terima.

Tapi hidup memang seperti itu, terlalu abu-abu kalau seseorang menyalahkan sikap Jimin tersebut. Tapi bukan itu artinya Jimin benar dalam bersikap. Memang terkesan egois saat kamu mencoba memahami orang tapi tidak memberikan pemahaman balik mengenai dirimu.

"Huft... memang hidup semelelahkan itu. And sometime, i hate myself." Keluhnya yang kemudian meraup wajah setengah frustasi. Dalam kesendirian orang memang cenderung mengingat hal-hal menyakitkan mengenai hidup. Dan Jimin bukan laki-laki sempurna tanpa cacat, Jimin itu terlalu banyak kurangnya sampai-sampai tak mampu mengatasi diri sendiri.

Lost EquanimityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang