"Gue gak mau dimarahin lagi sama Pak Beni gara - gara nelantarin lo disini."
➿➿➿
"Ehm, hai?" Ucap Arra membuka suara.Lelaki itu hanya menaikkan satu alisnya yang berarti bertanya apa maksud Arra.
"Gu-gue, mau minta maaf hehe. Pasti gara - gara gue, lo dimarahin Pak Bayu ya?" Ujar Arra gugup.
"Hm."
Kalau saja badannya itu tak lemas, Arra ingin sekali menjepit mulutnya dengan stapler.
"Sekalian aja gausah ngomong." Batin Arra."Gue Arra." Arra membuka suaranya lagi, sekarang di iringi jabatan tangan.
"Alan." Jawabnya tanpa membalas jabat tangan Arra, kemudian melangkah pergi meninggalkan Arra.
"Sabar ra sabar, coba kalo gue ga punya salah sama tu orang. Uda gue plenyotin tulangnya." Keluh Arra pada diri sendiri.
➿➿➿
Hampir jam pelajaran terakhir, sekarang di kelas Arra sedang di pimpin oleh Bu Ratih. Guru Bahasa Indonesia.
"Tok-tok." Suara ketukan pintu terdengar. Disana terlihat satu siswa dan satu siswi di depan pintu.
Mereka tengah mengobrol sejenak dengan Bu Ratih, lalu mengambil alih kelas.
"Assalamualaikum Wr Wb."
"Waalaikumsalam Wr Wb." Jawab semua siswa.
"Perkenalkan saya, Alfa Fauzan. Saya disini sebagai Pradana Putra Pramuka." Ucap Kakak kelas berlesung pipi itu.
"Astagfirullah Sil, calon imam gue gilaa." Celoteh Arra.
"Ngimpi beut lo."
"Dan saya, Febrina Lestari. Saya disini sebagai Pradana Putri Pramuka." Ucap Kakak cewek berbehel itu.
"Kami disini ingin mempromosi kan Eskul Pramuka. Bagi yang berminat bisa berkumpul di Kelas XI-MIPA 3 saat pulang sekolah."
"Sekian dari kami, Assalamualaikum WR WB"
Lalu mereka meninggalkan kelas.
"Gimana sil? Mau ikut ga? Secara lo kan udah ikut Pramuka dari SMP. Kuylah!" Ajak Arra.
"Hayu we atuh." Jawab Sisil.
➿➿➿
Jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu. Kini Arra dan Sisil sedang bingung mencari kelas XI-MIPA 3.
"Yang mana si sil? Dari tadi perasaan ga ketemu." Ujar Arra keheranan.
"Nah ituu!!!" Spontan Sisil teriak.
"Set dahhh, santai kali."
Mereka pun berjalan mendekati kelas itu.
"Assalamualaikum kak, kita mau ikut Pramuka kak." Seru Arra.
"Iya boleh, ayo masuk"
➿➿➿
Waktu sudah menunjukan 17.50 , Arra dan Sisil baru saja pulang dari eskul barunya itu.
"Ra gue duluan ya!" Teriak Sisil lalu berlari ke arah mobil jemputannya.
Arra mendengus kesal, Mamanya pasti tengah berada di rumahnya. Mau gak mau Arra harus memakai Kendaraan Online atau Angkutan Umum.
"Ya Allah cobaan apa lagi ini, kenapa gue lupa cas sih?!" Kini handphone nya mati total, dan membuat mood-nya kini semakin hancur.
"Gak pulang?" Tanya cowok dengan motor Sport Hitamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt, Again.
Teen FictionTentang Eddeline Arrava Alannis. Yang sebelumnya merasakan indahnya jatuh cinta pada masanya. Lalu dijatuhkan sejatuh jatuhnya hingga meninggalkan bekas luka. Namun setelah Alaano Putra Pahlefi datang ke hidupnya, dan menjadi tambatan hatinya. Tapi...