"Aku masih takut terpuruk patah,
karena ada luka yang tak pernah di titah.➿➿➿
"Ra!!"
"Hah? Apaan sih Kar?"
"Kok tadi barang lo bisa ada di Alan sih? Lo berangkat bareng Alan?!" Tanya Kara.
"Eng-enggak, mungkin pas tadi dititipin yang kebetulan lewat tuh Alan kali." Alibi Arra.
"Ohh."
➿➿➿
Jam sekolah sudah berakhir sejak tadi, Arra kini tengah menunggu di halte sembari menyeruput kopi susunya.
"Astagfirullah! Kemaren batre abis, sekarang? Kuota abis?!? Pantes aja tadi pagi nge-lag banget. Sekarat ternyata."
"Anjir gue harus ngapain. Nunggu Kara lewat aja kali ya? Yauda deh"Arra sembari mengutak - atik rubiknya.
"Rumus tahap akhir apa ya? Duh lupa."Tiba - tiba seseorang merebut rubiknya.
"Kelar." Orang itu Alan.
"Lo bisa main rubik?""Gasalah tuh orang nanya ke gue?" Batin Arra.
"Dulu bisa, sekarang lupa rumus." Jawab Arra.
"Trus, lo ngapain disini? Gapulang?" Tanya Alan, lagi.
"Gue mau nunggu Kara, mau pinjem handphonenya."
"Buat? Tanya nya lagi.
"Pesen Ojol."
"Pulang bareng gue aja."
"Hah?"
"Uda buruan naik."
"Ya-yauda deh."
➿➿➿
Sampai di rumah, Arra hanya berdiam diri, dan mulai menulis quotes yang menggambar kan suasana hatinya.
"Kenapa ia ditakdirkan untuk menatap langit yang sama denganku?
Puan lain berusaha mengejarnya, bahkan mungkin berharap memiliki.
Tapi, kenapa aku tak merasa begitu? Dan mengapa faktanya tak seiras kenyataan?
Sebenarnya aku tak apa, hanya mengapa hati tak menerima sama?
Aku masih takut terpuruk patah,
karena ada luka yang tak pernah di titah.""Drrrtt!"
Handphone Arra berdering.LINE
Eksekutif ClassGio mengundang Anda, Varindra Kara, Syabiel, Dafi alhyt, Feisalsbl, Ranisa A, Neosyah.
EddelineArra : Grup apaan nih?
Ranisa A : ^2
Dafi alhyt : ^3
EddelineArra : Ya elah pake ada kodok disini.
Dafi alhyt : Brisik lo.
Gio : Ini grup buat bacot aja ya gengs wkwk.
"Drrt~"
Handphone nya kini berbunyi lagi, ada notifikasi lain.Alaano Putra
Alaano Putra : Add back gue.
EddelineArra : Dapet id gue darimana?
Alaano Putra : Lo ga nyadar ya kalo lo naro id lo di bio instagram?
EddelineArra : Lupa gue hehehe.
Alaano Putra : Besok jalan sama gue, jam 1 gaada penolakan.
EddelineArra : hm, oke.
➿➿➿
Arra terbangun dari tidurnya, jam sudah menunjukan pukul 12.30
"Astagfirullah!! Arra lo kebo banget sihh!"
Arra buru - buru menyiapkan diri.
"Dek, mama ke arisan dulu ya. Nanti kunci taro di tempat biasa aja." Teriak Mama Arra dari luar kamar.
"Iya mahh."
"T-ttok-tok" Suara ketukan pintu mengagetkan Arra.
"Anjir! Si Alan tepat waktu banget sih."
Arra pun berlari membukakan pintunya.
"Bentar ya lan hehe, gue ambil tas dulu."
"Nyokap lo mana?" Ujarnya membuka suara.
"Barusan pergi, Arisan."
"Oh, yauda cepet gausah dandan dulu. Gue tau gue ganteng."
"Dih pede amat lo."
Tapi harus Arra akui, Alan memang tampan. Dengan kemeja biru dongker yang ia linting sampai lengan, disertai kaos hitam didalamnya dan kancing yang terbuka satu.
"Yuk lan."
Diperjalanan, Sepertinya Awan tak mendukung kencannya itu dengan Alan.
Hujan turun deras, Mereka pun meneduh walau sekedar sebentar."Sorry ra, tau gitu gue bawa mobil." Kini Alan membuka suara.
"Gapapa lan, kan gak ada yang tau mau hujan kan?" Arra tersenyum manis, sembari melipat tangannya didada.
"Dingin ra?"
"T-tes!"
Buliran darah merah mengalir di hidung Arra."Aduh, gue lupa sekarang lagi pergantian musim" Ucap Arra terbata - bata.
"Ra?! Kenapa lo gabilang sama guee!! Ayo kerumah sakit sekarang." Ujar Alan gelisah.
"Gausah lan, ini biasa kok. Bentar lagi juga berhenti." Jawab Arra sambil mengelap darah yang tersisa.
"Lo duduk disini dulu, jangan kemana - mana." Alan menerobos hujan, dan berlari menuju sebuah warung.
"Kenapa gue bisa lupa sih! Ribet banget ni idung ish" Ucap Arra.
"Nih ra, minum dulu. Biar lo anget." Ujar Alan sembari memberi segelas teh hangat.
"Makasih lan, sorry gue ngerepotin lo terus."
"Sekarang kita pulang aja ya? Lo istirahat biar vit, sorry gue uda bawa lo sampe kaya gini ra." Kata Alan, dengan mengusap pelan pipi Arra.
"Iya lan."
➿➿➿
"Gue pulang ya ra, sorry sekali lagi uda buat lo kaya gini, nanti lo langsung keramas ya, biar ga pusing. Dah."
Arra hanya tersenyum.
"Assalamualaikum Arra pulang."
"Nah ini anak nya dateng, Waalaikumsalam."
"Arra sini dek." Ajak Mama.
"Kenalin ini Om Dika, sama Tante Lina. Dan yang ini Alder."
"Halo semua, Saya Arra."
"Mah, Arra masuk dulu ya. Mau mandi, tadi habis kehujanan.""Oh yaudah."
Arra masuk kekamar nya, dan membersihkan diri.
➿➿➿
"Tt-tok-tok" Suara ketukan pintu kamar Arra terdengar.
"Kenapa mah" Jawab Arra lalu membukakan pintu.
"Arra, kamu kan udah mau 17 tahun. Oma sama Mama udah putusin, kamu mau kita jodohkan."
"..."
➿➿➿
Extra part hari ini hehe🖤
Vote ya jangan lupa! Klik bintang di pojok bawah kiri, thank u.
[Instagram:@syifawidyaa_]
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt, Again.
Teen FictionTentang Eddeline Arrava Alannis. Yang sebelumnya merasakan indahnya jatuh cinta pada masanya. Lalu dijatuhkan sejatuh jatuhnya hingga meninggalkan bekas luka. Namun setelah Alaano Putra Pahlefi datang ke hidupnya, dan menjadi tambatan hatinya. Tapi...