"Saat aku mulai menjadi perasa, mengapa kau tinggalkan aku tergesa?"
➿➿➿
"Arra, kamu kan udah mau 17 tahun. Oma sama Mama udah putusin, kamu mau kita jodohkan." Ucap Mama Arra.
"Mah? Gasalah nih? Kalo Arra nikah cepet. Mama disini sama siapa? Arra gamau." Jawab Arra cepat.
"Jangan- jangan Mama mau jodohin Arra sama Alder - Alder itu. Fix gue gamauu." Batin Arra."Dia itu anak teman Mama ra, anaknya baik kok. Kamu pasti dijaga banget sama dia." Ujar Mama Arra, lagi.
"Tapi ma-" Ucapan Arra terpotong saat.
"Mama sedih loh ra kalo kamu ngebantah." Ucapan Mama Arra membuat Arra tak bisa menolak.
"Yauda, terserah Mama, Arra ngikut." Jawab Arra pasrah.
"Nah gitu dong, Mama keluar ya." Lalu Mama Arra meninggalkan kamar Arra.
"Huftt, gue harus apa?." Arra menghembuskan nafasnya kasar.
➿➿➿
20.45, Arra masih belum bisa melelapkan matanya.
"Drrrtt! Drrttt!"
"Alan nelfon? Ngapain?" Arra terheran.
"Halo lan? Kenapa?"
"Gapapa, kangen aja."
"Dih serius."
"Kapan gue bercanda sama lo?"
"Gabut gak ra?"
"Banget, lagi pusing. Banyak pikiran hiks."Alan memutuskan panggilannya sepihak.
"Ish, ni anak bukannya bikin mood gue bener."
"Drrtt! Drrrtt!"
"Vidcall?"
"Anjir ngakak gueee!" Teriak Arra saat Alan men-vidcall dengan menggunakan bunny hat dan berlaga layaknya kelinci.
How cute, right?
"Eh tunggu ra, lo abis nangis?"
"Eng-enggak kok."
"Gausah ngeboong sama gue."
"Besok aja ya lan? Gue mau tidur nih. Janji deh besok gue cerita."
"Good night kulkas."
"Hm."➿➿➿
Jam istirahat pertama sudah berbunyi sekitar 5 menit yang lalu, kali ini Arra tampak lesu dan murung.
"Ra, kantin yu." Ajak Feisa.
"Eh, kok mata lo sembab gitu?" Lanjutnya lagi."Gapapa kok sa, yuk kantin."
Baru beberapa langkah meninggalkan kelas, ada yang menggengam tangan Arra.
"Ke kantin bareng gue aja."
"Gimana sa? Gapapa lo gue tinggal? Tanya Arra pada Feisa.
"Gapapa ra, kalem aja." Jawabnya.
"Yaudah, gue duluan ya." Ucap Arra sambil meninggalkan Feisa dan berjalan bersama Alan.
Ya, orang itu Alan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt, Again.
Teen FictionTentang Eddeline Arrava Alannis. Yang sebelumnya merasakan indahnya jatuh cinta pada masanya. Lalu dijatuhkan sejatuh jatuhnya hingga meninggalkan bekas luka. Namun setelah Alaano Putra Pahlefi datang ke hidupnya, dan menjadi tambatan hatinya. Tapi...