"Gue kangen lo Ra."
➿➿➿
"Bego di pelihara terus ya?" Ucap Alan.
Arra menatap dengan tatapan miris.
Kenapa hari itu ia harus telat sih? Toh kak Alfa juga memakluminya, kenapa Alan tidak?"Udah udah."
"Ra, mending lo ambil bambu baru." Ucap Kak Alfa."Di-dimana kak?" Jawab Arra
"Duh gue lupa, coba tanya Alan." Lanjut Kak Alfa.
"Tt-tapi kak-" Ujar Arra
"Udah, gak apa-apa. Alan gak gigit kok hahaha." Jawab Kak Alfa disertai cengiran khasnya.
"Hhuhhh." Arra menghela nafasnya kasar.
Arra berjalan mendekati Alan, yang sedang sibuk menyimpulkan tambangnya.
"Ee-mm, lan?" Ujar Arra membuka suara.
"Digudang." Jawab Alan cepat.
"Hah?" Arra terheran.
"LO NYARI BAMBU KAN?! YA DIGUDANG!" Jawab Alan dengan nada tinggi yang membuat Arra tersentak.
Arra langsung berlari menuju gudang, disertai langkah rapuh, dan mata yang mulai berkaca - kaca.
"Gue tuh salah apa sih? Sampe lo segitunya ke gue lan?" Ucap Arra dalam hati.
"Krrr-rettt!" Pintu gudang sudah terbuka lebar.
Arra sibuk mencari keberadaan bambu itu.
Tapi Arra malah menemukan sebuah foto yang membuatnya tersentak."Loh ini kan foto gue?"
"Alan dapet dari mana?"
"Terus kenapa foto gue dirobek sama dia?" Tanya Arra pada dirinya sendiri."Segitunya Alan sama gue?"
"Yaudalah, mending gue move on. Toh mungkin gue gapantes buat dia." Lanjutnya."Ini nih yang dari tadi dicari." Arra mengambil bambu itu.
Arra mengambil bambu itu dengan susah payah dan berjalan menuju tempat latihan.
"Ini ka, bambunya." Ucap Arra pada kak Alfa.
"Ayo makan dulu." Ujar Mbak Ningsih, pembantu rumah tangga Alan.
"Kuylahhh." Jawab teman - teman Arra serempak.
"Duh gaenak nih gue, masa gue makan di rumah orang yang gasuka ada gue disini?" Batin Arra berkata.
Yang lain sibuk mengambil piring, Arra hanya terdiam dikursi ruang tamu.
"Mau mati cepet?" Kini Alan kembali membuka suara.
Arra menoleh pada asal suara itu.
"Uda ditawarin makan malah gamau. Ngga ngerti etika ya?" Tanya Alan lalu melengos pergi.
"Hh-h." Arra menghela nafas kasar. Ia harus membiasakan diri 'tak akrab' lagi dengan Alan.
➿➿➿
"Lo pulang bareng siapa ra?" Tanya Raka.
"Ya ampun ka, kita kenal dari jaman kapan sih? Kaya lo gatau rumah gue aja."
"Oh iyaa gue lupa ini komplek lo haha."
"Mau gue anter?" Lanjut Raka."Gausah, pintu keluar komplek kan belok kiri. Rumah gue tinggal belok kanan." Jawab Arra lagi.
"Oh oke, gue duluan ya ra bye!" Ucap Raka sembari melajukan motornya.
Arra menjawab dengan lambaian tangannya, lalu berjalan menuju rumahnya.
➿➿➿
"Drrttt!" Notifikasi ponsel Arra berbunyi.
LINE
YudhistiraRYudhistiraR : Ra
YudhistiraR : Gue kangen lo ra.
YudhistiraR : Alya gasebaik lo.
EddelineArra : Gak segampang itu bgst.Arra menutup ponselnya kasar.
"Aargghh! Kenapa tu cowok mesti balik lagi ke hidup gue!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt, Again.
Teen FictionTentang Eddeline Arrava Alannis. Yang sebelumnya merasakan indahnya jatuh cinta pada masanya. Lalu dijatuhkan sejatuh jatuhnya hingga meninggalkan bekas luka. Namun setelah Alaano Putra Pahlefi datang ke hidupnya, dan menjadi tambatan hatinya. Tapi...