03. Semesta Bertasbih

5.1K 281 6
                                    

"Sst jadi nar, kenapa lo bisa kenal sama Angkasa?" Yang disidang pun hanya bisa pasrah menjelaskan kejadian semalam dimana ia bertemu angkasa sampai bagian dia yang mengira Angkasa adalah pria beristri.

"HAHAHAH! Lagi tuh mulut lo gapernah di rem sih!"

"Ngaca lo anjir! Suara lo juga udah kayak toa!" Kinar hanya mendengus kesal melihat tingkah Gea didepannya yang tak berhenti tertawa.

"Uhukk.. uhukk..a-air" Gea tersedak dan memegangi tenggorokannya. Kinar degan ekspresi puas menyodorkan botol minum kearah Gea.

"Rasain lo! Cepet kena karma kan lo?!" Kini gantian kinar yang tertawa melihat wajah gea yang memerah setelah tersedak.

🌌🌌🌌

"Heh, lo tadi ngapain nyamperin anak sastra cantik?" Tanya Rigel. Pria berbadan luas yang tadi berada di samping angkasa.

"Siapa maksud lo ri?" Tanya Angkasa.

"Ish itu loh, si kinar! Pujaannya anak teknik yang kalau senyum bikin menggelitik dan tak bisa berkutik. Eaaaa" Ucap rigel heboh sendiri. Lalu dia menopang dagunya dengan tangannya, membayangkan senyum kinar di kantin tadi.

"Iya kas, si Rion yang 'belok' aja sampe gabisa ngedip matanya kalau Kinar lewat" Timpal Awan.

Plak

Tamparan mendarat mulus dikepala Awan dari tangan emas Rion. Enak aja Rion dibilang gay!

"Siapa sih yang belok?! Gue cuma sering cipok-cipok dikit aja sama Akas!" Rion kini mengalungkan tangannya pada lengan Angkasa.

"Yon, gue takut sama lo lama-lama" Angkasa langsung menoyor kepala Rion yang dia rasa makin hari makin nggak ada gunanya.

Ohiya, kenalin dulu. Angkasa punya sahabat yang bernama Rigel, Orion, Awan dan Sabit. Mereka berlima selalu nempel kayak perangko. Rigel, Sabit dan Rion itu anak teknik, sedangkan Angkasa dan Awan anak arsi.

Mereka itu idamannya cewek-cewek kampus banget. Nggak jaim, pinter, asik, aktif organisasi, ganteng juga iya. Rigel pun meski badannya luas, wajahnya tetap memikat.

Uniknya lagi, Mereka memiliki keterkaitan satu sama lain. Nama-nama mereka itu adalah nama-nama benda langit. Rigel adalah nama bintang, Orion itu rasi bintang, Sabit itu bulan, sedangkan Angkasa dan Awan, kalian sudah paham kan? tidak perlu dijelaskan lagi ya..

Banyak yang menamai mereka itu geng Semesta Bertasbih, karena selain mereka kumpulan benda langit, mereka juga rajin mengerjakan sunnah seperti sholat dhuha misalnya.

Orion, Rigel dan Sabit itu yang paling sering lupa diri. Tebar pesona ke penjuru kampus adalah kegiatan wajib mereka. Apalagi jika anak kedokteran dan sastra ada yang lewat gedung fakultas mereka.

Ckck

Angkasa dan Awan yang melihatnya hanya bisa elus dada. Dada masing-masing kok, tenang aja! Meski kadang Rion suka salah elus dadanya Angkasa. Bidang sih katanya, jadi enak buat dielus.

Ya begitulah mereka, tolong diingat! kadang wajah tampan itu tidak seimbang dengan kewarasan ya!

Angkasa dan Awan bisa dibilang yang paling normal diantara mereka. Awan itu orangnya fleksibel, asik dan nggak banyak gaya. Sedangkan Angkasa, nggak usah diragukan lagi. Dia diam berdiri di kantin pun seluruh umat manusia langsung menatapnya penuh kagum, "Nikmat tuhanmu manakah yang engkau dustakan?" Itu lah yang diucapkan sebagian mahasiswi penghuni kampus.

Apalagi kalau dia sudah berdiri didepan podium. Banyak wanita suka lupa diri! Karismanya sangat luar biasa sebagai Ketua BEM. Ganteng jadi nilai tambahnya.

Makanya hampir semua wanita di kampus sudah dipastikan akan meleleh kalau dideketin sama mereka.

"Kas, besok rapat BEM bahas apa?" Tanya awan. Awan dan Rigel itu tidak bergabung di BEM karena mereka sudah menjadi ketua di organisasi lain, sedangkan Rion dan Sabit ikut membantu Angkasa di BEM divisi sosial dan humas.

"Prokernya si Rion tuh, mau adain Mini library di daerah kedung dalam, Tangerang" jelas Angkasa.

"Iya, 1 bulan lagi sih. Prokernya ga besar, hanya proker buat kampus kita. Ga melibatkan kampus lain" kata Rion sambil membuka notebook kecil miliknya yang berwarna hijau pekat.

"Mantap bro! Gue sama Rigel ikut bisa kan?"

"Bisa lah wan, ikut aja! Disana banyak anak-anak yang terlantar alias nggak sekolah dan nggak mampu untuk beli buku" ucap Rion seserius nungkin seraya merangkul bahu lebar Awan. Sedang yang dirangkul hanya terkekeh pelan menahan tawanya kala melihat ekspresi serius Rion.

"Yon, lo beneran nggak cocok serius. Jatohnya muka lu malah kayak nahan boker hahaha"

"Asuuu emang kalian tuh! Nggak gue kasih jatah malam ini ya!"

Yuhuuuuu

Menggenggam AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang