•07

83 34 17
                                    

HAPPY READING GUYSS!! <3

Setelah Gina dan Dilan sudah berlalu pergi, tinggal lah Fanrik dan Fara hanya berdua dirumah besar bak istana tersebut.

Fara baru saja meminum susu nya, lalu langsung menaiki tangga untuk ke kamar.

Sesampai nya dikamar langsung saja ia naik ke atas kasur. Fanrik menatap Fara lurus, lalu ia mengikuti Fara naik ke atas tangga untuk ke kamar nya lalu langsung berlalu menaiki kasur nya. Tanpa bicara tentu nya.

Fara terdiam, pikir Fara mungkin Fanrik masih marah pada nya. Rasa nya begitu menyakitkan.

Fanrik tengah memainkan ponsel nya, cukup lama hening membuat timbul rasa jengah di diri Fara, "fan.. "

"Hmm.. "

"Besok hari ujian pertama kamu kan?" Fara merasa pasti Fanrik mengatai dia dalam hati, pasal nya Fara menanyakan apa yang sebenar nya sudah diketahui oleh nya

"Hmm.. "Hanya itu jawaban dari Fanrik, lalu Fanrik sibuk lagi berkutat dengan ponsel nya

Fara tersenyum tipis, benar apa yang dipikir oleh nya Fanrik pasti masih marah pada nya. Fara diacuhkan, benar benar tidak dipedulikan.

Fara membaliki badan nya menghadap membelakangi Fanrik, cukup lama ia hanya diam sambil mencari posisi yang enak agar ia bisa tidur nyenyak. Tiba tiba ia mengingat sesuatu, mengingat ucapan yang tadi pagi dibisikan oleh Gina.

"Hati hati sama Fanrik, oh iya kalau mau mesra mesraan kamu ciumin aja pipi nya dengan rasa kasih sayang ke Fanrik dia suka"  begitu lah bisikan Gina tadi pagi yang membuat muka Fara merah padam

Mengingat itu membuat Fara senyum senyum sendiri tapi tidak lama kemudian senyum itu pudar, bagaimana ia melakukan nya kalau Fanrik nya saja acuh pada nya.

••
Faradilla POV
Pukul jam 05:00 aku sudah bangun dari tidur ku. Sudah kebiasan nya dari dulu bangun lebih dulu dari orang orang.

Mata ku menangkap laki laki yang masih tertidur lelap dikasur, siapa lg kalau bukan Fanrik, suami ku.

Rasa nya aku ingin membangunkan Fanrik tapi rasa nya tidak enak pasal nya ini masih pagi sekali takut takut Fanrik masih mengantuk berat, karna itu aku tidak jadi membangunkan Fanrik lalu menuruni tangga menuju dapur.

Hari ini tidak ada Mama Gina jadi aku akan membuat sarapan sendiri, membereskan rumah sendiri.

Saat sudah selesai membuat sarapan, aku langsung menaiki tangga lagi menuju kamar ingin membangunkan Fanrik. Tapi belum sampai membuka pintu, aku mendengar suara Fanrik seperti sedang berbicara dengan seseorang dari ponsel.

"Hallo.. " itu suara Fanrik

",,, "

"Tapi lu gapapa?" suara Fanrik sangat terdengar lembut, yatuhan dengan siapa ia sedang bicara

"... "

"Yaudah lu tenang, jangan nangis ya"

"... "

"Nanti gua yang jemput lu"

Huh! Pasti yang ditelfon itu adalah Gita, rasa sesak menghampiri hati ku tak terasa setetes air mata turun begitu saja dari mata ku.

Mengapa aku begini? Jelas jelas Fanrik tidak akan mencintaiku, dia punya hati untuk orang lain. Bukan diberikan untuk nya.

Aku mendengar Fanrik tidak bicara lagi yang berarti panggilan itu sudah terputus, dengan cepat aku langsung menghapus air mata ku lalu turun menuju meja makan.

Mata ku tertuju pada Fanrik yang sedang menuruni tangga dengan sudah memakai seragam sekolah dan menggendong tas nya.

"Lhoo.. Udh rapi? Ini masih pagi banget lho Fan" aku bertanya karna merasa bingung, pasal nya ini baru jam setengah enam pagi

Fanrik duduk tepat disamping aku sedang duduk, mengolesi roti nya dengan selai coklat lalu mengunyah nya.

"Gua sekalian mau belajar dulu di perpustakaan sekolah"

"Gua berangkat sekarang ya" lanjut Fanrik

Seperti nya aku sudah gila, aku sadar betul kini aku merasakan tangan Fanrik mengelus kepala ku lalu mencium kening ku.

Benar benar sesak sekali, rasa nya aku ingin memeluk Fanrik lalu membisikan bahwa aku ingin mati saja.

••
Author POV
"Fan ko lu bareng Gita? Jangan jangan lu demen ya sama Gita" suara itu keluar dari mulut Rans, teman dekat Fanrik dari sejak duduk di SMP. Fanrik hanya diam menatap Rans dengan tatapan datar

"Kalau gitu boleh kali, Fara nya buat gua kan sayang tuh kalau dianggurin" lanjut Rans, Fanrik tetap diam. Diri nya benar benar malas membicarakan hal yang tidak penting

Saat Rans melihat muka Fanrik, Fanrik terlihat menahan emosi, Fanrik merasa kesal saat Rans membawa bawa nama Fara

"Emm.. Santai bang, gua nggak serius" ucap Rans

"Sekali lagi ngomong gua bunuh lu disini juga" barulah Fanrik berbicara, membuat Rans yang mendengarnya ciut seketika

Entah mengapa walaupun Fanrik bersikap dingin terus pada nya, Rans tidak pernah merasa keberatan untuk mempertahankan tali persahabatan nya dengan Fanrik.

"Untung lu punya sahabat kaya gua kan, yang masih mau setia sama lu. Gua kan udah ganteng, baik sama lu, dan satu yang special bisa nyatuin lu sama Fara" ucap Rans dalam hati sambil memandang Fanrik dengan sinis.

📌
Tadi malam aku nggak jadi upload karna aku sedang menghadapi PKL, nah pas balik PKL aku langsung ambruk karna kecapean. Jadi mohon maaf ya🙏

👆 bonus foto Faradilla❤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


👆 bonus foto Faradilla❤

•Tbc
Jangan lupa VOMENT & SHARE ke teman teman kalian kalau suka dengan cerita nya! <3

Real Life FaradillaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang