A GOODBYE

1.4K 178 18
                                    

Parastudio, February 2019

Jam dinding yang menggantung di ujung ruangan sudah menunjukkan pukul 7.30. Itu berarti sudah hampir setengah jam aku mengoceh di depan kamera.

Sebenarnya, pihak Parastudio, tempat dimana aku membagikan kisahku dengan Jaehyun ini, sama sekali tidak memberikan batasan waktu. Aku bisa bercerita sampai besok nanti jika aku mau.

Namun, aku pikir, suamiku di sana tidak akan betah berlama-lama mendengarkanku mengoceh seperti ini.

Baiklah, ini yang terakhir.

"Saat aku pulang, mengakhiri semua terapi yang kulakukan bersama Jaehyun, aku sangat berharap bahwa kita akan terus bertemu. Namun, sepertinya aku memang gadis bodoh yang mudah tertipu oleh janji-janji manis."

"Jung Jaehyun tidak mau menepati janjinya."







***



18 July, 2016, Jung' Mansion

Aku terus memperhatikan Jaehyun yang sibuk menata tas dan koperku. Ya, aku pulang hari ini.

Dia melarangku untuk turun tangan merapikan barang-barangku sendiri. Dia justru memintaku untuk duduk saja di atas ranjang.

Jika kau ingin tahu, punggung Jaehyun benar-benar bisa menjadi objek yang menarik untuk dipandang. Entah lah. Kau akan mengakuinya jika melihatnya sendiri. Aku pun bahkan tidak pernah sadar sejak kapan aku terus menikmati pemandangan ini.

Karena itu lah aku cukup terkejut saat tiba-tiba Jaehyun menoleh dan tersenyum padaku. Aku hanya bisa mengerjapkan mataku berkali-kali, tidak pernah menyangka jika pria itu balik menatapku.

"Ada apa?" tanyanya seraya menghampiriku.

Selama berbulan-bulan aku tinggal dengan Jaehyun tak membuatku terbiasa dengan wajah Jaehyun yang sialan tampan itu. Aku selalu merasa gugup saat melihatnya.

Ia berhenti tepat di depanku. Memandangku sebentar sebelum kemudian menunduk untuk mengecup puncak kepalaku. Tangannya yang besar itu mengusap lembut rambutku yang terikat.

Kegiatan bermesraan kami terhenti ketika suara bel pintu bergema di istana Jaehyun. Kami kompak menatap ke arah pintu kamarku yang langsung memperlihatkan pintu utama.

"Sepertinya keluargamu sudah datang. Ayo kita temui mereka."

Jaehyun lantas dengan sigap membawa koper dan tas jinjingku. Ia keluar duluan sebelum aku.

Aku masih belum siap meninggalkan Jaehyun. Aku tidak bohong, meskipun Jaehyun selalu tersenyum pagi ini, aku bisa melihat raut kehilangan di wajahnya.

Aku menghela napas panjang. Ku tatap untuk terakhir kalinya kamar yang selama ini menjadi saksi bisu kisah percintaanku dengan Jaehyun.

Omong-omong tentang Jaehyun, yang selalu aku suka darinya adalah sikapnya. Walaupun kami sering melakukan kegiatan seperti pelukan, ciuman, bahkan tidur bersama, dia tak pernah kelewat batas. Dia selalu mampu untuk menahan diri.

Ia tak ingin aku rusak.

Suatu waktu aku pernah menanyakan sesuatu yang tergolong berani pada Jaehyun. Aku bertanya mengapa dia tak pernah melakukan 'itu' padaku. Dan kalian tahu? Dia bilang cinta itu menjaga, bukan merusak.

Dari situ aku tahu dia adalah pria yang tepat untukku.

Baiklah, kini saatnya aku meninggalkan rumah ini. Aku bangkit dari dudukku dan menggendong tas berbentuk peach hadiah dari Jaehyun. Ku langkahkan kakiku menuruni tangga menuju ruang tamu.

AFFECTION - Jung Jaehyun ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang