Track 09

61 10 25
                                    

Now feel it : Worst in Me.🎶

Beautiful smile but you lie through your teeth
Bright on the surface, stuck underneath
I try not to look but it’s easy to see
You are the worst in me

Makhluk astral itu kembali lagi ke zona nyamannya, yaitu kamar Taka. Dia sudah menyiapkan materi vokal khusus untuk hari ini namun dia tertegun ketika melihat bocah itu. Arwah itu sempat salah paham dan ingin memarahinya yang tak belajar menyanyi tapi malah nangkring depan personal computer sehingga membuatnya mengira bocah mungil itu sedang bermain gim favorit, namun ternyata dugaannya salah besar.

Bocah mungil itu sedang asyik membuka banyak channel OurTube bersamaan juga beberapa tab website yang berbeda. Wajahnya yang selama ini selalu dingin di hadapan orang lain atau manja di hadapan kedua orang tuanya tak terlihat, Taka seperti terlahir kembali dengan kepribadian yang berbeda. Keningnya berkedut sampai mengeluarkan beberapa garisan halus yang rapat dan jelas seakan bocah itu sedang memikirkan nasib dan hutang negara, padahal bukan presiden.

Mulai merasa agak lelah, Taka pun meregangkan kedua tangannya lalu sengaja berbalik badan dan dikejutkan dengan penampakan si arwah yang tersenyum tanpa dosa. Bocah mungil itu hampir saja terjengkang ke belakang.

"Kau, tuh! Ngagetin aja sih! Sedang apa kau disini?!" marah bocah mungil itu bermaksud memprotesi si arwah yang suka datang tak dijemput, pulang tak diantar seperti hantu dari Indonesia yang namanya Jilangkung atau Joilangkeng, apalah itu Taka tidak tahu.

Si arwah malah menggaruki batang hidungnya yang gatal, "Hehe. Aku kan gurumu sekarang, gak masalah dong? Aku ingin mengajarimu beberapa materi hari ini yang kuyakin kamu akan ..."

"Gak usah," potong Taka membuat si arwah melebarkan pupilnya bingung.

"Eh?"

"Kubilang gak usah, aku bisa belajar sendiri," ulang bocah itu sambil menatap tajam si arwah. Akhirnya si makhluk astral itu pun bergeming di tempat, sedikit khawatir dengan Taka yang selalu berusaha mengandalkan dirinya seakan tak membutuhkan orang lain. Dapatkah dia bertahan dengan idealis individualismenya itu? Bukankah itu melanggar kodrat manusia sebagai makhluk sosial? Eh, tunggu! Apakah kodrat itu juga berlaku untuk makhluk astral yang notabenenya bukan manusia? Ah, kenapa jadi memusingkan gini sih?

"Aah ..." Taka kembali bersuara membuat si makhluk astral balik menoleh lagi padanya. "Tapi aku butuh bantuanmu untuk nyari temen band!"

Si arwah pun menarik ujung bibirnya, menyeringai. Dia tertarik, sekarang.

"Tunjukkin dulu skill vokalmu yang udah kamu pelajarin, aku gak mau kalo kamu sampe mempermalukan diri sendiri di hadapan calon temen-temen band-mu," tantang si arwah yang dibalas anggukan cepat.

Sembari bangkit dari tempat duduknya, bocah mungil itu pun mulai berdeham kecil pertanda dia sudah siap menyanyi.

Sejujurnya si arwah cemas, benarkah bocah ini bisa dipercaya? Asli, kalo ternyata bocah ini tidak dengan sesuai kriteria penilaiannya maka si arwah tidak akan ragu-ragu mencekokinya ilmu vokal setiap hari! Kalau perlu tiga kali sehari biar kayak obat!

"I used to think that you were mine, mine
Now I know it's just a lie, lie
Guess I should've seen the signs, signs, oh
Used to think that you were mine, mine."
(Song : Worst in Me by ONE OK ROCK)

SAE 2 - Head High✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang