Setelah mengetahui kebenaran bahwa Rowoon dan wanita yang bersama mereka ternyata tidak berpacaran, mood Chani mulai membaik sebenarnya. Mereka kemudian memutuskan untuk pulang menaiki bus. Dengan arah yang sama diantara mereka bertiga yang turun terlebih dahulu adalah wanita itu. Oh iya, namanya Kim Jinkyung.
"Besok kalo ada waktu senggang jalan-jalan lagi ya. Kan abis ini gue balik, nggak disini lagi. Sekalian ajak Daniel juga. Oke!"
"Hati-hati ya kalian. Daaahhh!" Teriaknya setelah turun dari bus, melambaikan kedua tangannya kepada Rowoon dan Chani.
Setelah kepergian Jinkyung, Rowoon membuka percakapan dengan Chani tentang wanita yang bersama mereka tadi. Menjelaskan bagaimana mereka bertemu dari awal sampai menjadi teman dekat. Lalu setelah beberapa tahun kemudian ia pindah ke luar negeri mengikuti dinas ayahnya dan menetap disana sampai sekarang.
"Aku kira pacarnya kakak." Cicit Chani dengan memilin ujung kaosnya.
"Kenapa bisa mikir gitu sih? Kenapa nggak nanya kakak, dia siapanya kakak. Malah nyimpulin sendiri kaya gitu."
"Udah tinggi, cantik, murah senyum, humble banget orangnya. Masa kakak nggak suka sama dia. Cocok loh padahal hehe.." Si manis mengatakan hal itu dengan senyum yang dipaksakan, kemudian membuang muka ke arah jendela luar. Ia tidak mau bertatapan dengan Rowoon sekarang.
"Enggak. Karena di hati kakak udah ada orang spesial dari dulu. Dan kakak sayang banget sama dia." Senyum manisnya mengembang, tangan kirinya menarik dagu yang lebih muda agar bertatapan dengannya.
"O-oh.."
Ia tetap tidak mau menatap kedua manik Rowoon. Matanya tiba-tiba panas dan memerah. Kemudian ia memejamkan mata berpura-pura tidur.
"Aku mau tidur."
"Sini tidur di bahu kakak."
Rowoon menarik kepala yang lebih muda untuk diletakkan di bahunya perlahan. Tangan kanannya meraih tangan kiri Chani untuk ia genggam. Usapan lembut juga ia berikan pada puncak kepala si manis yang sesekali ia hujani dengan kecupan. Chani sama sekali tidak menolak. Ia tetap memejamkan matanya hingga air matanya keluar dengan sendirinya dan membasahi kemeja yang lebih tua.
Semakin lama Chani terisak, air matanya menurun sangat deras meskipun matanya masih tetap terpejam. Rowoon tau, namun ia bersikap pura-pura tidak mengetahui hal itu agar Chani melepaskan semuanya.
🌸 Dearest 🌸
Mereka berdua sudah sampai di depan rumah Chani. Dari awal mereka turun dari bus dan berjalan sampai depan kediaman keluarga Kang, sosok manis itu tetap bungkam. Entah ia masih mengantuk atau masih kalut dengan pikirannya.
"Mau singgah dulu atau langsung pulang?" Tanyanya pada Rowoon.
Si manis masih telihat mengantuk. Muka bantal yang sangat kentara sekali, rambut ikalnya yang berantakan karena tertiup angin, serta pipi chubby nya yang berwarna peach yang sesekali ia garuk. Siapapun kalian pasti mustahil untuk tidak gemas melihatnya!
Tangan yang lebih tua terjulur untuk merapikan surai ikal yang lebih muda. "Kakak langsung pulang aja ya. Kamu istirahat, jangan kecapekan. Titip salam buat mama, papa, sama kak Daniel." Usapan lembut pada pipinya membuat Chani terlena dan sejenak memejamkan matanya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest; rochan
Фанфикdirist; (n.) most loved or cherished. #1 kimseokwoo 230819 #1 kimrowoon 060819 #1 rochan 140919 #1 chani 301219 #1 kangchani 260420 #1 chani 081120 yaoi! bxb! don't like, don't read! ©hydrangeasweetpea, 230419