"Aigoo-yaa.."
Seorang lelaki yang baru saja datang memasuki rumah keluarga Kang dan langsung disambut oleh pemandangan bagaimana si bungsu Kang itu sedang tertidur dengan pulasnya di depan televisi yang masih dalam keadaan menyala. Oh iya jangan lupakan itu toples camilannya masih dipeluk dan di sekitar mulutnya penuh dengan remahan-remahan.
Lelaki itu tersenyum melihat keadaan Chani. Ia segera mematikan televisi dan membereskan semua kekacauan yang sudah diperbuat oleh si manis. Bahkan ia terkikik saat berjongkok di sebelah Chani dan menusuk-nusuk pipinya yang semakin chubby. Bahkan sang empu tidak terganggu dari tidurnya sama sekali. Rasanya ingin sekali ia gigit.
Sampai waktu berjalan selama dua jam, si manis akhirnya terbangun dari tidurnya. Memicingkan matanya, kemudian menyadarkan diri. Ternyata ia masih di ruang tengah, tetapi televisinya sudah dimatikan. Dan di tubuhnya sekarang terbalut selimutnya.
Chani mendudukkan tubuhnya dengan menggaruk pipi tembamnya yang berwarna peach itu, rambutnya juga berantakan. Ia masih mengumpulkan nyawanya. Matanya berkedip-kedip menatap televisi di depannya yang mati.
"Udah bangun?"
Suara itu tiba-tiba datang dari arah belakang dirinya. Masuk ke dalam gendang telinganya. Ia langsung membalikkan tubuhnya setelah mengetahui siapa yang telah berbicara itu.
"Uwaaahhh.. Kakak! Kapan datengnya?" Excited sekali Chani melihat siapa yang sudah berdiri di depan sana, memyambutnya dengan melebarkan kedua tangannya untuk menerima pelukan.
Mereka berdua pun akhirnya berpelukan karena rasa rindu selama err- tiga tahun tidak bertemu.
"Kakak dateng pas kamu tidur tadi di depan tv yang masih hidup, masih peluk camilan, mulutmu juga banyak remahannya." Diusaknya pelan rambut si manis, kemudian mereka duduk bersebelahan di atas sofa.
"Kakak kaget tadi dateng kok rumah sepi banget nggak kaya biasanya. Orang rumah pada kemana sih? Kok kamu sendirian?"
"Iya kak. Mama nyusul papa ke luar kota tadi pagi. Kak Daniel ada acara sama temennya, kemaren siang berangkat. Jadi aku sendiri di rumah soalnya kuliah."
Yang lebih tua manggut-manggut. "Udah kuliah aja kamu. Terakhir kakak kesini, kamu baru nginjak SMA kan ya." Tangannya menepuk pelan kepala Chani.
"Iya lah kak. Kakak terakhir kesini tiga tahun yang lalu kan? Sombong ya sekarang udah sukses." Chani meninju pelan lengan 'kakak' nya itu.
Dan mereka berdua berakhir saling meledek, menceritakan hal-hal random sampai keduanya tergelak. Terlarut dalam suasana yang mereka berdua ciptakan, sampai tidak mendengar bahwa ada bunyi bel dan ketukan di pintu depan berkali-kali.
Satu dari keduanya tersadar dan berjalan untuk membuka pintu.
"A-ah, annyeonghaseyo."
"Ah ne, annyeonghaseyo. Nugu-se-yo?"
"Saya temannya Daniel."
"Ah, tapi Daniel nya nggak ada di rumah."
"Oh, saya bukan mau bertemu Daniel. Tapi, Chani. Apa dia ada di rumah?"
Belum juga di jawab, si manis sudah berteriak dari dalam rumah, lalu berjalan mendekati mereka.
"Siapa kak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dearest; rochan
Fiksi Penggemardirist; (n.) most loved or cherished. #1 kimseokwoo 230819 #1 kimrowoon 060819 #1 rochan 140919 #1 chani 301219 #1 kangchani 260420 #1 chani 081120 yaoi! bxb! don't like, don't read! ©hydrangeasweetpea, 230419