8th : surprise

1.1K 169 8
                                    



Selama dua minggu ini, Chani sering terjebak hujan tepat saat ia akan pulang ke rumah. Dan berakhir di perpustakaan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya dan juga ngebut belajar untuk ujian yang memang sedang berlangsung. Setiap hari ia pulang dari kampus ke rumah hampir malam dan itu membuatnya kelelahan serta sering melewatkan jam makannya. Jam istirahatnya juga berantakan akibat ujian dan mengerjakan tugas.


Daniel, kakaknya itu sekarang sudah jarang mengantar jemputnya. Karena mendekati turnamen, ia bahkan sering menginap di mes pelatihan dan tentunya jarang pulang. Chani tidak keberatan kalau sekarang ia harus pulang pergi ngampus menaiki bus. Ya kan selama ini ia selalu dimanjakan oleh kakaknya itu. Merasa bersalah juga karena melihat Daniel yang tak pernah istirahat dengan cukup harus diganggu oleh Chani untuk mengantar kesana kemari saat si kecil itu ingin pergi ke suatu tempat.


Berakhir sekarang si manis berada di ranjang rumah sakit dengan jarum infus yang menancap di punggung tangan kanannya. Setelah ditemukan oleh sang mama mimisan dan tergeletak tak sadarkan diri dengan wajah pucat di depan pintu kamarnya, kemudian langsung dilarikan ke rumah sakit. Sampai sekarang si bungsu Kang itu belum juga menunjukkan tanda-tanda siuman.


Di dalam kamar rawat Chani hanya ada sang mama, papa Kang sedang ada tugas kembali ke luar kota dan tidak bisa ditinggal. Namun beliau setiap jam selalu meminta kabar perkembangan anak bungsunya itu. Daniel sendiri sedang berada dalam perjalanan ke rumah sakit, padahal tiga hari yang akan datang harus mengikuti turnamen. Ya namanya juga Daniel si keras kepala, ia akan menghalalkan segala cara kalau itu sudah menyangkut keluarganya apalagi si bungsu.


Perihal Rowoon...


Sampai sekarang pria tinggi itu belum juga muncul setelah kejadian dua minggu yang lalu saat ia bertamu ke kediaman keluarga Kang untuk menengok Chani karena perintah mama Kang. Ia menghilang tanpa kabar, rumahnya pun sepi tak ada orang. Di pelatihan juga Daniel tidak pernah bertemu, katanya Rowoon memang sudah lama tidak latihan. Untuk cabang renang memang tidak ada turnamen dekat-dekat ini. Jadi tidak heran jika si tinggi itu tidak terlihat di pelatihan.


"Gimana adek, ma?" Daniel yang baru saja datang dan masuk ke dalam kamar rawat Chani menghampiri mama dan juga adiknya yang terbaring.


"Masih belum sadar."


"Kamu kesini lari apa gimana? Ngos-ngosan gitu." Tanya mama Kang yang melihat anak sulungnya memburu oksigen. Sedangkan yang ditanya masih mengatur nafasnya dan minum air putih dari botol di atas nakas.


"Naik motor lah ma. Begitu sampai tempat parkir langsung lari kesini."


"Kaget banget mama kasih kabar dia pingsan." Lanjutnya kemudian melihat wajah si manis.


"Mama sendiri juga kaget. Orang dia masih ngerjain tugas di depan tv. Laptopnya masih nyala, kertas-kertas masih berserakan di atas meja. Mama lihat dia masuk ke dalam kamarnya. Ya waktu itu mama juga masuk ke kamar setelah ngingetin buat makan dulu. Lumayan lama juga mama di kamar, eh pas keluar si adek udah pingsan di depan pintu kamarnya sambil bawa buku. Mimisan pula, darahnya sampai kececeran di lantai. Mama langsung telfon ambulance, terus telfon kamu." Jelas sang mama pada Daniel.


Mendengar kronologi kejadian si bungsu dari mamanya, Daniel hanya bisa mengusap wajahnya kasar. Kemudian mengusap kepala si bungsu yang masih belum sadarkan diri di depannya.


"Kamu jaga adekmu dulu ya, kak. Mama mau pulang ambil baju sama beresin rumah." Sang mama beranjak dari duduknya.


"Mama naik apa?"


Dearest; rochanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang