3rd : broken heart

1.5K 236 9
                                        

Cuaca hari ini begitu terik, yang mengakibatkan udara menjadi sangat panas. Sudah beberapa hari ini tidak turun hujan juga. Tiba-tiba lelaki manis itu merindukan hujan.





"Chani!" Teriak seseorang dari arah belakang. Siapa lagi kalau bukan teman barunya, Sanha.





Yang dipanggil namanya pun memberhentikan langkahnya, kemudian membalikkan badan.





"Ada apa?"





"Kamu mau pulang?" Tanyanya dengan nafas sedikit tersengal setelah berlari.





"Iya. Kan sudah tidak ada kelas. Aku ngantuk. Mau tidur." Jawabnya dengan mengusap wajahnya yang lesu.





"Pulang naik apa? Dijemput kakakmu atau naik bus?"





Mereka kemudian berjalan ke arah depan kampus yang jaraknya terbilang lumayan.





"Kakakku ada latihan. Jadi aku mau naik bus. Kamu emang nggak pulang?"





"Pulang kok. Aku juga mau naik bus."





"Ya udah, ayo. Eh, bukannya rumah kita searah ya?" Celetuk Chani.





"Eh iya ya. Aku baru tau."





Dan mereka melanjutkan pembicaaran yang mulai random dengan kaki yang tak berhenti melangkah sampai di halte depan kampus. Menunggu bus yang cukup lama. Lalu setelah bus tiba, mereka berdua segera menaikinya.





"Sebenarnya aku sudah ada rencana sih hari ini mau mengunjungi kakakku latihan."





"Wah. Aku boleh ikut tidak? Aku kan ingin bertemu kakakmu. Pasti sangat tampan!"





Sanha ini sangat terobsesi ingin sekali bertemu dengan Daniel. Karena pagi tadi waktu Daniel mengantar Chani ke kampus, ia sempat melihatnya. Namun sayang, ia terlewatkan melihat wajahnya. Dan hanya bisa melihat bahu lebar milik kakak temannya itu yang sudah berlalu.





Sebab itu, satu hari ini Sanha memberondong Chani dengan pertanyaan seputar kakaknya itu. Dan berakhirlah lelaki yang tak kalah manis itu tau bahwa Daniel adalah seorang atlet nasional.





"Eyy.. Kamu ini. Tidak juga kok. Dia itu nyebelin, kan udah aku bilang kemaren." Dengus Chani tidak suka.





"Ya pokoknya aku ingin bertemu dengan kakakmu. Izinkan aku ikut ya?" Rengeknya dengan memohon.





"Iya iya, terserah."





Perjalanan menuju tempat Daniel latihan sekitar setengah jam lamanya. Mereka berdua sempat tertidur di dalam bus. Namun untungnya sudah bangun saat bus sudah hampir sampai.





Bus berhenti tepat di halte depan gedung olahraga, bukan, lebih tepatnya gelanggang olahraga bagi para atlet nasional untuk melakukan latihan. Tidak jarang juga tempat itu dijadikan tuan rumah saat turnamen atau olimpiade tingkat nasional.





"Uwaahh.. Besar sekali." Kagum Sanha saat mereka turun dari bus dan berjalan masuk menuju area gelora.





"Kamu belom pernah kesini?" Tanya Chani.





"Aku pernah sekali kesini. Tapi waktu itu aku masih kecil. Aku datang bersama ayah dan ibuku kesini untuk nonton pertandingan baseball. Sudah lama sekali aku tidak kesini semenjak sibuk sekolah dan ayahku juga sering ke luar kota untuk bekerja. Aku juga sudah lupa gimana keadaan di dalamnya." Jelas Sanha dengan mata yang masih mengendar tak berkedip mengelilingi gelora.





Dearest; rochanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang