Ini Alena sama Farha. Seperti biasanya, Alena yang pakai jepitan.
--
Disini lah Alena sekarang. Berdiri di tribun paling depan barisan SMA Taruma. Sehabis berdrama beramaa Farha tadi, mereka berdua langsung bergegas ke lapangan karena pertandingan hampir di mulai.
Setelah sadar akan perasaannya terhadap Arga, Alena merasa ada sedikit rasa malu yang ia sendiri tidak tahu alasannya. Alena berdiri di antara Farha dan Rossa. Kedua temannya itu asik berteriak menyebut nama sekolah mereka.
"Jantung gue." Gumam Alena kecil, ketika matanya bertemu dengan mata seteduh rembulan milik Arga.
Cowok itu menatapnya dari tengah lapangan. Membelainya dengan tatapan teduh yang membuat jantungnya berdetak cepat.
"Nyantai aja kali Ga ngeliatinnya iset dah." Ucap Kamal seraya menyenggol lengan cowok itu.
Arga mendengus sebal, lalu kembali menatap cewek yang tengah memakai kaus hitam dan celana putih itu lagi. Orang-orang mungkin menilai Arga saat ini seperti normal-normal saja. Namun jauh dari sana, Arga sedang menutupi kegugupannya akibat gadis itu. Arga menarik kedua ujung bibirnya hingga membentuk lengkungan sempurna. Ia memberikan senyum hangat pada Alena, dan di balas lebih hangat olehnya hingga matanya menyipit.
GO TARUMA GO TARUMA GO!
WOY SEMANGAT WOY!
GO ARGA GO ARGA GO!
SEMANGAT!
TARUMA! TARUMA! TARUMA YO!
Babak satu antara SMA Cendekia dan Taruma telah selesai. Seperti yang sudah-sudah, SMA Taruma selalu memimpin pertandingan.
Kamal yang kesenangan langsung melakukan selebration bersama Danu di tengah lapangan. Sedangkan teman-teman yang lainnya hanya menatap lelah kedua temannya itu.
"Ga, itu di panggil anak ceers SMA Cendekia." Wahyu memberi tahu Arga yang tengah duduk menunggu babak kedua.
Arga melirik sekilas cewek-cewek di ujung sana. Sebelum akhirnya mengangkat bahu. "Gak tertarik."
"Bening-bening itu Ga, mayan anjay. Udah, pilih gih salah satu pasti ada yang cocok." Ucap Wahyu.
Arga melihat ujung sepatu futsalnya. "Nggak, buat lo aja sana."
"Gaya banget lo kura. Mentang-mentang sekarang deket sama Alena." Ucap Danang yang sedang menggunakan rompi sebagai pemain cadangan.
"Jadi seriusan Ga, lo deket sama Alena?" Tanya Wahyu.
"Deket lah, kan temen sebangku." Kali ini Rizki yang menjawab.
"Ye gila, maksudnya gue deket macem orang pdktan gitu."
Riski terkekeh pelan. "Oh itu, ya iya mungkin. Lo tanya aja orangnya."
Wahyu menyenggol pundak kapten futsalnya itu. "Serius nggak sih lo Ga, deket sama Alena? Penasaran gue melebihi Danu ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arga dan Alena
Teen FictionIni hanya kisah SMA pada umumnya. Namun cerita ini memiliki kesan tersendiri. Bagaimana bisa? Cowok yang memiliki trauma dengan wanita ternyata sudah lama memendam rasa pada seorang gadis yang kebetulan teman kelasnya. . Bagi Alena, Arga hanya sebat...