14. Arga dan Alena

1.3K 43 1
                                    

"Na, lepasin."

Alena menghentikan langkahnya, dan menoleh. "Yaampun sorry Ga hehe..."

Arga menghembuskan nafas lega ketika Alena melepaskan lengannya. Ia langsung jalan melewati cewek itu dan masuk ke dalam kelasnya. Seketika ledekan teman-temannya membuat Arga ingin menggebrak meja, dan menyumpal satu-satu mulut itu dengan kaus kaki agar diam.

"Akhirnya go public nih Ga?" Tanya Kamal dengan seringai saat Arga baru saja duduk di tempatnya, yang disusul Alena tidak lama setelahnya.

"Apaan dah lo Mal," sahut Alena.

"Pajak jadian dong Na."

Alena menoyor kepala Kamal. "Mbah mu! Gue sama Arga itu belum jadian."

"Widih belum Na? Berarti akan dong?" Tanya Kamal yang membuat Alena diam tidak menjawab.

"Nah kan, kode itu Ga." Kata Kamal lagi.

Seperti lelah menghadapi sikap Kamal, Arga memilih diam seraya membaca buku fisika yang baru saja cowok itu keluarkan dari laci mejanya.

"Kalo ngomong ya!" Ucap Alena seraya memukul kepala Kamal dengan penggaris Farha yang tergeletak di mejanya. "Gue itu sama Arga temenan asal lo tau,"

"Aduh!" Keluh Kamal. "Iyaudah sih nggak papa kalo jadian juga, sama-sama jomblo ini kan lo berdua."

"Udah sana-sana lo pergi. Berisik banget sepagian." Usir Alena.

"Bilang aja nggak mau di ganggu yakan....." Kamal masih saja terus  meledek Alena. Meskipun begitu ia tetap mengikuti kemauan cewek itu untuk pergi. Alena akhirnya dapat menghela nafas lega ketika cowok berambut ikal itu sudah tidak mengganggunya.

--

"Na, akhir-akhir ini lo lagi deket ya sama Arga?" Selidik Farha seraya meniup kuah baksonya.

Alena menelan kunyahan baksonya terlebih dulu sebelum menjawab. "Deket lah, dia kan temen sekelas kita. Temen sebangku gue juga."

"Ya ngerti kesitunya. Tapi deket dalam artian lain maksudnya gue,"

Alena mengalihkan pandangannya dari semangkuk bakso kepada Farha yang duduk di depannya. "Maksud lo pdkt-an gitu?"

Farha mengangguk kecil sebagai jawaban.

Alena mengangkat bahunya tidak tahu, dan kembali menyantap makanan favoritnya.

"Tapi kalopun lo berdua deket ya nggak papa sih. Setidaknya gue sadar, Arga itu engga belok."

Hampir saja Alena tersedak kuah baksonya mendengar tuturan Farha. "Lo gila? Ya engga lah,"

"Ya mana tau Na, abisnya itu anak kalo deket sama cewek aja takut. Lo lupa? Kita sekelas sama dia udah dua tahun, dan baru kali ini gue liat dia akrab sama cewek. Dan itu elo." Ucap Farha. Dan Alena membenarkan itu dalam anggukan.

"Pasti ada alesan kenapa dia nggak suka deket sama cewek."

Farha ikut mengangguk. Pasti, semua ini pasti ada alasan. Hanya saja tidak ada yang tahu alasan itu.

Arga dan AlenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang