Fifth••

63 13 32
                                    

☆Welcome to Normal Life☆•°°•°°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆Welcome to Normal Life☆
•°°•°°•

"Oppa!" Suara interupsi itu seketika menghentikan langkah Raehun ketika melintasi ruang tengah rumahnya. Ia beralih ke sumber suara, mendapati gadis yang lebih muda tiga tahun darinya itu menatapnya dengan heran. "Kau sudah pulang?"

Raehun hanya mengangguk pelan. Melepas jaket SNU yang dikenakannya lalu berderap ke kamarnya. Ketika menyalakan lampu, ada perasaan aneh yang menyelinap di hati lelaki itu memindai tatanan kamarnya yang tidak pernah berubah sejak lima tahun lalu.

Semua masih sama.

Hanya saja, kamar itu lebih sering tidak berpenghuni karena Raehun tinggal di dorm. Hal itu juga yang membuatnya jarang bertemu orang tuanya, bahkan adik perempuannya yang bernama Choi Mirae ituㅡjuga kini terasa asing baginya.

"Jaewon Oppa, kemarin menelponku," ungkap Mirae yang ternyata masih mengikuti Raehun sampai ambang pintu kamar lelaki itu. "Kau tiba-tiba menghilang dari acara karya wisata kampusmu di Pyeongchang."

Raehun memutar kepalanya cepat, menghadap ke gadis berambut sebahu itu sambil membelalak seolah mendengar fakta paling mengejutkan. "Sebelum hari ini, aku ada acara di Pyeongchang?"

Meskipun merasa aneh dengan respons kakaknya itu, Mirae tetap mengangguk. Dia hanya tidak habis pikir, bagaimana Raehun terlihat seperti orang amnesia dalam sekejap.

"Apa terjadi sesuatu?"

Raehun menghela napas berat. "Aku sempat mengalami kecelakaan kecil, mungkin karena kepalaku sempat terbentur, aku jadi melupakan beberapa hal."

Mirae sempat tercengang. Ia baru menyadari ada plester yang menutup sobekan di sudut dahi Raehun, tepat di atas ujung alis kirinya. Namun, mendapat luka kecil bukan hal yang pertama bagi Raehun. Dia terkenal pandai menyembunyikan rasa sakit.

"Tapi aku baik-baik saja," timpal Raehun seolah menjawab raut kekhawatiran Mirae dengan cengiran tipis. "Jangan katakan pada Eommeoni dan Aboeji tentang ini, mengerti?"

Setelah terdiam beberapa saat, fokus memerhatikan Raehun dan menarik kesimpulan dalam hati bahwa kakaknya itu memang baik-baik saja, Mirae menyahut, "Lagipula bagaimana aku akan mengatakannya? Kau tahu, mereka terlalu sibuk."

Alis Raehun sedikit naik, kini ia duduk di pinggir ranjang menghadap Mirae yang masih berdiri di pintu. "Memang sedang di mana mereka sekarang?"

"Urusan bisnis selama seminggu di Busan," jawab Mirae tak berminat, menghela napas berat. Lalu mengusap dahinya sekilas. "Karena itu, berhentilah membuat masalah, Oppa."

Raehun manggut-manggut. "Syukurlah, jika Aboeji sudah keluar dari rumah sakit dan pulih," gumam lelaki itu lega.

"Yah! Aboeji memang baik-baik saja." Mirae meliriknya tajam dan nada bicaranya sempat naik. Ia sudah biasa berbicara santai pada kakaknya itu karena sempat tumbuh bersama. "Setidaknya, dia sehat sejauh ini," tambah gadis itu dengan lirih.

Crazy Big Dream Called 'Normal Life' × 97ℓTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang