••Fourteenth

38 5 19
                                    

☆Showtime☆•°°•°°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

☆Showtime☆
•°°•°°•

Raehun mengamati layar ponselnya sekali lagi, memastikan bahwa pengelihatannya memang tidak salah, demi membunuh waktu yang terus berjalan mendekati jam makan siang. Saat membuka kunci layar, roomchat-nya bersama Yunseo tadi malam langsung terpampang jelas. Belum berubah, namun karenanya juga Raehun tidak bisa tenang.

Diam-diam Raehun mengutuk dirinya sendiri dalam hati, merasa payah mengingat bagaimana ia masih tidak kuasa menghilangkan kecanggungan ketika berhadapan dengan Yunseo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Diam-diam Raehun mengutuk dirinya sendiri dalam hati, merasa payah mengingat bagaimana ia masih tidak kuasa menghilangkan kecanggungan ketika berhadapan dengan Yunseo. Padahal seharusnya ia bisa melakukan lebih. Bahkan melalui pesan teks saja, dia sangat kaku. Beruntung gadis itu lebih dominan mengendalikan suasana.

Raehun harus menjadi pribadi yang lebih baik lagi di kehidupan ini dan bukan pengecut, setidaknya itu tekad dasarnya. Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang datang sekecil apapun. Menyadari ketika ia kembali terpesona kepada Yunseo meskipun ingatan sebelumnya tentang gadis itu mungkin hilangㅡatau tak pernah ada, sudah cukup membuktikan Yunseo bukan gadis biasa.

Dia patut Raehun diperjuangkan.

Pertemuannya dengan Yunseo dan semua kebetulan yang semakin mendekatkannya pada gadis itu seharusnya semakin membuat Raehun yakin, untuk bergerakㅡsetidaknya, mencoba meraih apa yang selama ini ingin dirasakannya. Barangkali, jawaban dari 'kehilangan tak terdefinisi'-nya selama ini akan terjawab. Siapa yang tahu jika ini memang kode dari semesta yang selama ini justru tak terbaca olehnya?

Getaran di ponselnya membuat lelaki berkulit putih pucat itu sedikit tersentak karena baru kembali tersadar dari pikirannya yang sempat menerawang. Ia mendapati pop-up pesan dari Jaewon, yang menyatakan dirinya tidak percaya Yunseo mengajak Raehun makan siang bersama. Hanya saja, dia memiliki alasan sedang ada kelas tambahan jadi tidak bisa menjadi saksi langsung dan membersamai.

Mungkin Jaewon memang sengaja memberi Raehun ruang hanya dengan Yunseoㅡpadahal lelaki itu sempat memintanya untuk ikut serta agar mengurangi kecanggungan jika hanya berdua, namun mungkin ini waktu yang tepat untuk Raehun menghadapinya sendiri. Kata-kata Mirae kemarin masih sempat menggema di dalam kepalanya; kau harus bisa memenangkan hatinya, dengan caramu.

Crazy Big Dream Called 'Normal Life' × 97ℓTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang