Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
Suasana stadion sudah sangat ramai, para supporter mulai berbondong-bondong memasuki stadion. Gemerlap cahaya lampy menerangi setiap sudut membuat seluruh orang takjub. Walaupun tidak seindah dan semegah Gelora Bung Karno tetapi Stadion ini mempunyai nilai sejarah tersendiri. Pada tahun 2013, Stadion ini menjadi saksi bisu atas kemenangan Timnas U19 pada era Evan Dimas dkk melawan Timnas Vietnam pada masa itu, Indonesia menang saat beradu adu penalti. Dan saat ini, seluruh rakyat Indonesia memupuk kembali harapan untuk kembali mengulang kejayaan pada masa itu.
Kini Zico, Ocha, Amanar, Brylian, Rendy dan Andre berada di Tribun VVIP. Pertandingan akan di mulai 3 jam lagi, namun suasana ramai sudah menyelimuti seluruh penjuru Stadion.
Ocha melirik jam yang melingkar di tanganya. "Ini mulai-nya kapan, Ya."
Zico menoleh dan tersenyum.
"Kenapa, Udah gak sabar ya?"Ocha mengangguk antusias.
"Sabar, mungkin sebentar lagi"
----
Hari sudah semakin petang, suara Drum Band sudah mulai meramaikan seluruh penjuru Stadion, Ocha tersenyum senang. Akhirnya impian-nya selama ini tercapai untuk menonton pertandingan Timnas secara langsung. Ia mengulum senyum ketika melihat tingkah konyol yang sedang di lakukan Amanar dan teman-temanya.
"Wee, Fotoin gue dong" Amanar menyerahkan kamera Fuji miliknya kepada Andre.
Andre nampak memasang wajah kesal sambil memotret Amanar yang sedang berfoto membelakangi Lapangan.
"Ikhlas gak lo fotoin gue?" Kata Amanar sambil mengambil kembali Kamera miliknya dan melihat hasil jepretan.
"Nah ini kan bagus, Fotoin gue lagi, Wee" Amanar nampak puas dengan hasil jepretan Andre. Cowok itu kembali memberikan kameranya pada Andre dan meminta untuk memoto.
"Gantian sih, gue juga mau" Tolak Andre kembali mengembalikan kamera itu kepada empunya.
"Iye-iye sekali aje tapi ye"
Ocha tertawa sendiri sambil menggelengkan kepala melihat Amanar dan Andre. Kedua cowok itu memang lebih sering berantem-nya dari pada akur-nya.
Ocha melihat ke arah Zico, cowok itu pun ikut tertawa melihat tingkah laku teman-temanya. "Kamu gak ikutan mereka foto-foto,?"
Zico tersentak menoleh ke arah Ocha, Cowok itu menggeleng. "Kalo aku ikut mereka, bakalan terjadi perang dunia ke-7" Ucapnya sambil tertawa.
Ocha ikut tertawa mendengar candaan Zico.
"Disini berisik banget, Ya." Ucap Ocha.
"Namanya di Stadion sudah pasti berisik. Kamu gak nyaman, Ya?"
Ocha menggeleng. "Gak kok"
"Zico, Lo ada disini juga?" Suara seseorang di belakang mereka, secara refleks Zico dan Ocha memutar kepala mereka ke sumber suara. Tatapan Ocha melebar ketika melihat Bella berada di sini.
Sedangkan Bella, senyumnya langsung memudar ketika melihat kehadiran Ocha di samping Zico.
"Eeh Bella, Lo nonton Timnas juga?" Zico berdiri dan menyambung Bella dengan ekspresi Wellcome.
Bella mengangguk samar.
"Lo sama si--"
"Bella, Yuk kita kesana" Ada seorang laki-laki yang datang dari belakang tubuh Bella dan mengajak Bella.
Bella mendongak dan menatap wajah laki-laki itu. "Bella boleh disini aja gak, Kak"
Laki-laki itu terdiam, lalu menatap Zico dan Ocha dengan tatapan penuh selidik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zico The Perfect BAD BOY [2]
Teen FictionSequel dari ZTPB [1] Kalau kamu melihat bagaimana wujud dari kasih sayang, cobalah lihat dari bagaimana dia memperlakukan mu di saat kamu tengah berada di tengah kesulitan. Inilah kisah cinta dua sejoli di Masa SMA, masa yang katanya indah dan gak...