19.
"Doain aku ya," Aku tersenyum senang membaca pesan singkat yang dikirimkan Zico sebelum bertanding. Jari jemariku membalas pesan singkat itu, "Iya, semangat!"
Ku masukan ponsel miliku ke dalam tas setelah membalas pesan dari Zico. Aku menoleh ke arah Sylva yang tengah sibuk memakai sepatu dan atribut sebagai supporter. Aku bersyukur, kali ini aku sudah tidak sendirian. Aku di temani oleh Sylva selama di Sidoarjo untuk mengawal dan mendukung secara langsung perjuangan mereka. Aku dan Sylva mendapat dispensasi oleh pihak sekolah untuk menontong Timnas di Sidoarjo. Kali ini kami mendapat ijin dari Madam Ratna selaku kepala sekolah sekaligus Ibu dari Capten David Maulana. Ur know, kami dapet backingan dari Ibunya David hehe.
"Udah siap Cha?" Tanya Sylva seraya melihat kearahku. Aku memang sudah siap dari tadi. "Udah nih"
"Mau turun sekarang?" Aku mengangguk, "Boleh" Aku meraih tas slingbag di atas tempat tidur dan berjalan berdampingan dengan Sylva untuk turun ke Lobby hotel.
**
Kami tiba di Stadion pukul 5 sore, suasana Stadion sudah sangat ramai. Banyak orang datang berbondong-bondong dari bapak-bapak, Ibu-ibu, anak muda, dan anak-anak. Mereka semua datang untuk mendukung dan menjadi pemain ke-12 untuk memberikan semangat serta dukungan untuk Garuda muda. Aku celingak-celinguk mencari keberadaan orang. Aku dan Tante Lusi sudah janjian untuk menonton Timnas bareng.
"Tante Lusi kok belum dateng ya," kataku sambil melihat ke arah jam yang melingkar di tangan kiriku, "Udah jam 5 nih,"
Sylva mengelus pundaku,"Sabar, mungkin Tante Lusi sedang terjebak macet." Dan benar, aku dan Sylva tadi hampir saja terjebak macet. Untung saja kami naik ojek online, jadi kemacetan sedikit terkurangi.
Aku mengangguk,
"Mungkin,"Tak lama kemudian ada suara teriakan dari belakang tubuhku dan Sylva.
"Hai Ocha!" Kami menoleh, aku melihat Tante Lusi berlari dengam terburu-buru bersama dengan Bang Riandy."Maaf ya sayang, Tante telaat" aku tertawa kecil ketika melihat Mama sambung Zico ini sedang mengatur deru nafasnya yang sedang naik turun akibat berlari.
"Gapapa Tante," ucapku,
"Yuk masuk, ntar keburu di dalam penuh," aku mengangguk ketika Bang Riandy mengajak kami masuk ke dalam Stadion.
"Yuk," kami masuk ke dalam stadion yang sudah sangat ramai dengan para penonton.
Suasana di luar stadion..
KAMU SEDANG MEMBACA
Zico The Perfect BAD BOY [2]
Genç KurguSequel dari ZTPB [1] Kalau kamu melihat bagaimana wujud dari kasih sayang, cobalah lihat dari bagaimana dia memperlakukan mu di saat kamu tengah berada di tengah kesulitan. Inilah kisah cinta dua sejoli di Masa SMA, masa yang katanya indah dan gak...