-
-
-
Rasanya masih ada yang nge-ganjal di dalam hati Ocha kala mendengar bahwa Zico dan teman-temanya akan pergi ke Jepang untuk mengikuti Turnament Jenesys. Ada rasa senang, karna impian cowok itu dan teman-temanya akhirnya terwujud untuk bisa mengikuti ternament di Jepang. Namun ada juga perasaan khawatir. Ocha khawatir kalau disana Zico akan lebih jauh dari dirinya, mengingat sekarang hubunganya sudah sangat renggang.
"Cha, di luar ada Zico tuh. Katanya dia mau ngomong," Kata Sylva.
Ocha menaikan alis sebelah-nya.
"Dia ngapain---,""Udah buruan," Sylva menarik tangan Ocha agar segera menemui Zico.
Zico tersenyum simpul kala melihat Ocha sudah berada di hadapanya. Sedangkan Ocha memasang wajah canggung.
"Ada apa?" Tanya Ocha, cewek itu melangkah dan mengambil duduk di kursi panjang di depan kelas.
Zico tersenyum, lalu dia duduk di samping Ocha. "Aku mau ngomong, boleeh?"
Ocha mengangguk pelan, menyetujui.
"Mau ngomong apa?"
"Kamu udah tau kalo bentar lagi aku mau ke Jepang?."
Ocha mengangguk.
"Tau"Zico secara refleks memegang punggung tangan Ocha. "Doain aku ya, semoga disana aku bisa bertanding dengan baik."
Ocha terkesiap kala tangan-nya di genggam oleh Zico. Seketika hatinya langsung mendesir, sudah lama tangan ini tidak mengenggam tenganya dengan erat.
"Iya," jawab Ocha kikuk, lalu cewek itu melepaskan genggaman Zico dari tanganya. "Gaenak di lihat orang" Kata Ocha sambil tersenyum canggung.
Zico menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal, dia terlihat salah tingkah.
"Ma-af, aku ngga sengaja."Ocha hanya tersenyum singkat, kemudian cewek itu kembali bersikap biasa saja.
"Ch...,"
"Co, di panggil Pak Aziz di ruang BK." Suara Supriadi menghentikan ucapan Zico.
"Supray!" Zico mengumpat kesal kala Supriadi datang di waktu yang tidak tepat.
"Co," Ocha memengang pundaknya dan menyadarkanya. "Kamu udah di tunggu Pak Aziz di ruangan-nya. Sana berangkat, jangan nge-bantah,Ya."
Zico tersenyum bahagia kala Ocha mengatakan hal yang seolah memberi nasihat padanya. Sudah cukup lama cewek ini tidak berkata seperti ini, Zico sangat rindu!
Zico terkesiap dan langsung berdiri.
"Aku pamit pergi dulu,Ya" pamitnya.Ocha mengangguk.
"Ooke"Supriadi menarik Zico, ketika hendak pergi. Dia kembali tersenyum ke arah Ocha sambil berkata. "Pulang sekolah bareng aku,Ya."
Ocha tersenyum geli sambil mengangguk.
"Yes!" Decaknya sambil tertawa bahagia. Kemudian cowok itu terseret oleh tangan Supriadi, sambil berjalan tak lupa dia melambaikan tangan pada Ocha yang masih berada di tempat.
**
Bella menatap wajah Ocha tajam. Cewek itu menghadang langkah Ocha kala cewek itu sedang berjalan menuju parkiran. Tangan Bella mencengkram lengan Ocha erat. Ocha hanya diam sambil memasang wajahnya tenang, dia tidak mau terpancing emosi untuk saat ini.
"Drama apalag ini,Ocha?!" Ucap Bella tajam.
"Kenapa?." Tanya Ocha seolah tidak mengetahui apa-apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zico The Perfect BAD BOY [2]
Ficção AdolescenteSequel dari ZTPB [1] Kalau kamu melihat bagaimana wujud dari kasih sayang, cobalah lihat dari bagaimana dia memperlakukan mu di saat kamu tengah berada di tengah kesulitan. Inilah kisah cinta dua sejoli di Masa SMA, masa yang katanya indah dan gak...