Siang itu di sebuah kampus ternama di Australia.
Jaehyun's pov
"hei kenapa kamu tadi pagi tidak datang babe?"
Suara lembut serta tangan putih yang menepuk pelan bahuku itu membuatku menghentikan aktivitas ku mengetik sesuatu di laptop.
Rose, gadis itu berdiri di belakangku dengan senyuman yang sudah siap mengomeliku karena bolos tadi pagi, yaa karena si Jahil Lucas yang tiba-tiba menanyakan hal konyol itu padaku, membuat fokusku untuk kuliah menjadi buyar. Yang aku pikirkan dari tadi pagi hanyalah Herin, gadis yang sebenarnya aku cintai, yang notabenenya adalah adikku sendiri. Hmm entahlah, setelah dia tahu yang sebenarnya, akankah ia tetap mencintaiku seperti perempuan mencintai laki-laki? aku tak tahu.
Yang jelas aku senang dia sudah tahu kalau kita bukanlah saudara kandung, aku tak tahu kenapa aku senang, tapi bukankah ini akan menyakiti wanita dihadapanku ini? Rose, dengan segala kebaikannya mencintai dan menyayangiku sepenuh hati. Ah, maafkan aku Rose, tapi kamu berhak mendapatkan seseorang yang lebih baik dariku.
"eumm, aku bolos tadi pagi" ucapku dengan cengiran andalanku. Aku tahu ia pasti akan marah dan mengomeliku untuk tidak mengulanginya lagi. Tapi siapa sangka? yang dia lakukan malah membuat ku semakin merasa bersalah.
Tangan lentik itu menangkup pipiku lembut, senyuman itu memperlihatkan deretan gigi putihnya, membuat perasaanku semakin acakadul. Ah gadis ini, aku semakin tak tega untuk mengatakan yang sebenarnya.
"kalau kamu bolos, yang kasian itu aku babe, aku kangen" tuturnya mencambikkan bibir.
Mataku menatap sayu gadis dihadapanku ini, dia sangat tulus mencintaiku, ia yang selalu ada bahkan saat aku sedang sakit di Australia. Hanya dia yang rela menginap untuk merawatku hingga aku sembuh. Karena ibu asliku tinggal berbeda kota denganku, maka aku tak mau merepotkannya untuk jauh-jauh datang hanya untuk merawatku.
"maaf babe, tapi aku sedang tidak mood saja" jawabku singkat.
Ia menarik kursi dan duduk tepat dihadapanku. Wajahnya menampakkan ekspresi khawatir, ekspresi yang selalu ia tunjukkan tiap kali aku mengeluh tentang sesuatu.
"ada apa sayang?" tanyanya.
Aku mengembuskan nafas pelan. Sayang? panggilan itu panggilan yang selalu aku tujukan pada Herin tanpa tahu apa maksud sebenarnya dari panggilan itu.
Selama ini aku sudah merasakan perasaan itu pada adikku, tapi aku tak pernah menyadarinya. Sebagai laki-laki aku tahu Herin juga mencintaiku, tapi aku tak pernah membahasnya, lagi pula Herin selalu tahu bahwa aku ini abangnya dan kita adalah saudara kandung.
Tapi untuk sekarang? apakah ia tetap mencintaiku setelah tahu bahwa aku adalah anak angkat ibunya? hanya itu yang aku pikirkan sedari tadi, bahkan setelah wanita berhati malaikat ini datang mencemaskanku, kenapa Herin tak bisa lepas dari pikiranku? dan kenapa aku harus menyakiti perasaan Rose? aku bingung sekali.
"Ehm, aku tak apa Rose, besok-besok aku tidak akan bolos lagi, kok" jawabku seadanya. Tapi aku tahu wanita dihadapanku ini sangat tahu kepribadianku. Ia akan segera sadar bahwa sesuatu yang janggal sedang terjadi.
"Kamu rindu seseorang kan, Jae?" tanyanya yang seketika membuat alisku mengernyit. Bagaimana ia bisa tahu? . Oh aku melupakan fakta bahwa wanita di hadapanku ini memanglah sangat peka terhadap suatu hal, terutama yang berkaitan denganku.
Aku hanya diam, aku juga tak tahu siapa yang aku rindukan. Rumah di Indonesia ataukah hanya Herin seorang?
Kudengar helaan nafas darinya. Tangan lembut itu menggapai tanganku di atas meja, lalu menggenggamnya erat. Bibir mungilnya melengkung terbuka, sesuatu akan diucapkan olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Jahe Ku
FanfictionSalah ngga sih kalo gue suka sama abang sendiri? Sukanya tuh suka yang beneran, suka antara wanita dan laki-laki. Ehm, cinta mungkin namanya? Ehe. Maaf. -Herin, 2017