"Baiklah Jae, kalau itu yang kau inginkan, tak ada yang bisa ku lakukan, kau berhak bahagia sayang, tak harus bersamaku"
Kata-kata itu memenuhi pikiran Jaehyun sampai saat ini. Sekarang ia sedang duduk di bangku pesawat, melihat keluar jendela. Pikirannya mengadah kemana-mana. Perasaannya campur aduk, ia sudah memberi tahu semuanya pada Rose, semuanya tanpa terkecuali. Tentang ia adalah anak angkat ibu Herin, tentang perasaannya selama ini, dan tentang perasaan adiknya, Rose akhirnya tahu semuanya.
Tak disangka tanggapan Rose diluar ekspetasi Jaehyun. Wanita itu tersenyum meskipun setetes air mata akhirnya jatuh juga membasahi pipinya. Ia sangat rela melepaskan Jaehyun karena ia mencintai Jaehyun dengan sangat tulus. Ia rela Jaehyun bahagia meski bukan karenanya, ia rela berpisah hanya untuk kebahagiaan Jaehyun, sungguh wanita itu memang berhati malaikat.
Wanita berambut pirang itu bahkan yang meminta Jaehyun untuk menemui orang yang dicintainya itu, iya, Rose lah yang membuat Jaehyun akhirnya berada disini, di pesawat menuju ke Indonesia, negara dimana pujaan hatinya berada.
Awalnya Jaehyun menolak saran Rose untuk pulang, ia takut akan melukai hati Rose, tapi wanita itu malah berkata tak apa, ia akan bahagia bila Jaehyun bahagia, bagaimanapun caranya. Ia sangat menyayangi Jaehyun, ia takut Jaehyun akan tertekan apabila selalu bersama dirinya sedangkan gadis yang dicintainya sebenarnya bukanlah dia.
Jaehyun menatap langit kosong. Biasanya ia naik pesawat selalu bersama Rose, kemana pun ia pergi pastilah wanita itu yang menemaninya. Tapi kali ini ia sendirian terbang ke Indonesia, meninggalkan pacarnya bersama Lucas, sahabatnya. Entahlah masih pacar ataupun tidak, yang jelas kehadiran Rose sangat berkesan didalam hidup Jaehyun, ia sangat bersyukur dipertemukan dengan perempuan berhati malaikat itu. Ia harap suatu saat Rose akan menemukan pria yang lebih baik darinya, wanita itu pantas mendapatkan yang terbaik.
——————————-—————
Mark mengantar Herin pergi ke dokter hewan pagi itu. Kucing putih pemberiannya untuk Herin tempo hari sekarang jatuh sakit. Kucing itu lambang cinta mereka, Herin merawatnya dengan penuh kasih sayang selama ini.
"Apa kata dokternya?" tanya Mark langsung saat melihat Herin keluar dari ruangan tanpa menggendong kucingnya.
"Dia diare, Kak" jawabnya murung. "Dokter bilang dia harus dirawat dalam beberapa hari" tambahnya.
Mark hanya tersenyum, tangannya mengelus pelan pundak Herin. "Tidak apa, dia pasti sembuh"
Kalau kalian penasaran bagaimana reaksi Mark setelah mengetahui bahwa Herin dan Jaehyun bukanlah saudara kandung, baiklah Author akan ceritakan.
Flashback on
"Jaehyun bukan kakakku"
Tiga kata yang terlontar dari bibir mungil Herin membuat Mark melepas pelukan mereka. Alis pria itu mengernyit heran. Apa maksudnya?
"Iya kak, Abang Jahe bukan saudara kandungku, aku tidak mencintai orang yang salah" mata gadis itu menatap Mark penuh penekanan. Mark harus tahu semua ini, pria ini tidak boleh jatuh dalam harapan palsu terus menerus. Pria ini layak dan berhak bahagia dan menemukan yang lebih baik dari Herin, pasti.
"Apa maksudmu sayang?"
"Ibuku mengangkat Jaehyun sebagai anak saat ia masih bayi, lalu beberapa tahun selanjutnya aku lahir, aku baru tahu ini semua kemarin kak, itupun aku tak sengaja mendengar pembicaraan ibu dengan abang di telepon" tuturnya sambil menangis.
Mark tersentak. Ia sangat terkejut mendengar penjelasan gadisnya ini. Herin dan Jaehyun bukanlah saudara kandung? Itu berarti mereka berhak untuk saling mencintai? Entah, pernyataan ini membuat dada Mark terasa sesak, ia merasa belum siap meninggalkan gadis yang amat sangat ia sayangi ini, Herin.
"Kak Mark? Kak Mark boleh marah sama aku! Kak Mark boleh hina-hina aku karena aku udah bersalah sama kakak! Aku sudah kasih harapan palsu ke kakak! Silahkan marah-marahin aku kak! Kakak pantas untuk dapat yang lebih baik dari aku! Yang bisa mencintai kakak dengan tulus!" Herin memberontak menatap pria dihadapannya sambil terus menangis.
Mark hanya menatap nanar gadis dihadapannya. Rasa sayangnya terhadap gadis ini sungguh besar, Mark hanya ingin Herin bahagia, itu saja. Melihat Herin menangis seperti ini membuat hatinya teriris.
Ia tak tega melihat gadisnya merasa bersalah, ia tak tega melihat gadisnya terus-menerus menyalahi dirinya sendiri. Herin tidak salah, karena perasaan tak bisa disalahkan. Cinta tak bisa disalahkan.
Mark, dengan jiwa yang amat sangat lapang, menarik Herin ke dalam pelukannya, lagi. Setidaknya untuk yang terakhir kali. Untuk yang terakhir kali ia bisa mencium wangi rambut Herin dalam pelukannya. Untuk yang terakhir kali merasakan tubuh mungil gadis ini didalam dekapannya. Dan untuk terakhir kalinya merasakan bibir ranum milik gadis itu, ya, bibir mereka bertemu untuk yang terakhir kalinya.
Flashback off
Jaehyun melangkahkan kaki panjangnya memasuki halaman rumahnya. Ia baru saja turun dari taksi yang mengantarnya pulang. Dipandanginya sekeliling halaman depan rumahnya yang sedikit berubah. Ia tersenyum saat melihat sandal Herin di depan pintu, masih sama seperti sebelum ia meninggalkan Indonesia kala itu.
Pria itu merasakan jantungnya berdetak lebih cepat, entah kenapa rasanya gugup sekali untuk memasuki rumahnya dan bertemu dengan adiknya itu, terasa sangat canggung untuknya.
Tapi senyuman cerahnya tak pernah luntur dari tadi, ia sangat bahagia ketika akhirnya ia bisa menemui pujaan hatinya.
Kaki panjang itu sudah mencapai pintu utama dan jarinya mulai menekan bel. Ia terus menggigit bibir bawahnya berusaha mempersiapkan diri untuk bertemu gadis itu, gadis yang selalu memenuhi pikirannya dari dulu.
Terdengar suara langkah kaki mendekat dibalik pintu. Jaehyun semakin tak karuan. Ia terus menerus menarik dan menghembuskan nafasnya. Ah beginikah rasanya akan bertemu orang yang dicintai?
Knop pintu mulai berputar, pintu putih berbahan kayu itu mulai bergerak menampilkan seorang gadis bermata bulat dan gigi rapi yang tersusun indah dengan ekspresi yang tak tergambar.
Herin, mata besarnya mulai berair saat dilihatnya sosok yang amat sangat dirindukannya sekarang berdiri dihadapannya dengan senyuman yang masih sama, senyuman yang membuat ia jatuh cinta.
Sementara Jaehyun, pria tegap itu memandangi wajah gadisnya dengan penuh cinta, euphoria masing-masing yang tak tergambarkan. Sekarang barulah ia merasakan jatuh cinta yang sesungguhnya.
Dua insan ini tanpa menunggu waktu lagi langsung berhambur dalam pelukan hangat. Tangisan keduanya pecah. Rasa rindu bercampur cinta yang sudah lama mereka bendung akhirnya bisa dilampiaskan.
Masih dalam posisi memeluk, keduanya saling menatap mata. Saling menatap orang yang dicintai, beginilah rasanya saat memiliki orang yang kau cintai, sangat indah, tak tergambarkan.
"I love you, my bro" ucap Herin malu-malu.
"tidak, aku lebih mencintaimu, adikku" jawab Jaehyun.
Mereka pun menyatukan bibir masing-masing dan larut dalam kebahagiaan itu. Akhirnya kisah ini selesai, Perasaan Herin tak bertepuk sebelah tangan sama sekali. Jaehyun akhirnya menemukan cintanya. Sungguh takdir yang patut disyukuri.
TAMAT
————————
Allahumma Shali Alaa Muhammad 😍
Alhamdulillah cerita ini akhirnya tamat juga Ya Allahhhhh🥺🥺Terimakasih atas dukungan kalian dan doanya!❣️
Makasi yaa buat yang rajin vote dan komen, aku seneng bangett❤️🥺😭
Yuk ngobrol-ngobrol sama aku di dm!:)
Follow aku juga yaa di ig dan twitter @/pandaszaa
Oh iya, kalian mau bonus part nggak? kalo banyak yang mau, insyaallah aku buatkan:) komen aja yaa:))🥰
Terimakasih 💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang Jahe Ku
FanfictionSalah ngga sih kalo gue suka sama abang sendiri? Sukanya tuh suka yang beneran, suka antara wanita dan laki-laki. Ehm, cinta mungkin namanya? Ehe. Maaf. -Herin, 2017