Limabelas

1.9K 65 5
                                    

"Mati lo! Gue lupa!" Davina segera menuju kamar mandi dan bersiap

Davina keluar dari kamar mandi menggunakan outfit yang menurutnya sangat nyaman meskipun sederhana.

Davina berdiri di depan kaca dan memoleskan liptint pada bibir mungilnya.

"Siap!" Ucap Davina kepada dirinya sendiri

Davina segera menyambar ponsel dan tas selempang kecil miliknya yang sudah berisikan dompet.

Davina turun kebawah dan menyambar kunci mobil di laci, kemudian berlari menuju garasi. Dan mengendarai mobil sendiri.

Beberapa menit kemudian Davina sampai di sebuah gedung besar menjulang tinggi. Gedung itu adalah perusahaan milik orang tuanya.

Davina memasuki perusahaan dengan setengah berlari.

"Permisi, ada yang bisa saya bantu?" Tanya seorang resepsionis di perusahaan itu

"Saya ingin bertemu pemilik perusahaan, bisa?" Tanya Davina

"Maaf apakah sebelumnya Anda sudah memiliki janji dengan Beliau?"

"Iya sudah"

Kemudian seorang resepsionis itu menelepon kepada seseorang yang sudah bisa dipastikan kalau itu adalah Papa Davina.

"Baik, mari saya antarkan" ucap sang resepsionis itu

"Ah tidak usah, saya sudah paham kantor ini" ucap Davina kemudian berlalu menuju ruangan orang tuanya

Tok! Tok! Tok!

Kemudian Davina sedikit membuka pintu, dan mengintip ke dalam.

"Davina? Masuk saja nak tidak usah malu-malu" ucap seseorang dari dalam ruangan

Kemudian Davina masuk ke dalam ruangan dengan cengiran.

"Davina ngga telat kan pa?" Tanya Davina kemudian berjalan menuju sofa yang ada di ruangan itu

"Tidak, tenang saja"

"Memangnya ada apa? Kenapa Davina harus datang kesini?"

"Ada yang mau minta maaf"

"Ha? Pap--"

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" Titah Papa Davina

Davina terkejut. Wajah yang pernah Ia temui sebelumnya hadir kembali di hadapannya.

"Siang om" sapa Daniel dengan senyum tipisnya

'Cih sok manis padahal bangsat' Batin Davina

"Nah karena kalian berdua sudah datang, maka silahkan minta maaf Daniel"

"Makasih om" balas Daniel sopan

Kemudian Daniel berjalan ke arah Davina yang sibuk memainkan ponsel.

"Dav gue mau minta maaf sama lo" ucap Daniel

"Gue tau dan gue udah maafin" jawab Davina terpaksa karena di dalam ruangan masih terdapat Papanya

"Lo serius Dav?" Tanya Daniel memastikan

Davin hanya menganggukkan kepalanya. Kemudian berdiri dan berjalan menuju Papanya.

"Pa? Udah nggak ada lagi kan? Davina pamit pulang ya?" Ujar Davina kepada Papanya. Sementara Daniel masih berdiri di tempat

"Yasudah, biar diantarkan Daniel ya? Kan sudah baikan" Tawar Papa Davina yang dibalas senyum dengan Daniel

"Davina bawa mobil pa, Davina juga mau ke toko buku dulu. Davina duluan ya pa. Daaahh" ucap Davina setengah berbohong kemudian berlalu meninggalkan ruangan

"Maafkan Davina juga ya nak Daniel" ucap Papa Davina sambil berjalan menuju Daniel

"Ah iya om. Baiklah saya pamit pulang ya om. Terima kasih karena om sudah mau bantu saya untuk minta maaf ke Davina" jelas Daniel

"Sama-sama nak"

"Permisi om" pamit Daniel kemudian berlalu meninggalkan ruangan

***

"Wuihhh kulkasnya banyak makanan cuy!" Teriak Aldi dari arah dapur apartemen Manuel

"Bawa kesini buat cemilan main ps woi!" Balas Alex dari arah ruang tengah dengan teriakan juga

Aldi mengambil apa saja yang bisa dijadikan cemilan main ps dan membawanya menuju ruang tengah.

"Itu tomat kenapa dibawa juga bambang?" Tanya Alex kepada Aldi yang terlihat kesusahan membawa makanan dari arah dapur

"Bacot lu ah, bantuin!" Titah Aldi

Dengan sigap Alex membantu membawakan makanan yang ada di tangan Aldi.

"Nah gitu dong nurut. Kek peliharaan. Awokawok" Goda Aldi yang disusul tawa dari Manuel dan Rafa

"Bangsat lo curut" umpat Alex. "Ini tomat buat apaan si? Ko lu bawa juga?" Tanya Alex kepada Aldi

"Karena tadi gue bingung, yaudah gue ambil aja semua, eh tomatnya ngikut katanya, yaudah gue ambil juga sekalian" jelas Aldi

"Semerdeka elu ae udah, iyain" sahut Alex

Kemudian mereka bermain ps bergantian sambil tertawa terbahak bahak.

Di tengah tawa mereka, Rafa tiba-tiba melontarkan kata 'cantik' sambil tersenyum manis.

"Dih? Gila lo? Senyum senyum sendiri. Siapa yang cantik? Lu punya cewe?" Tanya Manuel setengah mendekat ke arah Rafa

Rafa memberikan ponselnya kepada Manuel, dan Manuel menerimanya dengan rasa penasaran.

Manuel menerima ponsel Rafa dengan layar yang memperlihatkan foto Davina.

"Ha? Ini Davina? Gila sih cantik banget tuh kulkas. Tapi gue heran kenapa dia bisa jutek gitu ya sama orang lain, padahal nih kalo di rumahnya dia tuh asik banget" ucap Manuel panjang lebar

"Emang lo pernah tau?" Tanya Rafa kemudian merebut ponselnya dari tangan Manuel

"Pernah waktu itu. Cuma waktu dia lihat gue, udah berubah drastis gitu sikapnya" heran Manuel

"Mungkin dia takut lihat lo, kan lo sejenis makhluk astral" sahut Aldi sambil fokus bermain ps

"Yeuu nyamber aja lo radio tak kasat mata" sarkas Manuel

"Bhaks lebih parah dari makhluk astral lo Di" ucap Alex kemudian disusul tawa dari Rafa dan Manuel

Aldi hanya manyun sambil memainkan stick ps setengah marah.

"Dih ngambek kek cewek bae" samber Alex

"Aghu bukan cewek Aldi sayangku" ucap Aldi dengan nada manja

"Najis!" Ucap Alex, Rafa, dan Manuel bersamaan

Disela tawa mereka, Aldi angkat suara.

"Gue ada ide!"


















Holaa! Gak kangen ya? Ya kan?

Sorry kalo dikit dan kurang gggrrrr dan sorry kalo banyak typo diantara kita hiyaaaak😂
Tetep vote dan komen ya gais biar aghu semangat nulisnya:)

See you on the next chapter👋❤

The Most Wanted Vs Ice Girl [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang