"Davina mau kan besok pagi nganterin abang?" Tanya Bryan dengan mata memohonDavina mengangguk sambil mengeluarkan air mata. Kemudian memeluk Bryan erat.
"Abang janji akan kabarin kamu terus, Davina harus janji kalo Davina ga boleh nangis. Deal?" Tawar Bryan
"Tapi abang harus janji bakal pulang. Deal?" Tawar Davina
"Deal" sepakat Bryan
"Davina mau tidur sama abang malam ini" ucap Davina
"Kan udah gede Dav gaboleh"
"Saudara kan gapapa, udah ayok tidur" ucap Davina
"Yaudah ayok"
***
"Bryan!" Teriak seseorang dari luar kamar yang tak lain adalah mamanya
Bryan merasa terusik, kemudian terbangun dan melihat Davina masih tertidur dengan tentram.
Bryan beranjak dari kasur dan membuka pintu kamar Davina. Menampakkan wajah mamanya yang kesal.
"Ayo cepat bangunkan adikmu sebelum telat" ucap mamanya sambil berkacak pinggang kemudian beralih
"Iya ma" jawab Bryan kemudian memasuki kamar Davina untuk membangunkan Davina
Davina tak merasa terusik, Bryan jadi geram. Akhirnya Bryan memilih membangunkan Davina dengan guyuran air satu gayung. Alhasil Davina terbangun dengan terbatuk-batuk.
"Abang apaan uhuk sih?" Ucap Davina terbatuk-batuk
"Bangun atau abang tinggal?" Tanya Bryan
"Iyaaaaaa" jawab Davina pasrah kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar mandi begitupun dengan Bryan yang pergi menuju kamarnya untuk bersiap-siap
***
Di dalam mobil tak ada yang membuka suara hingga membuat Davina bosan. Sehingga Davina lah yang membuka suara dahulu.
"Bang beneran ya abang jangan lupa kabarin Davina, janji ya bang?" Ucap Davina sambil mengangkat tangannya menampakkan jari kelingking miliknya
"Janji" ucap Bryan kemudian menautkan jari kelingking miliknya dengan milik Davina. Davina menyandarkan kepalanya ke bahu Bryan dan Bryan membalasnya dengan merangkul Davina
Mereka tak ingin berpisah rasanya.
"Abang berangkat ya, kamu hati-hati" pamit Bryan kepada Davina sambil mengacak kepala Davina
Davina langsung memeluk Bryan seperti tak ingin melepaskan. Davina memeluk Bryan erat.
"Eh kok nangis?" Tanya Bryan
"Davina ngga nangis tuh" ucap Davina sambil mengusap air mata yang mulai membasahi pipinya
Kemudian Davina melepaskan pelukannya dan tersenyum tipis kepada Bryan. Bryan pun membalasnya dengan senyuman yang sama, tipis dan manis.
Davina menatap nanar kepergian Bryan, kakak tersayangnya. Air matanya mulai membasahi pipinya lagi.
Davina kemudian memilih pergi dari Bandara dan memilih untuk pergi ke Cafe favoritnya.
"Pak anterin Davina ke Cafe Leona ya, nanti tinggal aja biar Davina pulang naik Taxi" ucap Davina kepada sopirnya. Dan mendapat jawaban berupa anggukan.
***
Squad Jomblo Pea
Belinda_PM
Dav ngga sekolah?Davina_A
GSyakila12
Sepi tau Dav. Lo dimana?LeaNara
^2Belinda_PM
^3RosaJsph
^4Syakila12
Dih copas semuaDavina_A
Cf LnBelinda_PM
Ha? Apaan dah tuh?Syakila12
Cafe Leona gblkDavina_A
Bctn njrSyakila12
OtwBelinda_PM
^2LeaNara
^3RosaJsph
^4Davina_A
HmDavina mematikan ponselnya. Kemudian menikmati kesendiriannya sebelum banyak pengecoh datang.
"Davina?" Sapa seseorang dengan suara yang tak asing di telinga Davina
Holaaaa!
Kangen ngga kangen ngga?
Hayoo ada siapa itu?
Vote vote vote!See you on the next chapter readers👋❤
KAMU SEDANG MEMBACA
The Most Wanted Vs Ice Girl [HIATUS]
Roman pour AdolescentsMembuka hati untuk hal baru bukanlah sesuatu yang mudah. Davina Gabriela Adinata, sosok wanita yang ingin membuka hatinya untuk menemukan hal baru dan melupakan masa lalu yang suram miliknya. Namun siapa sangka, ketika ia memulainya, ia kembali mend...