Sepuluh

1.9K 76 0
                                    

"Sebenernya..."

Davina malas, ia langsung masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya ke suatu tempat.

"Aaaaaaarrrrrggghh!" Teriak Bryan saat Davina dan mobilnya mulai menjauh

***

Davina memberhentikan mobilnya di depan supermarket. Ia berniat ingin membeli sesuatu untuk dibawa ke Panti. Ya, Davina ingin pergi ke Panti.

Davina memasuki supermarket tetap dengan wajah datarnya. Tak ada senyum tulus ataupun paksa yang ia letakkan di sana.

Davina mengambil beberapa makanan ringan yang mungkin disukai oleh anak-anak Panti dan mengambil beberapa coklat.

Davina keluar dengan membawa kantong plastik berisi makanan yang telah dibelinya di supermarket.

Davina melihat Manuel dari kejauhan bersama wanita, tapi wanita ini berbeda dengan wanita yang tadi pagi ia lihat di sekolah.

"Playboy" gumam Davina

***

"Kak Davina!" Teriak anak kecil bernama Ica yang merindukan Davina

Davina segera memeluk Ica.

"Kak Davina, kemarin Kak Yan kesini sama temen-temennya. Lucu tau kak. Kenapa kak Davina nggak ikut Kak Yan kesini?" ucap Ica yang berujung tanya

"Kak Davina lagi sibuk kemarin itu. Nih sekarang Kak Davina bawa cemilan buat Ica sama temen-temen Ica. Mau?" Ucap Davina

Ica tersenyum kemudian mengambil kantong plastik yang berisi cemilan itu sambil berkata "makasih Kak Davina"

Davina tersenyum simpul. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya untuk mengabadikan momen. Ia suka sekali memotret alam.

"Kak Davina kenapa suka banget ngefoto pemandangan?" Tanya Ica sambil memakan makanan yang dibawakan Davina

"Karena apa ya? Suka aja" ucap Davina

Davina berbincang-bincang mengenai apa saja. Davina sedikit bisa melupakan masalahnya. Sedikit.

"Ica, kak Davina pamit dulu ya. Salam Ibu Rida ya." Ucap Davina kemudian meninggalkan Panti

***

Davina memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Kemudian masuk ke dalam rumah untuk segera beristirahat.

"Davina? Mana kakakmu sayang? Kok sendiri?" Tanya mama Davina

"Nggak tau" ucap Davina kemudian berlari menuju kamarnya di lantai dua

Mama Davina hanya menghembuskan nafas kasar dan melanjutkan kembali aktivitasnya.

Davina menghempaskan tubuhnya di atas kasur miliknya. Hati, pikiran, dan fisiknya lelah. Beberapa menit kemudian Davina terlelap.

Tok! Tok! Tok!

Hening. Tak ada jawaban. Mungkin sedang tidak ada orang, pikir Bryan.

Bryan tak mengetuk pintu itu kembali. Ia berjalam ke bawah menemui mamanya.

"Nak, ada kabar buruk" ucap Mama Bryan gelisah

"Kabar buruk apa ma?" Jawab Bryan Penasaran

"Keberangkatanmu diajukan besok pagi. Kamu harus berkemas sekarang. Ayo mama bantu" ucap Mama Bryan

"Tapi Davina ma?" Tanya Bryan yang mengkhawatirkan Davina

"Sudah itu urusan mama, ayo kemasi barangmu" ucap mama Bryan kemudian pergi

"Maafin abang dek" gumam Bryan

***

"Laper" gumam Davina

Davina bergegas menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya dan turun untuk makan.

Davina melihat jam, pukul 7. Davina bergegas ke bawah untuk makan.

Eits, Davina lupa. Davina sedang malas dengan mereka. Ah biarlah, Davina memilih menahan laparnya untuk mengerjakan tugas saja.

Tok! Tok! Tok!

"Dav?" Panggil seseorang yang berada di balik pintu kamar Davina

Tak ada sahutan, tak ada suara apapun. Namun tiba-tiba pintu kamar Davina terbuka. Menampakkan wajah Davina yang datar.

"Dav, abang besok pagi harus ke Bandara. Davina mau kan anterin abang?" Tanya Bryan

"Berangkat aja, Davina sekolah" ucap Davina datar kemudian memilih masuk kamar tanpa menutup pintu

Bryan membuntuti Davina, Bryan bingung harus mengatakan apa lagi.

"Apa lagi?" Tanya Davina masih dengan wajah datar

"Dek maafin abang ya?" Ucap Bryan setengah memohon

Davina memilih diam.

"Dek maafin abang, biar abang ga kepikiran waktu abang pergi" ucap Bryan

Davina mengangguk patuh. Fisiknya memaafkan, hatinya tidak. Mungkin sulit sekali untuk memaafkan.

Bryan memeluk Davina erat, namun Davina enggan membalasnya. Davina lebih memilih meneteskan air mata tapi segera dihapusnya. Ia tak ingin terlihat sedih.

"Davina mau kan besok pagi nganterin abang?" Tanya Bryan dengan mata memohon



















Hola author bek!
Sorry bgt jadi hiatus karena waktu itu akun author ilang, jadinya harus usaha sampe ketemu lagi.
Makasih buat readers TMWvsIG yang udah setia nungguin❤
Dan maaf lagi karena part kali ini dikit bgt.

Buat kalian yang kgn sama tokoh tokoh fiksinya, tunggu kelanjutan ceritanya lagi ya..

See you on the next chapter👋

The Most Wanted Vs Ice Girl [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang