Sakit dan Hampa.
Dua kata itu sudah sangat menjelaskan perasaan Renjun saat ini. Ia benar benar berantakan sekarang. Hatinya terasa perih, parahnya ia sadar bahwa bukan Jaehyun yang menyakiti perasaannya. Perasaannya sendiri lah yang menyakitinya dan kenyataan itu membuat Renjun marah. Pada dirinya sendiri.
Ia marah pada dirinya yang sering kali jatuh karena tindakannya sendiri, karena keputusannya di masa lalu.
Renjun berjalan menyusuri jalanan sekitar apartement kumuhnya. Rasanya sudah lama sekali ia tak menginjakkan kakinya disana, ia terlalu sibuk hidup nyaman bersama Jaehyun sampai ia lupa rasanya tinggal ditempat kumuh seperti ini.
Sekarang ia harus membiasakan dirinya lagi untuk kembali ke kehidupan lama nya yang jauh dari kata nyaman.
Renjun membuang nafasnya kasar, menundukkan wajahnya sambil meneruskan jalannya ke Apartement miliknya yang sudah lama ia tinggal.
Renjun bersyukur karena dulu, ia tak jadi menjual apartement miliknya saat ia tinggal dengan Jaehyun, jadi sekarang ia tak perlu bingung mencari tempat untuk tinggal.
Setelah sampai di Apartementnya Renjun bukan malah tenang dan istirahat, tapi malah merasa semakin hampa dan kesepian. Renjun akhirnya memutuskan untuk pergi ke Club malam milik Ten daripada harus menanggung rasa sedihnya sendirian.
.
.
."Sudah datang? Ini masih jam 6 sore Ren." Sapa Ten begitu mendapati Renjun memasuki Club malam miliknya.
Renjun mendudukkan dirinya dibelakang counter bar, persis dihadapan Ten
"Aku sedang tidak mood bekerja hari ini hyung. Aku mau cuti untuk hari ini saja." Ucap Renjun lemas membuat Ten mengerutkan keningnya bingung
"Lalu kenapa kau kesini? Kau bisa izin padaku lewat telephone."
"Hm, aku datang hari ini sebagai customer."
"Kau datang untuk mabuk mabukan? Ada apa Ren?." Ten menggenggam tangan Renjun di atas counter dengan wajah penuh raut kekhawatiran.
"Mabuk? Tidak hyung aku tidak ingin minum alkohol. Alkohol hanya akan membuatku terlihat semakin menyedihkan."
"Lalu?."
"Aku mau minum susu."
"Susu?."
"Ya. Kenapa? Ada masalah? Bukankah kau selalu bilang bahwa tamu itu adalah raja? Tapi sekarang kau malah tak senang begitu aku mau minum susu." Oceh Renjun panjang lebar sampai Ten harus memijat keningnya karena pening mendengar ocehan Renjun.
"Hei hei hei, kau ini kenapa jadi cerewet sekali sih? Lagian aku tidak melarangmu. Aku hanya merasa aneh oke? Sensitive sekali sih."
"Maaf." Renjun menundukkan pandangannya, ia sedikit merasa bersalah karena menuduh Ten yang tidak tidak.
"Hei.. tidak apa apa. Jadi, ceritakan semuanya padaku. Kenapa tiba tiba mau mabuk susu dan kau terlihat berantakan sekali."
Renjun sedikit ragu untuk menceritakannya pada Ten, ia takut Ten akan menertawainya atau malah memarahinya. Tapi ia tetap memutuskan untuk menceritakan kejadian mengerikan tadi siang dikantor Jaehyun.
"Sesuai saran Ten hyung, aku mulai menunjukkan tanda tanda kalau aku mencintai Jaehyun padanya. Aku sedikit lebih perhatian dari biasanya, aku juga jadi lebih manja padanya, intinya, aku mengikuti saranmu hyung untuk membuat Jaehyun sadar akan perasaanku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Just it ; JaeRen
FanfictionKehidupan biasa seorang bartender bernama Huang Renjun sirna setelah ia bertemu Jung Jaehyun, sang pengusaha muda sukses yang memiliki wajah bak Dewa Yunani