"Bakalan munafik kalo gue bilang gak pengen diperhatiin. Semua orang juga pengen diperhatiin, disayang dan dijaga. Tapi ada waktunya, dan kesadaran diri juga. That is maybe, raight?"
-Sandra
"Gue telat" ucap Reza lirih dan ia segera pergi meninggalkan keramaian tersebut.
••
Angga berjalan setengah berlari dengan membopong Sandra. Seletah melewati beberapa kelas kini mereka sudah sampai didepan pintu UKS. Tak mau menunggu lama, lelaki jangkung itu menendang pintu kuat sehingga memimbulkan suara yang cukup nyaring, setelahnya ia masuk dan mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar UKS, kosong.
Ia meletakkan Sandra dengan sangat hati-hati. "Cepat bangun, San" bisiknya tepat disamping telinga Sandra. Ia memandang wajah gadis yang pingsan itu sejenak sebelum beralih untuk menyelimuti Sandra.
Duduk dikursi yang disediakan disamping Sandra, matanya tak luput memandangi wajah gadis itu.
Tanpa mereka ketahui, seseorang di kaca pintu sedaritadi memperhatikan gerak-gerik nya.••
Angga yang sedaritadi memandangi Sandra, menyadari mata-nya yang mengerjap pelan, lagi, lagi dan akhirnya terbuka sempurna. Sandra sudah sadar!
Sandra mengedarkan pendangannya dan menemuka Angga yang menatapnya sambil tersenyum. Angga menyodorkan segelas minum untuknya dan langsung diterima oleh Sandra.
"Ini di UKS ya" sandra mengamati keadaan sekitar.
Angga mengangguk sebagai jawaban."Kenapa gue disini" tanya gadis itu. Tangannya memegangi kepalanya yang sedikit pusing.
"Tadi kantin kita kebakaran, dan elo pingsan didalam. Kenapa, pusing?" tangannya terulur untuk memijat kepala Sandra, tapi ditolak halus oleh gadis itu."Gapapa kok, cuma pusing sedikit aja. Bentar lagi sembuh"
Angga hanya mengangguk-anggukkan kepalanya."Tadi kenapa gak keluar pas ada yang teriak kebakaran"
Sandra tersenyum, senyuman yang memiliki beribu makna, pedih. "Gak papa"
"Lo percaya gak San, sama gue. Kalo iya gue minta lo jangan sungkan buat berbagi beban yang elo tanggung, San. Gini ya, sebagai temen, gue juga mau denger cerita lo, curhatan elo dan semuanya" Angga tersenyum sejenak.
"kalo udah siap buat cerita ngomong ya" lanjutnya lagi.
Sandra menatap sepasang bola mata Angga dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan.
Ia menghela nafas " Sebenarnya gue punya tra-"Ucapannya terpotong kala seseorang menerobos masuk tanpa salam, tangannya menenteng sebotol minuman.
Laki-laki itu menyodorkan minumnya kedepan Sandra dengan bahasa tubuh yang mengisyaratkan 'ambil'.Sandra tersenyum sejenak kearahnya kemudian kembali menyenderkan punggungnya ke headbboard. " makasih " ucapnya tanpa menerima minum yang sedari tadi menggantung indah ditangan Reza. Sandra menatap lurus kedepan.
Bukan Reza namanya jika ia membawa kembali barang yang ingin diberikannya kepada seseorang. Pria itu menarik pergelangan tangannya dan menaruh minuman tadi kedalam genggaman Sandra.
"Biar cepet sembuh" ucapnya seraya tersenyum.Tidak lama dari itu ketiga sahabat Sandra masuk dengan nafas yang tak beraturan.
Sita dan Linda berjalan setengah berlari menuju Sandra dan disusul Mila dibelakangnya.
"Lo gak papa kan?" Sita mengatur nafas ketika sudah berhadapan dengan Sandra."Eh iya, Sandra elo bikin orang khawatir tau!" kini Linda ikut menimbrung.
Sandra hanya menanggapi dengan gelengan kepala seraya tersenyum.
"Beneran gak papa?" ucap Mila"Gak papa kok. Kalian kenapa ngos-ngosan gini?"
Merasa terganggu, Reza berbalik menjauh dan pergi dari ruangan tersebut tanpa sepatah kata apapun dan tanpa melirik seorang gadis yang sedari tadi memunculkan tanda tanya besar dalam otaknya ketika melihat dirinya didalam ruangan ini, Mila.
••
Setelah berlalunya Reza, tak lama dari itu Mila memutuskan untuk pamit keluar kepada para sahabatnya.
Mila berjalan menyusuri koridor sekolahan, ia berbelok ke taman belakang sekolah ketika sepasang matanya menemukan seorang lelaki yang tengah duduk dibangku samping pohon yang lumayan besar dengan posisi membelakangi dirinya.
Gadis ini berjalan santai menghampiri pria itu seraya menyapu pandang seluruh penampakan taman yang tidak terlalu bersih, terdapat rerontokan daun dari pohon mangga.
"Tadi ke uks? Kenapa" Mila berdiri tepat dihadapan Reza, ia berhasil mengalihkan pandangannya yang sedari tadi menatap lurus kedepan.
Reza menoleh dan sedikit mendongakkan kepalanya menatap Mila. "Udah tau, gausah nanya"
"Kamu gak masih suka kan sama Sandra. Gini ya, dulu kita udah sepakat kan omongin ini" Gadis berambut setengah tebal sepunggung ini duduk menyamping menghadap pria berwajah tampan itu.
"Kenapa jadi baper sih, gak boleh aku jengukin dia? Lagian kamu gak inget alasan kita kayak gini itu apa? Kita ini gak pure ngejalanin semua ini. Ini cuman karena keinginan sebelah pihak doang, dan itu pihak elo gue nggak"
"Hubungan kita ini cuman karena perjanjian"
Author minta 50 commentnya dong untuk part ini hehe

KAMU SEDANG MEMBACA
RAZBLIUTO (SLOW UPDATE)
Fiksi RemajaHubungan yang selalu didasari dengan rahasia serta kebohongan apakah cukup untuk menjamin rasa bahagia itu ada? Untuk dia. Manusia yang paling menyebalkan ialah yang paling egois, egois ingin bahagia sendiri, egois ingin semuanya dimiliki. Kebahagia...