Kegiatan LDKS telah dimulai, pihak sekolah menyelenggarakan di hutan yang letaknya tak terlalu jauh dari sekolah.
Masing-masing tim berisi lima orang, dan Rania satu kelompok dengan Caca, Andre, Sisil, dan.... Davier.
"Lo yang waktu itu telat itu kan? Dihukum apa sama Davi?" Tanya Sisil begitu melihat Rania yang satu kelompok dengannya.
"Gue suruh dia bersihin sampah. Puas lo?" Bohong Davier.
Sisil hanya menatap jengkel Davier. "Jadi tugas gue sama Davier ada di kelompok kalian adalah sebagai pembimbing. Nanti ada berbagai games, dan gue mau kelompok ini menang," Ujar Sisil yang dibalas anggukan oleh yang lain.
"Sekarang kita siap-siap, disuruh cari 3 kertas, warna merah kuning dan hijau. Waktunya cuma 20 menit. Kalau kita nggak dapet kertas itu kita disuruh makan makanan sisaan." Jelas Sisil.
"Gimana kalau kita berpencar, ada yang 3 orang, ada yang 2. Biar lebih cepet," Usul Andre.
"Ide bagus, gue sama Devi berdua. Kalian bertiga," Sahut Davier.
"Boleh," Jawab yang lain terkecuali Rania.
"Yuk" Ajak Davier, Rania hanya mengikuti cowok itu tanpa berbicara apapun.
"Tau nggak rumor tentang hutan ini?" Davier membuka pembicaraan, namun lawan bicaranya hanya diam saja.
"Disini tuh banyak desas desus yang nggak ngenakin. Katanya disini banyak hantu," Ujar Davier yang sengaja membuat Rania ketakutan. Namun, Rania malah menatap datar Davier.
"Gue indigo." Ucap cewek itu santai. "Di sebelah lo, sama dibelakang lo lagi liatin lo sambil cengar cengir," Lanjutnya.
Perkataan Rania sontak membuat Davier refleks mendekat kearah Rania, raut wajah cowok itu terlihat ketakutan.
"HAHAHA" sementara itu Rania tertawa puas sambil memegangi perutnya.
"Lo ketawa?"
"Lo sih kak, gampang banget dibohongin, " Rania tersenyum penuh kemenangan.
"Sial."
"Istirahat dulu ya gue capek," Ujar Rania lalu duduk di bebatuan.
"Iya minum dulu, bawa kan?" Tanya Davier yang dibalas anggukan kecil milik Rania.
"Eh itu dia, kertas warna kuning!" Seru Rania yang langsung bangkit dari duduknya.
"Tinggi banget." Davier memperhatikan kertas kuning yang terletak di atas pohon, dan itu cukup tinggi bagi mereka untuk memgambilnya.
"Gimana dong."
"Lo bisa manjat?" Tanya Davier.
Rania mengerutkan keningnya, "kenapa gue? Kenapa nggak lo aja?"
"Maksud gue lo naik punggung gue, abis itu kan tinggal manjat sedikit. Atau lo mau gue yang naik ke punggung lo?"
"Biar gue yang naik."
Rania pun naik ke atas punggung Davier. "Gila kecil-kecil berat juga," Keluh Davier.
"Lo aja yang lemah," Balas Rania sambil berusaha mendapatkan kertas warna kuning tersebut.
"Hati-hati," Ujar Davier.
"Dapet!" Seru Rania, namun karena terlalu bersemangat, Ia malah kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh menimpa Davier.
Keduanya sama-sama canggung dan menatap satu sama lain. Wajah Rania terlalu dekat, begitupun sebaliknya.
"Lo cantik." Tanpa disadari Davier mengucapkan kalimat itu, yang membuat Rania tersadar lalu cepat-cepat bangun dan menjauh dari Davier.
Davier sendiri masih terdiam, karena baru sadar kalau jantungnya berdetak cepat.
***
Kelompok Davier tengah berhadapan dengan piring besar berisikan sisa-sisa makanan yang dicampur menjadi satu. Membuat siapa saja yang melihatnya merasa mual.
Pasalnya mereka hanya menemukan kertas berwarna merah dan kuning.
"Gapapa ini cuma makanan dijadiin satu, pikirin aja ini makanan enak." Ucap Sisil.
Mereka pun mulai terpaksa memakannya dengan perlahan. Sementara itu Rania sudah tidak kuat, mungkin Ia akan muntah sebentar lagi.
"Lo gapapa?" Tanya Davier khawatir.
"Muka lo udah pucet gitu Ran, jangan dipaksain," Ujar Caca yang tak tega. Ia tahu betul Rania paling tidak bisa dengan hal yang seperti ini, dia saja paling anti satu sendok dengan orang lain. Bukan sok bersih, tapi tiap orang berbeda bukan?
"Udah, jangan diterusin," Ujar Davier sambil menyodorkan air mineral pada Rania.
"Nggak bisa gitu Dav, nggak fair," Ujar Sisil.
"Lo nggak liat ya dia udah hampir muntah?"
"Kita juga udah nggak kuat kali. Sama kok yang kita rasain, jadi kalau pun lo mual ya harus tetep lanjutin. Itu kerjasama tim," Balas Sisil.
"Kerjasama tim? Kerjasama tim itu disaat lo bisa nutupin satu kelemahan orang di tim tersebut. Lo bicara tentang kerjasama? Lo aja egois gini. Gue yang akan ngabisin jatah makan Devi, lo tenang aja." Davier kesal, Ia pun menuntun Rania untuk kembali ke dalam tenda.
"Lo gapapa?" Tanya Davier memastikan.
"Maaf kak, gue ngerepotin lo sama yang lain." Rania menunduk tak enak.
"Udah, lo istirahat aja. Gue balik kesana ya." Davier mengacak pelan rambut Rania sebelum akhirnya cowok itu pergi.
"Jangan gini Ran." Rania memegangi dadanya, jantungnya berdetak sangat cepat.
***
Malam yang ditunggu oleh banyak orang telah tiba, yaitu talent night dimana setiap perwakilan kelompok menampilkan bakat yang mereka miliki.
"Siapa yang mau maju?" Tanya Andre pada yang lain.
"Gue nggak punya bakat," Ujar Caca.
"Gimana kalau lo aja Ran?" Lanjutnya.
"Gue?" Rania heran.
"Lo kan bisa nyanyi." Davier sedikit terkejut mengetahui itu, Ia tidak tahu kalau Rania bisa menyanyi.
"Nggak ah, jangan gue."
"Selanjutnya, dari regu lima, silahkan," Sahut MC dari sebrang sana.
"Cepetan Ran." Mau tidak mau Rania maju ke tengah kerumunan dan memulai pertunjukannya.
Starships were meant to fly
Hands up and touch the sky
Can't stop ‘cause we're so high
Let's do this one more timeStarships were meant to fly
Hands up and touch the sky
Let's do this one last time
Hands up...
Oh, yeah, mhJump in my hooptie hooptie hoop
I own that
And I ain't paying my rent this month
I owe that
But do who you want, and do who you like
That's our life, there's no end in sight
Twinkle, twinkle little starNow everybody let me hear you say hey
Now spend all your money cause today's pay day
And if you're a G, you a G, G, G
My name is Rania, don't call me DeviI'm on the floor, floor
I love to dance
So give me more, more,
‘Til I can't stand
Get on the floor, floor
Like it's your last chance
If you want more, more
Then here I amDavier terpukau menatap penampilan Rania di depan sana. Ia terpesona dengan suara gadis itu serta lagu yang dibawakannya.
Nggak boleh, Dav. Lo nggak boleh suka dia.
***
#TBC
Don't forget to vote and comment.
Love, Sheilabiila
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Langit September
Teen FictionDavier Adrian. Iblis dengan perawakan tampan ala boyband Korea yang membuat siapa saja langsung terpana dibuatnya. Namun itu semua tidak berlaku bagi Rania Sadevi, ketampanan Davier lenyap begitu saja ketika cowok itu mulai menganggu kehidupan Rania...