Tambahan

44.7K 1.3K 60
                                    

Hai... Kalian semua pembaca ceritaku, akhirnya author udah gatel pengen cepet update. 😆😄

Walaupun author harus ingkar janji, awalnya mau update kalau udah 200 vote. Tapi ini belum ada 200 vote author udah update. Kurang baik gimana coba?? 😆😆

Tapi please, nombol lambang bintang itu gak butuh banyak tenaga. Yang butuhin tenaga banyak itu ngetik ratusan kata buat di jadiin cerita.

Jadi gak ada salahnya buat klik tombol bintang untuk suport terus authornya. Gak di pungut biaya kok. Paling juga nyedot data dikit. 😅

Happy reading...

Daniel pulang ke Indonesia dengan hati yang hancur. Hatinya kini diselimuti kebencian untuk Reva dan Leo. Kekasih sekaligus karyawan yang sudah ia anggap sebagai sahabat paling ia percaya telah berkhianat.

Sesampainya di tanah air, Daniel langsung mengecek kantornya. Dan benar saja, surat pengunduran diri Leo ada di atas mejanya. Bahkan lengkap dengan bukti transfer gajinya yang di kembalikan selama ia mengawasi Reva. Tentu hal seperti ini membuat Daniel semakin kecewa dan emosi. Ia melempar surat pengunduran diri Leo dengan emosi.

"Kamu bajingan LEOOOOOOO!!!!"

Satu bulan pasca tragedi pengkhianatan, Daniel masih seperti orang yang linglung. Ia sering melamun bahkan kadang menangis sendirian.

"Daniel... Sayang... Aku punya kabar gembira untukmu" ucap Marisa tiba-tiba masuk ke dalam kantornya.

"Ada apa?" masih dengan nada cueknya.

"Lihat ini" Marisa menunjukkan surat keterangan dokter, namun Daniel malas untuk membaca apalagi memahaminya.

"Apa ini?"

"Kamu tidak baca?? Aku hamil Daniiiel... aku hamil anak mu.." ucap Marisa antusias.

"Aku sangat bahagia Daniel" ucap Marisa lalu memeluk Daniel. Namun Daniel masih tetap diam seperti patung. Marisa yang merasa pelukannya tak terbalaskan pun merasa kecewa dan melepas pelukannya.

"Kenapa?? apa kamu gak bahagia? Aku berhasil menjadi istrimu yang sempurna. Aku akan melahirkan keturunan keluargamu" ucap Marisa. Daniel masih diam saja. Pandangannya kosong. Ntah apa yang ada dipikirannya.

"Sudahlah, percuma bicara sama orang berhati batu sepertimu. Bahkan kamu sudah ingkar janji padaku. Katanya setelah pulang dari Amerika kamu akan menjadi suami yang sesungguhnya. Tapi ini apa? Setelah pulang kamu malah mendiamkan aku. Kalau saja aku tak hamil, aku akan menjadi apa di keluargamu? Aku punya suami tapi rasanya seperti menjadi janda saja. Aku pergi" ucap Marisa langsung berbalik meninggalkan Daniel. Namun ternyata Daniel menggapai tangan Marisa.

"Marisaa..."

Setelah memanggil dan menahan Marisa, Daniel masih diam tak berkata apa-apa. Pikirannya sedang berkecamuk.

Batin Daniel: apa yang telah ku lakukan? Kenapa aku seperti ini? Istri yang sedang mengandung anakku aku abaikan. Sedangkan aku, memikirkan wanita lain yang belum tentu juga memikirkan aku. Bisa saja dia sedang bahagia dan menertawakanku disana. Hanya aku yang sedih disini. Aku harus bangkit, aku tak boleh seperti ini. Reva harus tau bahwa aku bisa bahagia tanpa dirinya.

"Ada apa?? Kenapa kamu diam saja?" ucap Marisa membuyarkan lamunan Daniel.

Tanpa aba-aba Daniel langsung memeluk Marisa yang membuat Marisa terkejut dengan perubahan sikap suaminya itu.

"Kenapa kamu tiba-tiba-"

"Terimakasih Marisa... Terimakasih. Dan juga, maafkan aku" ucap Daniel sambil mengeratkan pelukannya.

My Boss My Phonesex PartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang