Part 6: Move on

16 7 2
                                    

"Tak ada kata sulit ketika kita sudah melibatkan Allah dalam hidup kita. Jika membolak-balikkan hati sangatlah mudah bagi-Nya, maka tak sulit bagi-Nya untukku bisa melupakanmu"

--Fikrah

                                 ***

Hari ini adalah hari pertama Fikrah masuk sekolah setelah libur panjang akhir semester dan hari ini pula ia memasuki kelas 12 IPS-1 di SMA Nusabangsa jakarta.

Fikrah: "Kakk.. Cepetan katanya mau nganterin aku" teriak Fikrah pada Rayyan yang ingin mengantarnya sekolah

Rayyan: "Kamu bareng aja sama Radit ya, kakak buru-buru ada meeting mendadak sama klien"

Fikrah: "Yaudah deh..  Kak Raditttt ke kampusnya bareng aku yaaa aku udah telat nih"

Radit: "Iya sayang bentar hhha!!" jawab Radit sambil tertawa karena telah menggoda adiknya itu

Fikrah: "Apaan sih sayang sayang jijik banget" kata Fikrah geli mendengar hal itu

Beberapa menit kemudian Radit sudah siap

Radit: "Yukk"

Fikrah: "Lama amat lu" rajuk Fikrah

Radit: "Ya sorry.. Tau sendiri gue kalo ke kampus harus cool biar banyak yang naksir" ujar Radit sembari mengusap rambutnya kebelakang lalu tersenyum kepada Fikrah

Fikrah: "Idihhh.. Jijik amat sih kak"

Radit: "Udah ah ayoo ntar kesiangan tau rasa lu"

Fikrah pun menaiki motor ninja punya Radit-- kakak ketiganya.

Mereka hanya butuh 10 menit untuk sampai di SMA Nusabangsa. Tetapi, Radit mendapat rekor tercepat dalam 5 menit ia bisa sampai di sekolah adiknya.

Fikrah: "Lo gila!! Ngebut amat" amarah Fikrah meluap karena dalam perjalanan tidak sedikitpun digubris oleh kakaknya itu

Radit: "Daripada lo telat" ucap Radit sembari menahan tawanya

Fikrah: "Tapi lo buat gue jantungan"

Radit: "Yaudah deh maaf adikku sayang" ucapnya lebay

Fikrah: "Astagfirullah kak lebay amat sih" ucap Fikrah tak bisa menahan tawanya

Disela canda tawa sepasang adik kakak tersebut, sosok laki-laki tengah memandangi mereka dari arah berlawanan. Fikrah yang melihat  padangan tersebut sekuat mungkin ia menghindarinya dan memutuskan untuk menyelesaikan perbicangannya bersama sang kakak dan meminta ijin untuk masuk ke kelasnya.

Fikrah berjalan dengan sangat cepat ke arah kelasnya karena dia merasa bahwa sosok laki-laki tadi tengah mengikutinya tanpa henti.

"Fik... Tunggu!! Gue mau ngomong sama lo" teriak laki-laki itu

Tetapi, Fikrah menghiraukan teriakan tersebut dan terus berjalan secepat mungkin ke arah kelasnya.

Nafas Fikrah tak teratur karena lelah menghindari orang tersebut.

Sasha: "Kenapa Fik" tanya sasha sahabatnya karena melihat Fikrah seperti sudah dikejar setan

Fikrah: "Gak papa.."

Sasha: "Yakin Fik?" tanya sasha

Fikrah: "Iya.." jawab Fikrah dengan nada yang sangat pelan

Sasha pun mengangguk dan mengeluarkan sesuatu di tasnya

Sasha: "Oh iya Fik.. Ini ada surat dari si Barra tadi pagi dia nitipin ini ke aku buat dikasih ke kamu"

Fikrah: "Buang aja Sha" katanya datar

Setitik RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang