Fikrah: "Makasih ya kak, udah mau nganterin aku padahal sekarang lagi hujan" ujar Fikrah merasa tidak enak hati karena telah merepotkan Tama
Tama: "Iya nggak papa kok.. Nih" kata Tama sambil memberikan sesuatu pada Fikrah
Fikrah: "Nggak usah kak, deket ini tinggal lari aja" jawab Fikrah sembari tersenyum pada Tama
Tama: "Hujannya deres, nanti kamu sakit lagi pake ya" paksa Tama dan Fikrah yang melihat itu menatapnya kemudian tersenyum dan mengambil payung tersebut untuk dipakai menyebrangi hujan
Fikrah: "Yaudah kalo gitu aku duluan ya kak.. Assalamu'alaikum" ujar Fikrah sambil membuka pintu mobil dan keluar memakai payung yang Tama berikan padanya
Tama: "Wa'alaikumussalam" jawab Tama menahan senyumnya karena bahagia
Tama terus memerhatikan Fikrah yang berjalan dengan sangat anggun serta menikmati derasnya hujan dengan terus mengulurkan tangannya pada hujan.
Beberapa saat kemudian, Tama mulai melajukan mobilnya dan akan pulang ke rumahnya.
***
Sasha: "Fik.. Lo dianterin sama siapa?" tanya Sasha heran karena ia tak mengenali mobil yang telah mengantarkan FikrahFikrah; "Yang itu? Ahh itu kak Tam.." perkataannya terpotong karena perhatian Sasha teralih pada tangan kiri Fikrah yang dibaluti dengan perban
Sasha: "Lo kenapa?" tanya Sasha cemas
Fikrah: "Gak papa kok" jawab Fikrah sembari tersenyum
Sasha: "Gue gak percaya, pokonya lo harus cerita sama gue saat ini juga" paksa Sasha
Fikrah: "Yaudah.. Gue cerita tapi pengen di kelas yuu bentar lagi masuk" kata Fikrah sembari melemparkan senyumnya pada Sasha dan dijawab dengan anggukkan. Dua gadis tersebut terus berjalan melewati koridor sekolah dengan santai tanpa ada topik pembicaraan satupun diantara keduanya
Sasha: "Jadi gimana?" kata Sasha saat mereka telah duduk
Fikrah menghela nafas dan menceritakan hari kemarin yang menurutnya sangat panjang dan mengerikan
Sasha mengepalkan tangannya marah kepada orang yang telah membuat sahabatnya terluka
Sasha: "Bangsat banget tuh orang! Liat aja ntar kalo ketemua sama gue bonyok tuh" ujarnya sembari marah-marah tidak jelas
Fikrah: "Udahlah.. Lagipula udah lewat juga" kata Fikrah menenangkan Sasha
Sasha: "Terus kak Tama yang nolongin lo kenapa dia mau nganterin lo sekolah?"
Fikrah: "Ya karena dia baik" jawab Fikrah santai
Sasha: "Lo suka sama kak Tama?" tanya Sasha tiba-tiba
Fikrah: "Lo gila! Ya nggak mungkinlah" elak Fikrah
Sasha: "Kenapa nggak? Didunia ini nggak ada yang mustahil Fik!" ujar Sasha menegaskan
Tak ada jawaban dari Fikrah, dia hanya terdiam merenungi perkataan Sasha
Bel masuk telah berbunyi hingga akhirnya Sasha yang ingin kembali bertanya terhenti karena guru pun sudah masuk ke kelas mereka.
***
Handphone Fikrah bergetar, ia bergegas untuk melihatnya memastikan siapa yang mengirimi ia pesan
Kak Tama:
Fik.. Aku udah didepanMata Fikrah seketika melotot, ia tak menyangka ternyata Tama benar-benar menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setitik Rasa
Teen FictionMelihatnya adalah kebahagiaan yang datang tiba-tiba Mendengar namanya terasa menggetarkan jiwa Mencintainya adalah anugerah yang sangat indah Mengingatnya adalah hal yang membuat jiwa terluka.. Cinta dalam diam memang selalu tersiksa Karna ku tak pe...