LO NGAPAIN ELORA?!
Aku langsung mengusap-ngusap wajahku seraya membenahkan pikiranku yang baru kusadari sedari tadi tersenyum memikirkan kejadian tersebut.Setelah sadar, aku menoleh karena merasakan kasur bergetar oleh notif dari ponselku. Sebuah ajakan group call dari Dea, Vero, dan Astrid.
Mengangkat panggilan tersebut,
"ELORAAAAA"
"LO NGAPAIN BEGO SAMA AKRAM?!"
Semua orang serasa meneriakiku tanpa bergantian, gendang telingaku sampai bergetar.
Jantungku benar-benar berdegup sekaligus penasaran apa yang sebenarnya terjadi.
"Udah ego, biar Elora ngomong dulu!" suara terakhir berasal dari Astrid sebelum mereka semua hening untuk mendengarku giliran berbicara.
"Apaansih...?" Aku benar-benar kebingungan. "Aduh gue jadi deg-degan nih! Emang kenapa sih?"
"Lo tadi pulang sama siapa, Lor?" Dea.
"Lo pulang sama Akram kan?" Astrid.
"Foto lu boncengan nyebar di grup basket, jir!" Timpa Veroline.
"DEMIAPA?!" Aku berteriak membuat entah bibi atau bunda yang sedang di lantai bawah berteriak bertanya ada apa.
"Cek mpc cepettt"
Aku bergegas menggerakkan jemariku lalu membuka groupchat kami.
Aku ingin mati saja. Benar-benar ada seseorang yang mengabadikan momen tadi. Lalu ia menyebarkannya ke grup basket?
Apa akan terulang kejadian pulang sekolah tadi? Akan lebih banyak orang yang ingin menyerangku?
Kemungkinan terburuk yang akan terjadi adalah satu sekolahan tau, semua memandangku sebelah mata, lalu aku pasti akan lebih banyak berurusan lagi dengan Akram. Semua yang kusebutkan barusan, aku tidak yakin aku dapat melewatinya.
Aku benar-benar ingin balik ke Bandung.
"Gue harus gimana, guys?" tanyaku dengan lemas. "Siapa Ver yang ngirim?"
"MAMPUS AKRAM MARAH" saut Veroline membuatku sontak membelalak.
"Hah gimana gimana?"
"Spill dong, Ver!" suara Dea dan Astrid bersautan."Dia bilang 'unsend goblok tolol', gitu!" Vero mengakhirinya dengan ketawa lepas.
Seketika sambungan group call terputus. Hendak memencet multi-chat kami bertiga, jantungku langsung sangat berdebar, melihat ada notifikasi baru. Bisa tebak siapa? Tentu saja, Akram.
akram : Elora
Benar-benar tipikal anak SMA yang luarnya cool tapi dalemnya amit-amit, sih. Sangat bisa dilihat dari profile Line-nya.
Pose ava Line di atas Vespa, mengenakan kaos deus biru, Vans Checkerboard, kacamata hitam, dan tidak lupa lagi, header Line Zara Adhisty.
"ya?" Jawabku.
Memang harusnya aku langsung saja kepada intinya, yaitu menyuruhnya menjauhiku sejauh mungkin sampai aku tidak akan melihatnya lagi seumur hidup. Namun tentu saja orang sepertiku tidak punya keberanian sebesar itu.
akram : Km pasti udah tau kan?
akram : Maafin gua yak
akram : Yang moto Dion, nanti sore gue abisin dia
akram : Gua udah suruh hapus sih, walau gua yakin emang udah kesebar kemana-mana. Tapi kamu jgn khawatir, kamu gaakan kenapa-napa
KAMU SEDANG MEMBACA
a copy of you
Teen FictionElora Audi Bethania, murid pindahan dari Bandung ke Jakarta, pada hari pertama sekolahnya telah diberikan perhatian khusus dari laki-laki idaman satu sekolah, Akram Ravindra. Akram Ravindra, ketua geng, pentolan basket putra, yang terkenal anti-cewe...