Chapter 9

2 0 0
                                    

***

~11 tahun setelahnya~

Shio's Video and Entertainment, merupakan salah satu production house yang bergerak di bidang perindustrian perfilman dan video. Perusahaan yang cukup terlihat besar, cukup terkenal dan memiliki reputasi yang bagus. Meskipun pernah mengganti nama perusahaannya namun tetap tak membuat perusahaan itu memiliki reputasi buruk, bahkan perusahan atas nama keluarga Edoyume itu termasuk 5 perusahaan video terbaik didunia. Setiap aktor dan aktris maupun model yang ikut ambil peran disana, akan terkenal dengan cepat. Bahkan penghasilan para kru dan pemainnya pun sangat mahal dibandingkan perindustrian film dan video lainnya. Cukup membuat sang pemiliknya merasa puas atas prestasinya dikhalayak umum itu.

Tampak disalah satu ruangan teratas dari gedung berlantai 10 itu, seorang pria yang hampir selalu tampak wibawa itu terlihat lebih lesu dari biasanya. Lebih tak semangat dari biasanya. Dan juga lebih pendiam dari biasanya... Ahh, tidak! Memang ia sudah tak secerewet dulu sih. Ryuuki Edoyume--begitulah ia dikenal dikalangan usahawan muda, duduk malas di meja kerjanya dengan beberapa lembar dokumen yang berada di hadapannya hanya dilihat tanpa minat untuk disentuh sama sekali. Rapat hari ini membuatnya lelah lahir batin, mungkin sedikit refreshing akan mengendurkan rasa stres nya. Tetapi pemilik sekaligus pengurus perusahaan itu tidak bisa beristirahat sekarang, saat masih terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Sedikit malas dan enggan, Ryuuki mencoba kembali membuka dokumen-dokumennya dan mulai bekerja lagi.

"Kau benar-benar tampak seperti robot pekerja..." tiba-tiba dengusan suara seseorang mengalihkan perhatian Ryuuki dari tumpukan kertas ke arah sosok yang berdiri di ambang pintu. Penampilan yang modis dan begitu stylish, siapa lagi jika bukan aktor ternama, Yuusuke Shirai.

Ryuuki tersenyum kecil, "Shi-chan, sedang apa kau disini? Ada yang kau butuhkan?" Tanya sang Edoyume lembut. Waktu sama sekali tak melunturkan rasa sayangnya terhadap temannya itu. Meski ada sedikit perubahan, rasa itu tetaplah rasa sayang terhadap sahabat lamanya. Hal itu terbukti dengan Shirai menjadi salah satu model dan aktor terkenal yang mendiami production house nya selama lima tahun ini, yaitu sejak pertama kali Ryuuki mendapatkan hak atas perusahaan turun temurun dari keluarga ayahnya ini.

Shirai menggeleng perlahan sambil membuka bungkusan permen miliknya. "Aku hanya mampir untuk melihat keadaanmu. Setelah meeting kau tampak sangat kelelahan." Iapun memasukkan permen itu ke dalam mulutnya, manis~ "Kau baik-baik saja, kan Ryuu?"

"Aku baik-baik saja." Jawab Ryuuki singkat, "Dan berhenti terlalu mengkhawatirkanku seperti itu. Demi Tuhan! Aku sudah berumur 27 tahun, Shi-chan..."

Shirai tertawa sebentar, kemudian melirik sebuah figura kecil di meja kerja Ryuuki, "Bagaimana dengan keluargamu?" Ryuuki mengikuti arah pandangan Shirai. Sebuah potret keluarga bahagia. Dirinya, Mitsuha--sang istri--dan seorang bocah laki-laki kecil diantara mereka. "Baik." Ucap Ryuuki akhirnya.

Shirai mengangguk, "Kau masih menyukainya?"

"Mitsuha?"

"Bukan, tetapi... teman lamaku itu." lanjut Shirai sebenarnya hanya sedikit ingin tau tentang perasaan terpendam milik sahabat karibnya ini.

Mengerti maksud arah pembicaraan sang sahabat, tangan Ryuuki berhenti bergerak diatas kertas dan hanya terdiam membeku, "Aku... Tidak tahu." Nada suara yang ditampilkan pria safir itu terdengar ragu.

"Begitu ya... Aku mengerti." Ucap Shirai lagi, "Pasti sulit bagimu untuk melupakannya." sedikit banyak ia juga mengerti tentang perasaan sahabatnya itu, karena sejujurnya ia juga merindukan teman lamanya yang tak pernah terlihat lagi sejak bertahun-tahun. Bahkan jejak keluarganya pun tak lagi dapat ditemukan oleh Shirai. Mereka kembali pindah... Entah kemana.

AbnormalWhere stories live. Discover now