"Ketika kamu ingin menjauh, namun hati tak hentinya mengeluh, cukup ikuti kata hati. Berhenti bila perlu, bertahan jika kuat menunggu."
-Keano Gavin-
"Xilaa, bangun sayang. Ada temenmu di bawah," teriak Astri dari lantai bawah untuk membangunkan putrinya yang masih terlelap.
Xila yang mendengarnya mengerjapkan matanya. Mencari kesadaran untuk bangun.
"Hoahm," uapnya karena masih sedikit mengantuk.
Gadis itu lalu beranjak dari kasurnya, kemudian masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Tak perlu waktu lama, hanya setelah sekitar 8 menit an, Xila sudah keluar dari kamar mandi dengan wajah segarnya.
Tunggu. Dia mengingat sesuatu.
Tadi mama nya berkata bahwa ada temannya dibawah?Sejak kapan dia punya teman? Selain Pingga tentunya.
Jika Pingga memang menjemputnya maka sudah pasti gadis itu akan me spam chat kepada Xila tepat di malam sebelumnya.
Siapa? Tanya Xila bergumam.
"Xila, cepet sayang ayo sarapan." lagi lagi dia terkejut oleh teriakan mama nya. Akhirnya dia mendengus lalu menuju ke lantai bawah, untuk sarapan.
Setelah sampai di ruang makan, Xila celingukan mencari dimana yang di maksud teman oleh mamanya?.
Deg
Rahang Xila terbuka sempurna ketika melihat siapa yang datang?.
"Azra?" Gumamnya sambil mengerjapkan matanya polos.
Sedangkan yang di tatap hanya menyunggingkan senyumnya.
Akhirnya mereka bertiga memulai sarapan dengan khidmat
"Kamu harusnya enggak perlu jemput aku tadi, aku bisa berangkat sendiri." ujar Xila setelah mereka berdua sampai di parkiran, tak lepas dari pandangan fangirl Azra tentunya.
"Apa salahnya sih jemput doi?" goda Azra sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Terserah kamu!" kesal Xila lalu meninggalkan Azra di parkiran.
"Yaelah gitu ae ngambek neng!" teriaknya kepada Xila yang sudah menjauh. Menahan semburat merah di pipinya tentunya.
Xila tak habis pikir, bagaimana bisa ada makhluk seperti Azra menyukai dirinya?. Bahkan seorang gadis yang sangat tertutup. Sangat amat tertutup lebih tepatnya.
Entahlah, sejauh mana semua ini tergantung kehendak maha kuasa, Allah.
***
Ciee
Ciee
Acie aciee
Sorakan dari mulut penuh dosa Pingga terus berkoar menggoda Azra dan Xeila.
"Tunggu apa lagi Zra? Jangan sampai di embat si Dipta." ucap Bintang santai.
"Enak aja si es bernyawa itu!" ketus Azra.
"Kalo lo kelamaan nembak nya, ya gue duluan aja." celetuk Dipta datar.
Sontak. Semua menoleh ke arah nya.
"LO BENERAN SUKA SAMA GEBETAN GUE?!" sembur Azra langsung.
Dipta tersenyum sangat amat tipis, "Gue normal, gue masih suka sama manusia." gumam nya, namun tak di dengar siapa pun.
Dipta mengangkat bahunya acuh, "Jangan kelamaan." pesan nya kemudian berjalan meninggal kan markas inti monochrome.

KAMU SEDANG MEMBACA
XEIZRA [HIATUS]
Fiksi Remaja"banyak misteri dibalik history". Semuanya tertata rapi, bak skenario yang sudah tertulis jelas nyatanya, semua terarah dan ketika rahasia terbongkar. Maka akhir dari segalanya segera terjadi. • 13 JULI 2019 •