Bagian 6

389 34 2
                                    

Hari ini Andreas begitu gusar, sudah 3 hari berlalu sejak mereka meminta tenggang waktu kepada Skylar untuk memberikan jawaban. 30% saham yang di tawar secara aneh, membuatnya berpikir kalau penawaran waktu itu hanya main-main, namun nyatanya itu merupakan penawaran serius. Andreas entah kenapa merasa ada hal yang tidak beres di balik semua ini.

"Tuan Andreas, tuan Frans. Silahkan masuk bos saya sudah menanti kedatangan anda," ucap sekertaris Sky.

Keduanya memasuki ruang kantor Sky, tampak Sky dan seorang pria yang merupakan asistennya sedang berbincang. Begitu melihat Frans dan Andreas dia langsung berdiri dan menyalami mereka berdua dengan senyum dan ramah tamah. Perasaan gusar Andreas langsung menghilang entah kemana, begitu melihat keramahan Sky.

"Jadi, kita langsung ke intinya. Apa jawaban anda, atas penawaran 3 hari lalu, Tuan Andreas,"

"Cukup panggil Saya Andreas, tidak perlu pakai tuan. Kedatangan saya dan ayah saya kesini, kami setuju untuk menjual 30% saham kami kepada anda. Tapi, kami berharap kalau pembayaran bisa di lakukan secepatnya, mengingat kondisi kami yang semakin tidak stabil,"

"Anda tidak perlu khawatir. Begitu saya selesai dengan semua dokumen ini, pembayaran pasti akan langsung sampai ke anda. Anda tentu masih ingat dengan asisten kurang ajar di waktu meeting, dia akan segera mengirimkannya. Saya bukan orang yang main-main dalam bisnis penting seperti ini."

Selesai menandatangani semua dokumen, ada notifikasi yang masuk pada hp Frans dan Andreas, mengatakan bahwa pembayaran sudah selesai di lakukan. Senyum terlihat di bibir Frans dan juga Andreas, perusahaan mereka setidaknya akan stabil untuk beberapa bulan kedepan. Setidaknya mereka dalam jangka waktu itu akan berusaha mencari investor lain, atau membereskan masalah dari dalam perusahaan. Selesai dari urusan ini Andreas langsung pergi menuju restoran Lisa, karena wanita itu memintanya untuk menemani nya makan siang. Awalnya Andreas malas, namun karena di bujuk oleh sang papa, akhirnya dia dengan terpaksa menerima ajakan Lisa.

Begitu memasuki restoran, Andreas melihat Lisa yang sedang duduk di pojokan. Andreas langsung menghampiri Lisa yang menyambut nya dengan senyuman. "Sorry Lis, lama. Biasa ada urusan mendesak,"

"Ga apa-apa kok ndre, aku cuman mau ngajakin kamu makan siang, sama refreshing sedikit. Kamu bisa kan ndre, ayolah kita kan temen lama,"

"Okey, tapi cuma hari ini saja, aku sibuk soalnya."

Setelah selesai makan, Lisa mengajak Andreas, ke sebuah showroom. Kemudian lanjut meninjau ke sebuah hotel. Andreas tidak mengerti kenapa Lisa mengajaknya ke kedua tempat itu, karena dia tidak ingin membeli mobil atau pun menyewa hotel. Lisa mengajak Andreas berputar-putar hingga mereka sampai di sebuah club malam di pinggiran kota, dan Lisa mengajak dia ke sana.

"Lis, ngapain kita ke sini. Aku ga suka tempat kayak gini, tempat seperti ini bisa mencoreng reputasiku,"

"Santai aja lah ndre, sekali-kali nikmatin hidup. Sini, kita minum dulu. Tenang ini ga berakohol, ayo temeni aku."

Dengan terpaksa Andreas mengikuti kemauan Lisa, entah berapa gelas yang sudah dia minum. Kepalanya mulai sedikit terasa pusing dan kemudian dia tak sadarkan diri. Lisa hanya tersenyum, dia kemudian menyuruh orang-orang yang mengikutinya untuk membawa Andreas ke suatu tempat.

Pagi harinya Andreas terbangun dengan kepala pusing. Begitu dia melihat ke sekelilingnya, dia yakin ini bukan kamarnya. Terlebih lagi, dia merasa tak mengenakan pakaian dan hanya ada selimut tipis yang menutupi tubuh bagian bawahnya. Tidak hanya itu ada tangan yang sedang memeluknya, Andreas tau wanita di sebelahnya juga tak mengenakan pakaian, Andreas kemudian berusaha melihat wajah wanita itu, di sibakkan sedikit rambut yang menutupi wajahnya, dan wajah wanita itu membuatnya kaget. Awalnya Andreas mengira wanita itu Lisa, tapi yang ada di sampingnya wajah itu, itu adalah wajah istrinya Freya, yang menghilang bertahun-tahun lalu. Andreas yang masih tidak yakin kemudian mencubit pipinya dan terasa sakit, yang artinya ini bukan mimpi.

Freya kemudian menggeliat kecil, Andreas sangat gugup dia membayangkan berbagai hal buruk jika Freya bangun nanti,apalagi tubuhnya sangat tegang. Perlahan-lahan Freya membuka matanya, dia melihat ke arah Andreas yang gugup.

"Mas Andreas,"ucapnya yang membuat Andreas berkeringat. "Mimpi yang aneh sekali, tapi ini mimpi yang nyata, aku kangen sama kamu mas." Freya tanpa sadar mencium Andreas tepat di bibirnya.

Andreas yang awalnya kaget tiba-tiba di cium, akhirnya ikut menikmati ciuman itu, dia sudah lama menantikan hal itu dan akhirnya hal itu berlanjut ke hubungan yang lebih intim. Selesai dengan hal itu nafas Andreas terengah-engah di benamkannya kepalanya di leher Freya. Freya sendiri sudah sadar kalau ini bukan mimpi di pertengahan hubungan tadi, namun karena dia juga merindukan suaminya, akhirnya dia ikut menikmatinya. Tidak lama terdengar suara isakan dari Andreas, dan yang bisa Freya lakukan hanya mengelus punggung suaminya.

Begitu tangisan Andreas reda. Mereka berdua saling pandang satu sama lain, senyum tak lepas dari mereka berdua, hingga kemudian Andreas bangkit dan membawa istrinya ke kamar mandi. Seusai sholat bersama, keduanya masih saling tatap satu sama lain, hingga akhirnya Andreas berbicara.

"Aku yakin kamu pasti masih hidup, belahan jiwaku,"

"Begitukah? Kukira mas melupakanku dan menganggapku sudah mati,"

"Tidak sehari pun, aku melupakanmu setelah kejadian itu, aku masih yakin kau hidup juga anak-anak kita. Dan ternyata penantianku tak sia-sia kamu kembali, meskipun kita harus terjebak di kejadian yang canggung," wajahnya memerah saat membahas hal itu.

Freya tertawa kecil "Ya memang aneh sekali, tapi untungnya kita tidak berpernah bercerai jadi yang tadi tidak di anggap berzina. Meskipun aku tak yakin 100%,"

"Kalau kamu tidak yakin, kita bisa ijab qabul lagi. Agar kamu yakin, mungkin kali ini pesta pernikahan kita harus mewah. Tapi, yang terakhir kali ku ingat aku pergi minum bersama Lisa kenapa aku bisa berakhir di atas ranjang bersamamu,"

"Mana aku tau. Dan, siapa Lisa? Kamu punya kekasih baru dan berani ngelakuin hal tadi sama aku,"

"Tenang sayang, biar kujelaskan dulu. Lisa hanyalah temanku, dia memintaku menemaninya kemarin, kami tidak punya hubungan apapun dengannya. Hatiku hanya untukmu sayang. Aku bertemu denganya di restoran miliknya beberapa hari lalu, kalau bukan karena Ayah yang memaksaku menemaninya aku juga tidak mau, sebentar aku punya kontaknya siapa tau kamu kenal dia dan tak cemburu padaku. Ya meskipun kemungkinan nya kecil."

Andreas kemudian memperlihatkan foto Lisa yang ada di kontak whatsapp nya. Otomatis Freya terbelalak kaget, karena Lisa adalah salah satu manager di salah satu restoran miliknya, Freya kemudian sedikit memutar ingatannya dan semuanya menjadi jelas sekarang. Dia hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya tak habis pikir dengan kejadian itu. Tentu saja itu membuat Andreas agak bertanya-tanya.

"Kamu kenapa sayang? Tiba-tiba senyum dan geleng kepala gitu. Ada yang aneh padaku, atau kenapa,"

"Bukan mas, kurasa aku tau siapa penyebab kita berakhir seperti ini. Asal kamu tau ya mas. Lisa ini, dia adalah salah satu manager di salah satu cabang restoran milikku.Kurasa hanya dia yang bisa menyuruh Lisa melakukan hal ini,"

"Serius? Dia manager di salah satu restoran kamu? Lantas kenapa dia mengaku padaku kalau dia pemilik restoran itu, dan siapa yang membuat kita seperti ini."

Saat Freya hendak menjawab, terdengar suara ketukan di pintu, keduanya kemudian saling tatap, mereka berdua kemudian membuka pintu dan ada Kenzo di hadapan mereka. Yang membuat Andreas terkejut.

"Lama tak berjumpa...papa."

12 Siblings (remake dari find my 8 Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang