Part 10 Underground City Arc Begin

364 26 2
                                    

Memasuki Underground City, mereka di sambut dengan pemandangan rumah-rumah besar yang terbuat dari batu. Rumah-rumah ini sudah berdiri sejak zaman purba, di mana awalnya ini merupakan situs arkeologi, namun sejak kerusuhan di tahun 1970, tempat ini beralih sebagai pasar gelap hingga akhirnya menjadi sarang mafia seperti ini. Beberapa orang berpakaian hitam melirik mereka, namun mereka hanya diam karena mengenali Daniel dan Sean, sementara beberapa Night Butterfly, menggoda mereka yang mendapat pelototan dari Flora yang membuat mereka lari ketakutan.

Mereka akhirnya sampai ke sebuah gym, bernama Ruena Gym, tempat Daniel dan Sean, menyewa bodyguard. Keenamnya memasuki tempat itu, begitu sampai ke dekat resepsionis, beberapa pria berpakaian hitam, langsung menangkap Daniel dan Sean.

"Apa-apaan ini. Apa kalian lupa siapa aku," sentak Daniel.

"Kami tau, siapa anda tuan. Tapi, bos Ruena menyuruh kami membawa anda dan tuan Sean, menghadap dirinya untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Harap anda tak melawan, dan menuruti kami. Kami tak ingin menggunakan kekerasan pada anda," ucap salah satu dari mereka.

"Baiklah, kami akan ikut. Lepaskan aku!!! Tapi, aku ingin mereka berempat ikut, jika kalian menolak maka aku tidak akan sudi untuk ikut dengan kalian." ucap Daniel.

Orang-orang itu memandang Guntur, Fania, Flora dan Guruh dengan seksama. Kemudian mereka saling lirik satu sama lain, dan akhirnya bodyguard yang berbicara dengan Daniel menganggukkan kepala. Dan membawa mereka berenam ke sebuah ruangan di lantai 2. Ruangan itu lumayan nyaman ada beberapa sofa di tengah ruangan dengan meja yang merupakan layar touch screen dan ada beberapa lukisan yang terdapat di dinding, selain itu ada 4 orang yang berjaga di setiap sudut ruangan itu. Mereka berempat di persilahkan duduk, Daniel dan Sean sudah sangat tegang, Flora dan Guruh seperti biasa tak peduli, mereka dengan santai melihat-lihat ruangan itu, Guntur dan Fania sangat tenang. Guntur tak berekspresi sama sekali, sedangkan Fania duduk tenang dan menutup kedua matanya.

Pemandangan ganjil itu tak luput dari penglihatan para bodyguard di ruangan itu, biasanya orang-orang akan ketakutan ketika akan bertemu dengan bos mereka. Gerak tubuh dan ekspresi yang di tunjukkan Daniel dan Sean, adalah hal yang biasa mereka lihat. Namun 4 orang yang lainnya, terlalu santai dan seperti tidak merasakan bahaya apapun. Keempatnya menganggukkan kepala dan mulai melepaskan hawa negatif atau bisa di bilang niat membunuh, sejak kecil mereka sudah di didik untuk menjadi pembunuh bayaran. Lahir di salah satu area miskin di indonesia, menyebabkan mereka harus berjuang sejak kecil. Awalnya keempatnya adalah anak baik-baik, namun mereka berubah, saat orang tua mereka dengan tega menjual mereka untuk di jadikan budak. Dari sana mereka mengalami siksaan demi siksaan, hingga suatu hari saat mereka ingin bunuh diri, mereka bertemu Ruena yang memperlihatkan pada mereka jalan hitam, keempatnya berhasil menghabisi tuan yang menyiksa mereka, dan sejak saat itu mereka mulai melakukan pekerjaan kotor, menghabisi siapapun yang menghalangi Ruena.

Hawa membunuh itu memenuhi ruangan, Daniel dan Sean semakin tertekan, bahkan mereka sudah hampir kehilangan kesadaran, jika Guntur tak menepuk pundak keduanya, yang menyebabkan hawa aneh itu perlahan-lahan menghilang.

"Kenapa kalian berdua? Ngantuk? Bisa-bisanya di tempat kayak gini kalian mau tidur," ejek Guntur yang membuat Guruh dan Flora melirik mereka.

"Tidur? Bisa-bisanya. Entah kalian berdua itu terlalu santai apa gimana, seenaknya aja mau tidur," timpal Flora.

"Bukan gitu, memang kalian tidak merasakan hawa aneh yang menekan dari tadi," tanya Sean.

"Hawa aneh? Oh yang barusan." Guruh melihat keempat orang itu, dan tersenyum. "Mereka yang ngelakuin hal tadi, tapi biasa aja. Level masih dasar saja sok kuat, orang normal mungkin ketakutan, tapi itu ga ngefek sama aku. Keluarkan aura kalian yang paling kuat, pembunuh bayaran tidak mungkin hanya punya aura sekecil ini."

Keempatnya kaget mendengar penuturan Guruh, namun tidak lama kemudian mereka tertawa keras, ketika menyadari sesuatu.

"Sepertinya kalian pernah ikut pelatihan tentara atau polisi, tidak heran jika kalian tidak terpengaruh dengan aura kami, kali ini kalian akan merasakan aura yang sesungguhnya dan kalian akan ketakutan.

Keempatnya melepaskan hawa membunuh yang begitu pekat. Hingga membuat Daniel dan Sean kesulitan bernapas, mereka merasa seperti ada yang mencekik leher mereka dan akan menghabisi mereka dengan instan.Flora langsung menyentuh keduanya dan membuat perasaan aneh itu menghilang dan mereka merasa normal lagi.

"Cukup." kata Guntur. "Permainan anak kecil ini, kita akhiri di sini. BERLUTUT!!!!

Hawa yang lebih besar dan mengerikan menekan keempatnya, dalam sekejap mereka langsung berlutut, dengan wajah yang menampilkan ketakutan, keringat dingin membanjiri seluruh tubuh mereka. Dalam 30 tahun masa hidup mereka, baru kali ini mereka bertemu dengan seseorang yang setaraf dengan bos mereka. Kenyataan itu mengguncang hati mereka dan tidak lama kemudian keempatnya jatuh pingsan dengan ekspresi ketakutan.

"30 detik. Not bad lah, lagian abang cuma keluarin hawa sekecil itu. Jadi butuh waktu lama deh, mereka ingin orang-orang yang kemarin membunuh salah satu pengusaha di kota sebelah, tak kira kuat. Ternyata hanya tingkat dasar." keluh Guruh.

Tepat di saat Guruh selesai mengeluh, pintu terbuka dan 4 orang berpakaian hitam dan seorang wanita memasuki ruangan itu, ekspresi kelimanya langsung berubah ketika melihat keempat orang lainnya pingsan dengan ekspresi ketakutan. Wanita itu memandang mereka berenam dengan marah.

"APA YANG SUDAH KALIAN LAKUKAN DENGAN ANAK BUAHKU."

12 Siblings (remake dari find my 8 Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang